BAB I
PENDAHULUAN
Tidak banyak orang yang mengenal apa itu Polycistic
Kidney atau Ginjal Polikistik. Ginjal polikistik merupakan kelainan herediter
yang berkembang secara progresif menuju kerusakan pada kedua ginjal
(bilateral). Penyakit ini bersifat genetik (keturuan) dimana 50% dari keturuan
penderita polikistik akan mendapatkan penyakit yang sama. Keberadaan ginjal
sebagai penyaring darah dari sisa-sisa metabolisme menjadikan fungsinya tak
bisa tergantikan oleh yang lainnya. Sedangkan hourseshoe kidney ginjal menyatu
pada bagian bawahnya, sehingga bentuknya menyerupai tapal kuda kelainan ini
tidak menimbulkan masalah, bahkan tidak terdeteksi. . Pada kelainan ginjal
tapal kuda ditemukan 1 kasus dari 400
orang. Perbandingan untuk laki-laki dan perempuan untuk tapal kuda 2 : 1.
BAB II
GINJAL
Letak
Manusia memiliki
sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Ginjal ini
terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior)
ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).
Ginjal
bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga
L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi
tempat untuk hati.
Sebagian
dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan dua belas. Kedua
ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal)
yang membantu meredam goncangan.
Potongan
membujur ginjal
Struktur
detail
Pada orang
dewasa, setiap ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11 cm dan ketebalan 5 cm
dengan berat sekitar 150 gram. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan
lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut
hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter.
Susunan
Bagian
paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat
adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal
dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang
disebut kapsula. Unit fungsional dasar dari ginjal
adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari
satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi
sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam
tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul
yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang.
Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan
kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urine. Sebuah nefron terdiri dari sebuah
komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh
saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler
darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap
glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler
dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat
disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan
kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah.
Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah
tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen. Di antara darah
dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula Bowman terdapat tiga
lapisan:
- kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
- lapisan kaya protein sebagai membran dasar
- selapis sel epitel melapisi dinding kapsula
Bowman (podosit)
Dengan
bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati
ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam
bentuk filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah
ataupun molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat
ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali
setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat
glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes
diagnosa fungsi ginjal.
Jaringan
ginjal. Warna biru menunjukkan satu tubulus
Tubulus
ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat
glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi proksimal. Bagian
selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal. Lengkung
Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle di awal
tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang
digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang
menghasilkan ATP dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk
menyerap kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar
air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus
kolektivus melalui osmosis. Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke
dalam sistem pengumpul yang terdiri dari:
- tubulus penghubung
- tubulus kolektivus kortikal
- tubulus kloektivus medularis
Tempat
lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus juxtaglomerular, mengandung
macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat
terjadinya sintesis dan sekresi renin Cairan menjadi makin kental di
sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter.
Vascularisasi
Arteri
renalis dipercabangkan oleh aorta abdominalis di sebelah caudal dari pangkal
arteria mesenterica superior, berada setinggi discus intervertebrale antara
vertebra lumbalis I dan II.
Vena Renalis
menyalurkan darah dari masing – masing ginjal ke dalam vena kava inferior yang
terletak disebelah kanan dari garis tengah. Akibatnya vena renalis kiri kira –
kira dua kali lebih panjang dari vena renalis kanan.
Innervasi
Plexus
renalis dibentuk oleh percabangan dari plexus coeliacus. Serabut-serabut dari
plexus tersebut tadi berjalan bersama-sama dengan vena renalis. Plexus
suprarenalis juga dibentuk oleh percabangan dari plexus coeliacus.
Kadang-kadang mendapatkan percabangan dari nervus splanchnicus major dan dari
plexus lienalis. Plexus renalis dan plexus suprarenalis mengandung komponen
sympathis dan parasympathis yang dibawa oleh Nervus vagus. Stimulus dari pelvis
renalis dan ureter bagian cranialis oleh nervus splanchnicus.
Fungsi homeostasis
ginjal
· Ginjal
mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam darah.
