HYMEN,
KELAINAN DAN PENANGANANNYA SELUK
BELUK HYMEN VAGINAE,KAPERAWANAN,KEGADISAN,SELAPUT
DARA,VIRGIN,VIRGINITY,VIRGINITAS
ANATOMI
HYMEN
TEST
KEPERAWANAN DI PAYAKUMBUH SANGAT MENGHEBOHKAN TETAPI HARUS DITANGGAPI DENGAN
ARIF KARENA RUSAKNYA KEPERAWANAN BUKAN HANYA KARENA DEKADENSI MORAL TETAPI JUGA
KARENA AKTIFITAS OLAH RAGA TERTENTU YANG BERLEBIHAN Secara
embriologi, hymen merupakan sambungan antara bulbus sinovaginal dengan sinus
urogenital, berbentuk membrane mukosa yang tipis. Hymen berasal dari endoderm
epitel sinus urogenital, dan bukan berasal dari duktus mullerian. Hymen
mengalami perforasi selama masa embrional untuk mempertahankan hubungan antara
lumen vagina dan vestibulum. Hymen merupakan lipatan membrane irregular dengan
berbagai jenis ketebalan yang menutupi sebagian orifisium vagina, terletak
mulai dari dinding bawah uretra sampai ke fossa navikularis.2-8
Gambar 1. Embryologic origin of the hymenal membrane
Vagina menghubungkan genitalia eksterna dengan
genitalia interna. Introitus vaginae tertutup oleh hymen (selaput dara), suatu
lipatan selaput setempat. Pada seorang virgo selaput daranya masih utuh, dan
lubang selaput dara (hiatus himenalis) umumnya hanya dapat dilalui oleh jari
kelingking.. Pada koitus hymen robek di beberapa tempat dan sisanya dinamakan
karunkulae mirtiformes. Bentuk lain yang ditemukan pada hymen ialah hymen
kribriformis (menunjukkan beberapa lubang), hymen septus, dan sebagainya;
kadang-kadang hymen tertutup sama sekali (hymen imperforatus). Besarnya lubang
hymen tidak menentukan apakah wanita tersebut masih virgo atau tidak. Hal ini
baik diketahui sehubungan dengan kedokteran kehakiman. Di Indonesia keutuhan
selaput dara pada seorang gadismasih dihargai sekali; maka sebaiknya para
dokter memperhatikan hal itu. Pada seorang gadis yang memerlukan pemeriksaan
ginekologik, sebaiknya dilakukan pemeriksaan rectal .
BENTUK
HYMEN
Bentuk selaput dara pada setiap wanita akan
berbeda-beda antara satu dengan yang lain.ada empat macam bentuk selaput dara
yaitu:
1. Annular Hymen : bentuk
selaput dari ini melingkar penuh lubang vagina
2. Separate Hymen : bentuk
selaput dara ditandai dengan adanya beberapa lubang yang terbuka
3. Cribriform Hymen : bentuk
selaput dara ditandai dengan beberapa lubang terbuka, tapi lubang lebih kecil
dan terdiri dari banyak lubang dibandingkan separate hymen.
4. Paraous Introitus : hal ini terjadi
pada perempuan yang sangat pengalaman berhubungan sex, bisa saja lubang selaput
daranya masih tersisa/tidak robek atau pecah hanya membesar namun masih
menyisakan jaringan selaput dara.
Bentuk Hymen
|
Keterangan
|
Bentuk Hymen
|
Keterangan
|
Hymen anular dimana lubang hymen, berbentuk
cincin. ketika hymen mulai robek entah oleh karena hubungan seksual atau
aktivitas lain, maka lubang tersebut tidak berbentuk cincin lagi.
|
Hymen cribriform yang jarang,dikarakteristikkan
oleh beberapa lubang kecil
|
||
Hymen crescentic, atau lunar.Berbentuk bulan sabit
|
Hymen denticular yang jarang, berbentuk seperti
satu set gigi yang mengelilingi lubang vagina
|
||
Hymen seorang wanita yang pernah melakukan
hubungan seksual atau masturbasi beberapa kali.
|
Hymen fimbria yang jarang, dengan bentuk yang
ireguler mengelilingi lubang vagina
|
||
Hymen seorang wanita yang hanya pernah melakukan
aktivitas seksual sedikit atau pernah kemasukan benda.
|
Hymen yang terlihat seperti bibir vulva
|
||
Vulva dari seorang wanita yang pernah melahirkan.
