LABIOPALATOSCHISIS
Bibir sumbing (labioschizis) biasanya timbul scbagai cacat bawaan sejak lahir. Kelainan ini terjadi akibat gangguan dalam proses penyatuan bibir atas pada masa embrio awal.
Bibir sumbing yang ringan hanya tampak sebagai celah kecil di atas bibir atas dan tak terlihat jelas. Sumbing yang berat dapat terjadi di kedua sisi bibir atas dan membentuk celah sampai ke lubang hidung dan langit-langit (labiopalatoschizis).
Keadaan ini jelas mengganggu proses menghisap dan menolan serta gangguan berbicara. juga memudahkan terjadinya infeksi saluran pernapasan. Karena itu, bibir sumbing berat perlu dioperasi umuk mengoreksi kelainan.
Di Indonesia, jumlah tcrtinggi penderita kelainan ini terbanyak di Nusa Tenggara Timur yaitu enam sampai sembilan orang per 1.000 penduduk. Jumlah ini sangat tinggi bila dibanding kasus di internasional yang hanya satu sampai dua orang per 1.000 penduduk.
Operasi bibir sumbing idealnya dilaksanakan pada saat anak berusia 3 bulan dimana berat badannya minimal 5 kilogram dan kadar hemoglobin darah lebih besar dari 10 gram %. Sedang bagi penderita sumbing langit-langit dilaksanakan pada saat anak berusia 1,5-2 tahun untuk mendapatkan hasil bicara maksimal.
Tingginya angka kejadian dan komplikasi yang terjadi bila bibir sumbing terlambat ditindak lanjuti merupakan masalah yang serius. Oleh sebab itu, pada referat ini akan dibahas bagaimana menegakkan diagnosis secara dini agar komplikasi dapat dicegah.
Labiopalatoschisis adalah suatu kelainan kongenital yang sering dijumpai di Indonesia. Secara umum dapat dikatakan bahwa insidensi terjadi labio atau palatoschisis adalah 1 dari 1000 kelahiran hidup. Untuk Indonesia belum diperoleh angka insidensi. Kejadian labiopalatoschisis pada laki-laki adalah 2x lebih sering dari perempuan, manakala kejadian palatoschisis saja lebih sering pada wanita.
Kejadian labiopalatoschisis menempati urutan kesembilan dari 10 anomali kongenital yang paling sering yaitu deformitas kaki, hidrokel, hipospadia, mongolismus, kriptorkismus, penyakit jantung bawaan, polidaktili, hemangioma, labiopalatoschisis, hidrosefalus.