· Ginjal
mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion
hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam
pada pH 5 atau alkalis pada pH 8.
Kadar ion
natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis yang melibatkan aldosteron untuk
meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi.
Kenaikan
atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan air akan
segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan
memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik negatif. Kelenjar pituitari
mensekresi hormon antidiuretik (vasopresin, untuk menekan
sekresi air) sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus
ginjal. Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi 98%.
Macam
–macam penyakit
Bawaan
- Asidosis tubulus renalis
- Congenital hydronephrosis
- Congenital obstruction of
urinary tract
- Duplicated ureter
- Ginjal sepatu kuda
- Penyakit ginjal polycystic
- Renal dysplasia
- Unilateral small kidney
Didapat
- Diabetic nephropathy
- Glomerulonephritis
- Hydronephrosis adalah pembesaran satu atau
kedua ginjal yang disebabkan oleh terhalangnya aliran urin.
- Interstitial nephritis
- Batu ginjal ketidaknormalan yang umum dan biasanya
menyakitkan.
- Tumor ginjal
- Lupus nephritis
- Minimal change disease
- Dalam sindrom nephrotic, glomerulus telah
rusak sehingga banyak protein dalam darah masuk ke urin.
- Pyelonephritis adalah infeksi ginjal dan
seringkali disebabkan oleh komplikasi infeksi urinary tract.
- Gagal ginjal
Dialisis
dan transplantasi ginjal
Umumnya,
seseorang dapat hidup normal dengan hanya satu ginjal. Bila kedua ginjal tidak
berfungsi normal, maka seseorang perlu mendapatkan suatu Terapi Pengganti
Ginjal (TPG). TPG ini dapat dilakukan baik bersifat sementara waktu maupun
terus-menerus. TPG terdiri atas tiga, yaitu: Hemodialisis (Cuci Darah),
Peritoneal Dialisis (Cuci Rongga Perut) dan Cangkok Ginjal (transplantasi).
Prinsip dasar dari Hemodialisis adalah dengan membersihkan darah dengan
menggunakan Ginjal Buatan. Sedangkan Peritoneal dialisis menggunakan Selaput
rongga perut (peritoneum) sebagai saringan antara darah dan cairan Dianial.
Transplantasi ginjal sekarang ini lumayan umum. Transplantasi yang
berhasil pertama kali diumumkan pada 4 Maret 1954 di Rumah Sakit Peter Bent Brigham di Boston, Massachusetts. Operasi ini dilakukan oleh Dr. Joseph E. Murray, yang pada 1990 menerima Penghargaan Nobel dalam fisiologi
atau kedokteran.
Transplantasi
ginjal dapat dilakukan secara "cadaveric (dari seseorang yang telah
meninggal) atau dari donor yang masih hidup (biasanya anggota keluarga). Ada
beberapa keuntungan untuk transplantasi dari donor yang masih hidup, termasuk
kecocokan lebih bagus, donor dapat dites secara menyeluruh sebelum
transplantasi dan ginjal tersebut cenderung memiliki jangka hidup yang lebih
panjang.
Kista Ginjal
Kista
ginjal dapat disebabkan oleh anomaly congenital ataupun kelainan yang didapat.
Kista ginjal dibedakan dalam beberapa bentuk, yaitu :
- Ginjal multikistik diplastik
- Ginjal polikistik
- Kista ginjal Soliter.
Diantara
bentuk – bentuk kista ginjal ini, ginjal polikistik berkembang secara progresif
menuju kerusakan kedua buah ginjal.
BAB III
POLIKISTIK KIDNEY DISEASE
Definisi
Polikisitik berasal dari dua kata poly yang
berarti banyak dan Cystic yang berarti rongga tertutup abnormal,
dilapisi epitel yang mengandung cairan atau bahan semisolid, jadi polikistik (polycystic)
ginjal adalah banyaknya kistik (cytstic) pada ginjal
Kista – kista tersebut dapat dalam bentuk multipel,
bilateral, dan berekspansi yang lambat laun mengganggu dan menghancurkan
parenkim ginjal normal akibat penekanan. Ginjal dapat membesar (kadang – kadang
sebesar sepatu bola) dan terisi oleh kelompok kista – kista yang menyerupai
anggur. Kista – kista itu terisi oleh cairan jernih atau hemorargik .