Hymen secara lengkap hilang atau hampir hilang seluruhnya
|
Beberapa gadis lahir hanya dengan lubang sempit
pada hymen sehingga memerlukan operasi
|
||
Satu dari 2000 anak perempuan dilahirkan dengan
hymen imperforate
|
Hymen bersepta yang jarang sekali oleh karena
adanya jembatan yang menyeberangi lubang vagina
|
||
Hymen yang jarang, hymen subsepta, mirp dengan
hymen bersepta hanya septa tidak menyebrangi seluruh lubang vagina
|
KELAINAN
PADA HYMEN
Hymen
Imperforata
Hymen
imperforata/ Atresia hymen merupakan hymen dengan membrane yang solid tanpa
lubang.3,4,5. Hymen imperforata merupakan salah satu dari penyebab
Pseudoamenorrhea / Cryptomenorrhea (haid ada, tetapi darah haid tidak keluar)
yang bersifat kongenital dan abnormalitas ini terjadi pada bagian distal
saluran genitalia wanita. Hymen Imperforata merupakan kelainan yang dijumpai
pada wanita usia pubertas dengan keluhan perut membesar, teraba massa
intraabdominal yang disertai rasa sakit di abdomen secara periodik setiap bulan
atau secara progresif terus menerus akibat akumulasi dari darah menstruasi yang
tertahan di dalam cavum uteri (hematometra) serta di dalam vagina (hematokolpos)
yang tidak dapat keluar.
Hymen imperforata merupakan suatu malformasi
kongenital tetapi dapat juga terjadi akibat jaringan parut oklusif karena
sebelumnya terjadi cedera atau infeksi. Hymen Imperforata terbentuk karena ada
bagian yang persisten dari membran urogenital dan terjadi ketika mesoderm dari
primitive streak yang abnormal terbagi menjadi bagian urogenital dari membran
cloacal. Hymen Imperforata tanpa mukokolpos yang berasal dari jaringan fibrous
dan jaringan lunak antara labium minora sulit dibedakan dengan tidak adanya
vagina. Aplasia dan atresia vagina terjadi karena kegagalan perkembangan duktus
mullerian, sehingga vagina tidak terbentuk dan lubang vagina hanya berupa
lekukan kloaka
Gambar 1. Embryologic origin of the hymenal membrane wanita.3
ETIOLOGI
Selaput dara berasal dari tunas embrio vagina dari sinus urogenital.
Akibatnya, selaput dara adalah gabungan dari epitel vagina dan epitel dari
sinus urogenital sela oleh mesoderm. Setelah selaput dara menjadi berlubang
atau bentuk sebuah kanal pusat, membentuk komunikasi antara saluran vagina
bagian atas dan bagian depan vagina. Etiologis khusus untuk kegagalan untuk
menetapkan patensi tidak jelas. Penyebabnya mungkin berhubungan dengan
kegagalan apoptosis karena sinyal genetik dikirim, atau mungkin berkaitan
dengan lingkungan hormonal yang tidak pantas. Selain itu mungkin karena warisan
familial dalam generasi berturut-turut telah dijelaskan.
Kelainan kongenital himen imperforata secara pasti
belum jelas, akan tetapi beberapa peneliti ada yang menganggap karena adanya
gangguan pada gen autosomal resesif (Jones, 1972), gangguan pada transmitted
sex-linked autosommal dominant (Shohiv, 1978), adanya hormon antimullerian.
Selain itu diduga akibat produksi faktor regresi Mulleri yang tidak sesuai pada
gonad embrio wanita, tidak adanya atau kurangnya reseptor estrogen yang
terbatas pada saluran Muller bawah, terhentinya perkembangan saluran Muller
oleh bahan teratogenik.
INSIDENSI
Insiden terjadinya hymen imperforata adalah sebesar
0.1% dari seluruh wanita usia pubertas. Himen imperforata adalah kelainan
kongenital yang relatif jarang terjadi, di mana membran himen menutupi lubang
vagina sehingga haematocolpos, yang sering menyebabkan sakit perut pada anak
perempuan remaja. Penderita yang mengalami himen imperforata frekuensinya tidak
begitu banyak, yaitu 1 dalam 4000 kelahiran (Bryan dkk, 1949), 1 dalam 4000
sampai 10.000 kelahiran (ACOG). Kelainan kongenital ringan ini sering dijumpai,
yaitu tidak terbentuk lubang himen (hiatus himenalis). Sehingga tidak mungkin
terjadi aliran darah pada saat menstruasi, molimina menstruasi (rasa sakit saat
waktunya menstruasi tanpa diikuti pengeluaran darah) terjadi tiap bulan. Suatu
kegagalan perkembangan vagina untuk membuat suatu saluran pada lingkaran himen.
Kelainan ini tidak diketahui sebelum menarche.
GEJALA KLINIS
Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum
menarche, setelah itu akan terjadi molimenia menstrualia (nyeri yang siklik
tanpa haid), yang dialami setiap bulan. Sesekali hymen imperforata ditemukan
pada neonatus atau anak kecil. Vagina terisi cairan (sekret) yang disebut
hidrokolpos. Bila diketahui sebelum pubertas, dan segera diberi penanganan
asimptomatik, serta dilakukan hymenektomi, maka dari vagina akan keluar cairan
mukoid yang merupakan kumpulan dari sekresi serviks. Kebanyakan pasien datang berobat pada
usia 13-15 tahun, dimana gejala mulai tampak, tetapi menstruasi tidak terjadi.
Darah menstruasi dari satu siklus menstruasi pertama atau kedua yang terkumpul
di vagina belum menyebabkan peregangan vagina dan belum menimbulkan gejala.2,3,4,5
Gambar 2. Hymen Buldging
Darah yang terkumpul di dalam vagina (hematokolpos)
menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol (hymen buldging) akibat meregangnya membran mukosa hymen. Keluahan
yang timbul pada pasien adalah rasa nyeri, kram pada perut selama menstruasi
dan haid tidak keluar. Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut maka darah haid
akan mengakibatkan over distensi vagina dan kanalis servikalis, sehingga
terjadi dilatasi dan darah haid akan mengisi kavum uteri (Hematometra).3,4,5,6,7
Gambar
3. Hematometra dan Hematokolpos dengan Ultrasonografi
Tekanan
intra uterin mengakibatkan darah dari kavum uteri juga dapat memasuki tuba
fallopi dan menyebabkan hemotosalfing karena terbentuknya adhesi (perlengketan)
pada fimbriae dan ujung tuba, sehingga darah tidak masuk atau hanya sedikit yang dapat masuk ke kavum peritoneum membentuk
hematoperitoneum.4,5
Gejala
yang paling sering terjadi akibat over distensi vagina, diantaranya rasa sakit perut bagian
bawah, nyeri pelvis dan sakit di punggung bagian belakang. Gangguan buang air
kecil terjadi karena penekanan dari vagina yang distensi ke uretra dan
menghambat pengosongan kandung kemih. Rasa sakit pada daerah supra pubik
bersamaan dengan gangguan air kecil menimbulkan disuria, urgensi, inkontinensia
overflow, selain itu juga dapat disertai penekanan pada rectum yang menimbulkan
gangguan defekasi.2,3,4,5
Gejala
teraba massa di daerah supra pubik karena terjadinya pembesaran uterus,