Klasifikasi
Polikistik memiliki dua bentuk yaitu bentuk dewasa
yang bersifat autosomal dominan dan bentuk anak-anak yang bersifat autosomal
resesif. Namun pada buku lain menyebutkan polikistik ginjal dibagi menjadi dua
bentuk yaitu penyakit ginjal polikistik resesif autosomal (Autosomal Resesif
Polycystic Kidney/ARPKD) dan bentuk penyakit ginjal polikistik dominan
autosomal (Autosomal Dominant Polycytstic Kidney/ADPKD).
Ginjal Polikistik Resesif Autosomal (Autosomal Resesif Polycystic
Kidney/ARPKD)
- Anomali
perkembangan yang jarang ini secara gentis berbeda dengan dengan penyakit
ginjal polikistik dewasa karena memiliki pewarisan yang resesif autosomal,
terdapat subkategori perinatal, neonatal, infantile dan juvenil.
- Terdiri
atas setidaknya dua bentuk, PKD1 dan PKD2, dengan PKD1 memiliki lokus gen
pada 16p dan PKD2 kemungkinan pada kromosom 2. PKD2 menghasilkan
perjalanan penyakit yang secara klinis lebih ringan, dengan ekspresi di
kehidupan lebih lanjut.
Ginjal Polikistik dominan autosomal (Autosomal Dominant Polycytstic
Kidney/ADPKD)
- Merupakan
penyakit multisistemik dan progresif yang dikarakteristikkan dengan
formasi dan pembesaran kista renal di ginjal dan organ lainnya
(seperti : liver, pancreas, limfa)
- Kelainan
ini dapat didiagnosis melalui biopsi ginjal, yang sering menunjukkan
predominasi kista glomerulus yang disebut sebagai penyakit ginjal
glomerulokistik, serta dengan anamnesis keluarga.
- Terdapat
tiga bentuk Penyakit Ginjal Polikistik Dominan Autosomal
- ADPKD – 1
merupakan 90 % kasus, dan gen yang bermutasi terlentak pada lengan pendek
kromosom 16.
- ADPKF – 2
terletak pada lengan pendek kromosom 4 dan perkembangannya menjadi ESRD
terjadi lebih lambat daripada ADPKD
- Bentuk
ketiga ADPKD telah berhasil di identifikasi, namun gen yang bertanggung
jawab belum diketahui letaknya.
Etiologi
a. Ginjal Polikistik Resesif Autosomal (Autosomal Resesif Polycystic
Kidney/ARPKD)
Disebabkan oleh mutasi suatu gen yang belum teridentifikasi pada kromosom
6p. Manifestasi serius biasanya sudah ada sejak lahir, dan bayi cepat meninggal
akibat gagal ginjal. Ginjal memperlihat banyak kista kecil dikorteks dan
medulla sehingga ginjal tampak seperti spons
b. Ginjal Polikistik dominan autosomal (Autosomal Dominant Polycytstic
Kidney/ADPKD)
Diperkirakan karena kegagalan fusi antara glomerulus dan tubulus
sehingga terjadi pengumpulan cairan pada saluran buntu tersebut. Kista yang
semakin besar akan menekan parenkim ginjal sehingga terjadi iskemia dan secara
perlahan fungsi ginjal akan menurun. Hipertensi dapat terjadi karena iskemia
jaringan ginjal yang menyebabkan peningkatan rennin angiotensin.