hematometra, distensi kandung kemih, hematoperitoneum, bahkan dapat terjadi
iritasi menyebabkan peritonitis.6,7,8
Rock dkk (1997),
mengamati 13 pasien hymen imperforata, 10 pasien diantaranya mengalami distensi
uterus dan vagina yang luas, setelah diamati sampai usia dewasa, seluruh pasien
mengalami endometriosis pelvik, diduga akibat menstruasi retrograde yang
terjadi ke dalam rongga abdolmen, saat hymen imperforata belum tertangani.2
Pada
neonatus dengan himen imperforata biasanya menyajikan dengan membran
menggembung diantara labia, membran mungkin menjadi putih karena buncit dari
bahan berlendir terjebak disekresikan sebagai akibat dari stimulasi oleh hormon
estrogen ibu. Pada neonatus atau gadis kecil mungkin vagina terisi oleh suatu
cairan lendir disebut hidrokolpos. Dalam kasus berat, distensi berada dalam
saluran vaginal distal dan proksimal meluas ke dalam rahim. Massa garis tengah
bawah perut biasa terlihat pada pemeriksaan fisik karena panggul dangkal
neonatus memungkinkan rahim akan teraba di atas simfisis pubis. Mucocolpos ini
dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih atau obstruksi kandung kemih. Fakta
bahwa kebanyakan pasien dengan selaput dara imperforata hadir selama masa
remaja awal menunjukkan bahwa dianogsis sering diabaikan selama pemeriksaan
neonatal.
Pada
anak sebelum pubertas, sebuah selaput imperforata bisa keliru didiagnosis
sebagai aglutinasi labial atau vagina congenitally absen. Perbedaan pada
pemeriksaan fisik kotor sering sulit karena kurangnya estrogenization perineum.
Ketika
remaja dengan amenore primer, pemeriksaan fisik dengan teliti adalah penting.
Ada atau tidak adanya karakteristik seksual sekunder harus diperhatikan.
Presentasi klinis yang paling umum termasuk amenore primer. Remaja dengan
selaput dara imperforata biasanya menyajikan dengan gejala sakit perut atau
panggul lebih rendah yang awalnya mungkin siklus. Sejarah menyeluruh harus diperoleh,
dan pasien dan keluarganya harus ditanya tentang nyeri pasien perut atau
panggul. Mereka harus bertanya tentang rasa sakit siklis, riwayat perdarahan
vagina (yang menunjukkan amenore sekunder), sejarah keluarga kelainan
genitourinari termasuk selaput dara imperforata, dan faktor lain untuk
menentukan apakah setiap masalah yang mendasari endocrinologic hadir. Selama
interogasi, pasien dan keluarga biasanya mengakui pola siklus dengan gejala
perut pasien. Gejala menyajikan Tambahan selaput dara imperforata termasuk
sakit punggung, retensi urin (37% -60% dari pasien), dan sembelit
(Robert,2000). Selain itu juga menunjukkan gejala berupa benjolan di perut
bagian bawah. Gejalanya biasanya tidak diketahui sampai menarche, amenore
dengan nyeri kram abdomen bawah yang bersifat siklis. Tandanya pada pemeriksaan
fisik mungkin ditemukan massa di abdomen bawah yang nyeri tekan dan massa
kistik di pelvis. Keluhan miksi mungkin polakisuri sebab kapasitas buli – buli
menjadi kecil, sedangkan keluhan defekasi umumnya tidak menonjol. Pada inspeksi
vulva kelihatan atresia himen berwarna kebiru – biruan biasanya menonjol
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
PEMERIKSAAN IMAGING
- Foto
abdomen (BNO-IVP), USG abdomen serta MRI Abdominal dan pelvis dapat
memberikan gambaran imaging untuk uterovaginal anomali.
- Dengan USG
dapat segera didiagnosis hematokolpos atau hematometrokolpos, Selain itu,
transrectal ultrasonography dalam membantu delineating complex anatomy. Apabila dengan USG tidak jelas,
diperlukan pemeriksaan MRI.
- USG dan MRI
sebagai pemeriksaan penunjang untuk mengetahui apakah ada kongenital anomali traktus urinaria yang
menyertai.
PEMERIKSAAN
TAMBAHAN LAIN
- Pemeriksaan
Invasif tidak perlu dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis sampai terapi definitif dilakukan,
meningat pasien akan merasa cemas
(kebanyak pasien usia muda/usia pubertas).
- Laparoskopi
direkomendasikan pada beberapa kasus tertentu untuk mengevakuasi menstruasi retrograde yang
memasuki rongga pelvik dan intra-abdominal. Prosedur ini diharapkan dapat
meminimalisir potensi terjadinya endometriosis sekunder pada usia dewasa.
PENANGANAN
Dibuka secara bedah untuk memungkinkan drainase mukokolpos atau
hematokolpos atau kedua – duanya. Pada bayi dan anak – anak bagian sentral
selaputnya dieksisi. Pada anak yang lebih tua dengan darah menstruasi yang
tertahan, suatu bagian yang menyerupai baji dari pars posterior himen
diambil.Perlakuan klasik adalah selaput dara imperforata melalui hymenectomy
bedah. Yaitu dengan dilakukan sayatan berbentuk X,menghasilkan 4 sudut
persimpangan tiap sudut dijahit kearah luar(dasar himen). Pada saat dilakukan
maka akan keluarlah darah haid yang telah menumpuk sekian lama di rongga vagina
dan rahim.
Perdarahan, jaringan parut dan stenosis dari lubang vagina adalah
komplikasi utama dari prosedur ini. Teknik invasif yang kurang tersedia
termasuk penggunaan karbon dioksida lasers14 atau aplikasi Foley catheters15
tanpa merusak struktur selaput dara. Waktu yang optimal operasi didasarkan pada
gejala. Asimtomatik anak didiagnosis tanpa mucocele dapat diobati selama
pubertas sebelum perkembangan hematocolpos atau hematometra untuk mengurangi
risiko anestesi umum (Goldstein,2008).
Penanganan himen imperforata dengan hymenectomy harus dengan
perlindungan antibiotika, darah tua kental kehitam – hitaman keluar.
Penatalaksanaan himen imperforata dapat dibuat terbuka dengan hanya insisi
berbentuk bintang pada posisi jam 2,4,8, dan 10. Kemudian vagina didilatasi
secara digital. Luka ditutup dengan jahitan terputus hanya jika diperlukan
jahitan seperti ini harus diletakkan sagital. Jika pasien defisiensi estrogen
intrinsik, akan diperlukan terapi estriol tambahan (estriol 2-3 mg sehari untuk
1-2 minggu, yang menggunakan obat seperti Gynasan 1000mg, Bastian atau Ovestin
1 mg.
Sebaiknya sesudah tindakan penderita dibaringkan
dalam letak fowler, umunmya penderita tidak memerlukan rawat inap. Selama 2 – 3
hari darah tua kental tetap akan mengalir disertai dengan pengecilan tumor –
tumor tadi. Sesekali pada himen impeforata ditemukan pada neonatus atau gadis
kecil vagina terisi oleh suatu cairan lendir (hidrokolpos). Apabila timbul
tekanan – tekanan dan disertai dengan radang sekunder, hendaknya himen dibuka
dan dipasang drain. Selayaknya diberi pula antibiotika. Bila atresia himenalis
ditemukan pada gadis kecil tanpa menimbulkan gejala – gejala, maka keadaan
diawasi saja sampai anak lebih besar dan situasi anatomi menjadi lebih jelas.
TINDAKAN PEMBEDAHAN
Apabila
hymen imperforata dijumpai sebelum pubertas, membran hymen dilakukan insisi/
hymenotomi dengan cara sederhana dengan melakukan insisi silang (gambar 1)
atau dilakukan pada posisi 2, 4, 8 dan 10 arah jarum jam
disebut insisi stellate (gambar 2) 2,10.