Epidemiologi
Penyakit ginjal polikistik resesif autosomal (ARPKD)
meruapakan penyakit genetik yang jarang diterjadi dengan perbandingan 1 : 6000
hingga 1 : 40.000, Sedangkan pada penyakit ginjal polikistik dominan autosomal
(ADPKD) memiliki angka prevalensi sekitar 1 : 500 dan lebih sering terjadi pada
orang Kausia dari pada penduduk Afro-Amerika
Pada buku lain menyebutkan penyakit ginjal
polikistik resesif autosomal (ARPKD) memiliki perkiraan angka kejadian antara
1:10.000 dan 1 : 40.000, sedangkan pada penyakit ginjal polikistik dominan\
autosomal (ADPKD) memiliki angka prevalensi sekitar 1 : 500 hingga 1 : 1000
individu dan terhitung kira-kira 10% anak-anak berada pada tingkat gagal ginjal
kronis
Pada umunya, separuh pasien dengan ADPKD menjalani
terapi pada ginjal dengan umur 60 tahun. Penyakit Ginjal Polikistik Dominan
Autosomal adalah penyebab keempat gagal ginjal yang membutuhkan dialysis atau
transplantasi.
Manifestasi klinis
Penyakit ginjal polikistik pada dewasa atau penyakit
ginjal polikistik dominan autosomal tidak menimbulkan gejala hingga dekade
keempat, saat dimana ginjal telah cukup membesar.
Gejala yang ditimbulkan adalah :
Nyeri
Nyeri yang dirasakan tumpul di daerah lumbar namun
kadang-kadang juga dirasakan nyeri yang sangat hebat, ini merupakan tanda
terjadinya iritasi di daerah peritoneal yang diakibatkan oleh kista yang
ruptur. Jika nyeri yang dirasakan terjadi secara konstan maka itu adalah tanda
dari perbesaran satu atau lebih kista.
Hematuria
Hematuria adalah gejala selanjtnya yang terjadi pada
polikistik. Gross Hematuria terjadi ketika kista yang rupture masuk
kedalam pelvis ginjal. Hematuria mikroskopi lebih sering terjadi disbanding
gross hematuria dan merupakan peringatan terhadap kemungkinan adanya masalah
ginjal yang tidak terdapat tanda dan gejala.
Infeksi saluran kemih
Hipertensi
Hipertensi ditemukan dengan derajat yang berbeda
pada 75% pasien. Hipertensi merupakan penyulit karena efek buruknya terhadap
ginjal yang sudah kritis.
Pembesaran ginjal
Pembesaran pada pasien ADPKD ginjal ini murapakan
hasil dari penyebaran kista pada ginjal yang akan disertai dengan penurunan
fungsi ginjal, semakin cepat terjadinya pembesaran ginjal makan semakin cepat
terjadinya gagal ginjal
Aneurisma pembulu darah otak
Pada penyakit ginjal polikistik dominan autosomal
(ADPKD) terdapat kista pada organ-organ lain seperti : hati dan pangkreas
Pathogenesis
Penyakit ginjal polikistik resesif autosomal (ARPKD)
umumnya tampak pada orang yang homozigot untuk alel yang mengalami mutasi,
sedangkan heterozigot jarang menunjukan fenotip penyakit. Pada penyakit yang
bersifat resesif autosomal memiliki beberapa karakteristik yaitu :
- Hanya
tereksperi pada homozigot (aa), sedangkan pada heterozigot (Aa) secara
fenotipe hanya pembawa yang normal
- Laki-laki
dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk terkena
- Pola
pewarisan horizontal tampak pada silsilah yang maksundya muncul pada
saudara kandung tetapi tidak pada orang tua.
- Penyakit
umumnya memiliki awitan dini
Berdasarkan karakteristik tersebut maka penyakit
ginjal polikistik resesif autosomal sering disebut sebagai bentuk anak-anak
karena awitan yang muncul lebih dini. ARPKD disebabkan oleh mutasi disuatu gen
yang belum teridentifikasi pada kromosom 6p.
Penyakit ginjal polikistik dominan autosomal (ADPKD)
dapat diekspresikan baik pada heterozigot (Aa) maupun homozigot (aa). Selain
yang telah disebutkan sebelumnya, pada penyakit yang bersifat dominan autosomal
memiliki beberapa karakteristik yaitu :
- Laki-laki
dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk terkena
- Pola
pewarisan vertikal tampak pada silsilah yang maksundya muncul pada setiap
generasi.
- Usia
awitan penyakit sering lambat
Berdasarkan karakteristik tersebut maka peyakit
ginjal polikistik dominan autosomal sering disebut sebagai bentuk pada orang
dewasa karena awitanya yang muncul sering lambat. Pada umumnya terdapat dua gen
yang berperan terhadap ter bentuknya kista yaitu :
- PKD-1
(gen defektif) yang terletak pada lengan pendek kromosom 16
- PKD-2
(gen defektif) yang terletak pada kromosom
Tetapi buku lain menyebutkan, ADPKD dibagi menjadi
tiga tipe yaitu dua diantaranya sama dengan yang telah disebutkan dan ditambah
dengan ADPKD bentuk ketiga yang telah diidentifikasikan namun gen yang
bertanggung jawab belum diketahui letaknya
PKD-1 yang terletak pada lengan pendek kromosom 16.
Gen ini mengkode sebuah protein dan kompleks, melekat ke membrane, terutama
ekstrasel dan disebut dengan polikistin-1. Polikistin-1 ini memiliki fungsi
sama dengan protein yang diketahui berperan dalam perlekatan sel ke sel atau sel
ke matriks.
Namun pada saat ini belum diketahui bagaimana mutasi
pada protein tersebut dapat menyebabkan kista, namun diperkirakan ganguan
interaksi sel-matriks dapat meneybabkan gangguan pada pertumbuhan, diferensiasi
dan pembentukan matriks oleh sel epitel tubulus dan menyebabkan terbentuknya
kista.
PKD-2 yang terletak pada kromosom 4 dan mengkode
polikistin-2 yaitu suatu protein dengan 968 asam amino. Walaupun secara
struktural berbeda tetapi diperkirakan polikistin-1 dan polikistin-2 bekerja
sama dengan membentuk heterodimer. Hal inilah yang menyebabkan,jika mutasi
terjadi di salah satu gen maka akan menimbulkan fenotipe yang sama.
Kista muncul sejak dalam uterus dan secara perlahan
merusak jaringan normal sekitarnya bersamaan dengan pertumbuhan anak tersebut
menjadi dewasa. Kista muncul dari berbagai bagian nefron dan duktus koligentes.
Kista tersebut terisi dengan cairan dan mudah terjadi komplikasi seperti
infeksi berulang, hematuria, poliuria, mudah membesar, ginjal yang “menonjol”
sering menjadi tanda dan gejala yang terlihat.
Polikista pada ginjal dimulai dari timbulnya
beberapa kista pada kedua ginjal. Pada perkembangan selanjutnya kista menjadi
banyak, ukuran bertambah besar dan menginfiltrasi parenkim ginjal sehingga pada
akhirnya pasien terjatuh dalam kondisi gagal ginjal terminal.
Penurunan fungsi ginjal yang progresif lambat biasa
terjadi dan sekitar 50 % menjadi ESRD (End Stage Renal Disease) atau Gagal
Ginjal pada usia 60 tahun.Gejala biasanya berkembang antara umur 30 dan 40,
tapi dapat juga terjadi lebih awal, pada saat anak – anak. Sekitar 90%
dari PKD disebabkan autosomal dominant PKD.
Penegakkan Diagnosis
- Anamnesis
- Pemeriksaan
Fisik
- Pemeriksaan
penunjang:
Pemeriksaan Urin
- Proteinuria
- Hematuria
- Leukosituria
- Kadang
Bakteriuria
Pemeriksaan Darah
Pada penyakit yang sudah lanjut menunjukkan:
- Uremia
- Anemia
karena hematuria kronik
Ultrasonografi ginjal
Ultasonografi ginjal merupakan suatu teknik
pemeriksaan noninvasive yang memiliki tujuan untuk mengetahui ukuran dari
ginjal dan kista. Selain itu juga dapat terlihat gambaran dari cairan yang
terdapat dalam cavitas karena pantulan yang ditimbulkan oleh cairan yang
mengisi kista akan memberi tampilan berupa struktur yang padat.