Pendapat
lain mengatakan, bila dijumpai hymen imperforata pada anak kecil/ balita tanpa menimbulkan gejala, maka keadaan
diawasi sampai anak lebih besar dan keadaan anatomi lebih jelas, dengan
demikian dapat diketahui apakah yang terjadi hymen imperforata atau aplasia
vagina.2
Pada
insisi silang tidak dilakukan eksisi membrane hymen, sementara pada insisi
stellate setelah insisi dilakukan eksisi pada kuadran hymen dan pinggir mukosa hymen
di aproksimasi dengan jahitan mempergunakan benang delayed-absorbable.2,10. Tindakan insisi saja tanpa
disertai eksisi dapat mengakibatkan membrane hymen menyatu kembali dan
obstruksi membrane hymen terjadi kembali.3
Untuk
mencegah terjadinya jaringan parut dan stenosis yang mengakibatkan dispareunia,
eksisi jaringan jangan dilakukan terlalu dekat dengan mukosa vagina. Setelah
dilakukan insisi akan keluar darah berwarna merah tua kehitaman yang kental.
Sebaiknya posisi pasien dibaringkan dengan posisi fowler. 10
Selama
2-3 hari darah tetap akan mengalir, disertai dengan pengecilan vagina dan
uterus. Selain itu, pemberian antibiotik profilaksis juga diperlukan.10
Evaluasi
vagina dan uterus perlu dilakukan sampai 4-6 minggu paska pembedahan, bila
uterus tidak mengecil, perlu dilakukan pemeriksaan inspeksi dan dilatasi
serviks untuk memastikan drainase uterus berjalan dengan lancar. Bila
hematokolpos belum keluar, instrumen intrauterine jangan dipergunakan karena
bahya perforasi dapat terjadi akibat peregangan uterus yang berlebihan.10
Insisi
stelata Insisi
Silang
BENTUK HYMEN PADA
KASUS PERKOSAAN
Pemeriksaan yang dilakukan pada
kasus perkosaan meliputi :
v Robekan
Hymen
Variasi anatomi dari keadaan yang hymen imperforata
sampai keadaan dimana hampir tidak terdapat hymen dapat ditemukan, tetapi
pemeriksaan yang dilakukan secara hati-hati akan selalu memperlihatkan
unsur-unsur dari hymen. Laserasi
vaginal biasa timbul pada coitus normal ataupaun pada perkosaan. Biasanya
laserasi vaginal disebabkan karena coitus namun dapat juga disebabkan oleh
masturbasi, dengan memasukkan benda asing seperti tampon . Perlukaan vaginal
bukanlah hal yang jarang, dan derajatnya bervariasi dari perlukaan minor akibat
koitus normal hingga introital mayor atau minor dan robekan vaginal, dan
robekan dinding vagina. Trauma minor
pada vagina biasanya disebabkan oleh koitus normal. Hymen dan introitus ditahan pada bagian anterior dimana daerah ini jarang
terkena luka. Hymen yang kresentik merupakan penampakan yang sering ditemukan
pada wanita yang masih perawan. Trauma atau luka sering diharapkan terjadi pada
bagian posterior dimana pada bagian ini terdapat daerah jaringan tanpa
penyokong yang luas. Trauma vaginal pada saat koitus biasanya terdapat
pada bagian bawah, posterior , bagian dari introitus, termasuk bagian bawah
hymen dan fourchette posterior. Robekan hymen biasanya terdapat pada bagian
posterior (63% antara posisi jam 5 dan jam 7, dengan posisi pasien supinasi).