Ultrasonografi ginjal dapat juga digunakan untuk
melakukan screening terhadap keturuan dan anggota keluarga yang lebih mudah
untuk memastikan apakah ada atau tidaknya kista ginjal yang gejalanya tidak
terlihat (asymptomatic)
MRI
Magnetic resonance imaging (MRI) lebih sensitif dan
dapat mengidentifikasi kistik ginjal yang memiliki ukuran diameter 3 mm (12)
seperti pada lampiran 3.3. MRI dilakukan untuk melakukan screening pada
pasien polikistik ginjal autosomal dominan (ADPKD) yang anggota keluarganya
memiliki riwayat aneurisma atau stroke
Computed tomography (CT)
Sensitifitasnya sama dengan MRI tetapi CT
menggunakan media kontras
Biopsi
Biopsi ginjal ini tidak dilakukan secara rutin dan
dilakukan jika diagnosis tidak dapat ditegagkan dengan pencitraan yang telah
dilakukan
Tatalaksana
Pengobatanya pada penyakit ginjal polikistik resesif
autosomal (ARPKD) dan penyakit ginjal polikistik dominan autosomal (ADPKD)
adalah bersifat suportif yang mencakup manajemen hipertensi yang cermat. Pada
buku lain menyebutkan bahwa pengobatan yang sesuai untuk ARPKD dan ADPKD yang
berkembang menjadi gagal ginjal adalah dialysis dan trasplantasi ginjal dan
pada ADPKD pengobatan bertujuan untuk mencegah komplikasi dan memelihara fungsi
ginjal seperti terapi pada pengendalian hipertensi dan infeksi saluran kemih.
Apabila sudah ditemukan gagal ginjal, dilakukan
perawatan konservatif berupa diet rendah protein. Apabila gagal ginjal sudah
lanjut, diperlukan dialysis atau bahkan transplantasi ginjal. Hipertensi
dikontrol dengan obat antihipertensi seperti ACEI ( seperti Katopril, enalapril,
lisinopril) atau ARB (seperti Telmisartan, losartan, irbesartan, cardesartan)
Tindakan bedah dengan memecah kista tidak banyak
manfaatnya untuk memperbaiki fungsi ginjal.
Prognosis
Pada penyakit ginjal polikistik autosomal resesif
(ARPKD), anak-anak dengan perbesaran ginjal yang berat dapat meninggal pada
masa neonatus karena insufisensi paru atau ginjal dan pada penderita yang
sedang menderita fibrosis hati,serosis dapat mengakibatkan hipertensi serta
memperburuk prognosisnya. Ada atau tidaknya hipoplasia paru merupakan faktor
utama prognosis ARPKD. Pada bayi yang dapat bertahan pada masa
neonatal,rata-rata sekitar 85% bertahan selama 3 bulan, 79% bertahan selama 12
bulan, 51% bertahan selama 10 tahun dan 46% bertahan selama 15 tahun. Namun
dari buku lain menyebutkan bahwa pada anak-anak yang dapat bertahan selama
bulan pertama kehidupan,78% akan bertahan hingga melebihi 15 tahun
Pada penyakit ginjal polikistik dominan autosomal
(ADPKD) cenderung relative stabil dan berkembang sangat lambat. Sekitar 50%
akan menjadi gagal ginjal stadium akhir atau uremia pada usia 60 tahun dan 25%
pada usia 50 tahun, Namun pada buku lain menyebutkan bahwa gagal ginjal terjadi
pada usia sekitar 50 tahun, tetapi perjalanan penyakit ini bervariasi dan
pernah dilaporkan pasien dengan rentang usia yang normal
BAB
IV
HOURSESHOE
KIDNEY
Latar
belakang
Ginjal
tapal kuda merupakan jenis yang paling umum dari kelainan fusi ginjal. Terdiri
dari dua ginjal yang berfungsi berbeda pada setiap sisi garis tengah,
dihubungkan pada kutub yang lebih rendah oleh isthmus dari fungsi ginjal
parenkim atau jaringan fibrosa yang memotong garis tengah tubuh
Epidemiologi
Frekuensi
Ginjal
tapal kuda terjadi pada 1 per 400-800 kelahiran hidup. Kejadian yang sebenarnya
mungkin terletak di antara kedua ekstrem. Ginjal tapal kuda merupakan dua kali
lebih sering pada laki-laki seperti pada wanita. Tidak ada determinan genetik
diketahui, meskipun telah dilaporkan dalam kembar identik dan saudara kandung
dalam keluarga yang sama.