Robekan yang lebih parah lagi terdapat pada perluasan laserasi hymen ke dinding
vagina atau corpus penineum dan rektum dan disertai dengan perdarahan nyata.
v
Cairan
semen
Cairan
seminal ditambahkan kedalam saluran vagina ketika ejakulasi terjadi selama
koitus. Ketika penis ditarik, maka saluran vagina akan meluas sejauh panjang
vagina. Kelemahan dari bagian-bagian atau perubahan dari postur lubang vagina
perempuan akan menyebabkan kebocoran, yang akan membuat cairan semen tertinggal
dan menetap di rambut pubis, perineum, dan paha bagian atas dan tentu juga pada
sprei atau pakaian dalam pada waktu kejadian. Maka pada korban dilakukan
pemeriksaan cairan semen dari swab atau bilasan forniks posterior dan pada
bercak pakaian. Apabila ditemukan spermatozoa dan cairan mani pada pemeriksaan
ini, ini menunjukkan persetubuhan telah terjadi.
1.
Tanda-tanda
kekerasan
Cedera Akibat Kekerasan Fisik atau Perlawanan
·
Menampar, memukul, menendang, dan menjatuhkan semuanya merupakan tindakan
yang dilakukan pada saat terjadi perlawanan. Bukti-bukti dari kekerasan ini
sering kali terlihat sebagai kontusio disekitar mata, pipi, bibir tetapi bukti
ini juga ditemukan tersebar hampir di seluruh bagian tubuh.
·
Bagian belakang dari kepala biasanya dibenturkan ke tanah. Jika
benturannya cukup berat, hentakan yang mengenai bagian tulang akan menyebabkan
laserasi, hidung mungkin dapat patah; gigi-geligi tanggal; rahang mungkin akan
mengalami fraktur.
·
Goresan berbentuk garis pada perut dan lengan bawah memberikan kesan
bahwa korban terseret pada permukaan yang kasar. Partikel-partikel dari kotoran
mungkin membantu dalam mengidentifikasi tempat penyerangan.
·
Luka-luka lainnya yang masih berhubungan dengan penyerangan termasuk
memar pada daerah ruas jari, daerah perbatasan ulnar pada sikut atau pada
daerah betis.
·
Kuku jari korban terkadang patah jika ia mencakar penyerangnya.
Bahan-bahan di bawah kuku seperti jaringan epitel dan darah dapat dikumpulkan
dan sangat membantu dalam mengidentifikasi sang pelaku.
Cedera pada Bagian Genital Ekxterna dan Anal
Pelebaran
anus (notch atau cleft) selaput dara di daerah posterior, mencapai dekat dasar
(sering merupakan artefak pada posisi pemeriksaan tertentu, tetapi bila konsisten
pada beberapa posisi, maka mungkin akibat kekerasan tumpul atau penetrasi
sebelumnya)
- Lecet
akut, laserasi atau memar labia, jaringan sekitar selaput dara atau
perineum
- Jejak
gigitan atau hisapan di genitalia atau paha bagian dalam
- Jaringan
parut atau laserasi baru daerah posterior fourchette tanpa mengenai
selaput dara
- Jaringan
parut perianal (jarang, mungkin akibat keadaan medis lain seperti chron’s
disease atau akibat tindakan medis sebelumnya)
- Eritema
(kemerahan/memar) vestibulum atau jaringan sekitar anus (dapat akibat zat
iritan, infeksi atau iritan)
- Adesi
labia (mungkin akibat iritasi atau rabaan)
- Friabilitas
(retak) daerah posterior fourchette (akibat iritasi, infeksi atau traksi
labia mayor pada pemeriksaan)
- Penebalan
selaput dara (mungkin akibat estrogen, terlipatnya tepi selaput, bengkak
karena infeksi atau trauma)
- Kulit
genital semu
- Fisura
ani (biasanya iritasi perianal)
- Pendataran
lipat anus (akibat relaksasi sfingter aksterna)
- Pelebaran
anus dengan adanya tinja (refleks normal)
- Perdarahan
pervaginam (mungkin berasal dari sumber lain, seperti uretra, atau mungkin
akibat infeksi vagina, benda asing atau trauma yang aksidental
Cedera akibat gigitan
Gigitan
agresif ini dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan. Goresan-goresan yang tertinggal sebagai goresan dari
gigi disepanjang kulit yang tergigit memiliki bentuk yang beragam dengan bentuk
dari ujung insisi, dan sekali lagi hal ini dapat berharga dalam proses
identifikasi. Tekanan dari gigi itu sendiri, biasanya jika dilakukan secara
perlahan oleh gigi seri, akan meninggalkan sebuah area berbentuk bulan sabit
yang berwarna pucat, masing-masing dikelilingi oleh sebuah gambaran leher yang
livid, keseluruhan dari lesi mencerminkan sebuah lengkungan dari gigi-geligi.
Dimensi dan bentuknya akan menolong untuk mengindikasi apakah si penggigit itu
adalah seorang manusia atau bukan, dan dapat memperkirakan usia dari sang
penggigit. Cairan saliva yang ada dan imunologi mungkin dapat membantu untuk
penyelidikan dari sang pelaku. Dokter harus mengingat bahwa swabdilakukan
sebelum sang korban mencuci badannya..
a. Sindroma
Fellatio Cedera oral akibat fellatio diduga
disebabkan oleh kombinasi dari tekanan negatif intraoral dan dampak langsung
dari penis pada daerah palatum. Lesi patologis yang terjadi biasanya berupa
perdarahan submukosa, dengan temuan klinis meliputi eritema, petekie, atau
ekimosis pada sambungan antara palatum durum dan mole. Lesi dapat unilateral
atau bilateral, dapat terpisah atau membentuk gabungan, dan biasanya tidak
melibatkan uvula atau dinding faring. Lesi yang timbul tersebut biasanya tidak nyeri
dan rata (datar).
b. Sindroma
Cunnilingus Saat melakukan cunnilingus, lidah
terjulur jauh ke luar, dan bergerak-gerak, secara tidak disadari akan menggesek
frenulum lingual pada gigi insisivus mandibular. Temuan klinis menunjukkanlesi
ulseratif kecil dengan eksudat fibrin berwarna keputihan dengan tepi eritem
pada bagian tengah dari frenulum lingual. Pada aktivitas cunnilingus berulang
dapat menyebabkan fibroma traumatik kecil. Gejala meliputi nyeri pada lidah dan
tenggorokan.
DAFTAR
PUSTAKA
- Aspek
Hukum Bagi Pedofilia di Indonesia. Diunduh dari http://pedophiliasexabuse.wordpress.com/2009/05/28/aspek-hukum-bagi-pedofilia-di-indonesia/,
20 Oktober 2013
- http://eprints.undip.ac.id/17750/1/Ira_Dwiati_Tesis.pdf
- Peranan
Forensik Klinik Dalam Kasus Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan. Diunduh
dari http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/12/peranan-forensik-klinik-dalam-kasus.html,
20 Oktober 2013 (pemeriksaan medik)
- Manuaba,Ida
Bagus Gde.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
- Martius,
Gerhard.1982.Bedah Ginekologi.Jakarta : EGC)
- Prawirohardjo,
Sarwono.2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
- Scrock,Theodore.1995.Ilmu
bedah.Edisi 7.Jakarta: EGC
- Taber,Ben-Zion.1994.Kedaruratan
Obstetri dan Ginekologi.Jakarta:EGC
- Wim, de Jong dan Sjamsuhidayat. 1997. Buku
Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:EGC
- Herry
SYU. 2013. Anatomi For Surgeon At Glance. Diunduh dari http://www.dokterbedahherryyudha.com/2013/02/anatomy-for-surgeon-at-glance.html.
20 Oktober 2013.
terima kasih dr Hery Yudha, artikel kesehatannya sangat bermanfaat sekali.....
ReplyDeleteDok, izin bertanya terkait kasus yang sering terjadi dilingkungan masyarakat. Bagaimana dengan korban pemerkosaan yg terjdi sebelum pubertas apakah masih bisa kembali utuh setelah mengalami pubertas?
ReplyDelete