Etiologi
Dua
teori mengenai embriogenesis dari ginjal tapal kuda telah diusulkan. Ajaran
klasik fusi mekanik menyatakan bahwa ginjal tapal kuda terbentuk selama
organogenesis, ketika tiang lebih rendah dari sentuhan ginjal dini, sekering di
garis tengah lebih rendah. Teori fusi mekanik berlaku untuk ginjal tapal kuda
dengan isthmus berserat. Atau, studi yang lebih baru mendalilkan bahwa fusi
abnormal jaringan yang terkait dengan isthmus parenchymatous beberapa ginjal
tapal kuda adalah hasil dari peristiwa teratogenik melibatkan migrasi abnormal
sel-sel nephrogenic posterior, yang kemudian bergabung membentuk tanah genting.
Acara teratogenik mungkin juga bertanggung jawab untuk peningkatan kejadian
kelainan kongenital yang terkait dan dari neoplasias tertentu, seperti tumor
Wilms dan tumor karsinoid yang terkait dengan isthmus dari ginjal tapal kuda.
Patofisiologi
Dengan
sendirinya, ginjal tapal kuda tidak menghasilkan gejala. Namun, berdasarkan
embriogenesis dan anatomi, adalah cenderung untuk insiden yang lebih tinggi
dari penyakit daripada ginjal normal. Pasokan darah variabel, keberadaan tanah
genting, titik penyisipan tinggi, dan tentu saja abnormal dari ureter semua
berkontribusi terhadap masalah ini. Karena faktor-faktor embriogenik dan
anatomi, kurs hidronefrosis, pembentukan batu, infeksi, dan kanker tertentu
lebih tinggi, mengakibatkan ginjal tapal kuda sakit (lihat gambar di bawah)
Urogram
ekskretoris menunjukkan ginjal tapal kuda dengan hidronefrosis kiri.
Temuan terkait yang paling umum pada ginjal tapal kuda adalah persimpangan obstruksi (UPJ) ureteropelvic, yang terjadi pada hingga 35% pasien. Hal ini menyebabkan masalah yang paling. Obstruksi ini disebabkan oleh penyisipan tinggi ureter ke dalam pelvis ginjal. Persimpangan dari ureter atas tanah genting juga dapat menyebabkan obstruksi. Dilatasi Nonobstructive harus dibedakan dari dilatasi obstruktif menggunakan diuresis radioisotop scan ginjal. Prevalensi batu di ginjal tapal kuda berkisar dari 20-60%. Penyakit batu dianggap karena hidronefrosis terkait atau obstruksi UPJ yang menyebabkan stasis urin, yang menghambat perjalanan batu. Faktor metabolik, seperti dalam populasi normal, juga telah diusulkan sebagai kontribusi terhadap pembentukan batu pada pasien ini. Orientasi calyces juga merusak drainase, sehingga stasis. Ini ginjal muncul melebar atau abnormal pada studi pencitraan yang paling, meskipun scan radionuklida yang umum diterima sebagai diagnostik.
Stasis kemih dan penyakit batu juga mempengaruhi ginjal tapal kuda terhadap infeksi, yang terjadi pada 27-41% pasien. Ascending infeksi dari refluks vesicoureteral adalah penyebab lain dari infeksi pada ginjal tapal kuda. Beberapa kanker lebih sering terjadi pada ginjal tapal kuda [1]. Hal ini diduga terjadi karena faktor teratogenik hadir pada saat lahir dan kerentanan dari ginjal tapal kuda sakit untuk kanker tertentu. Karsinoma sel ginjal adalah kanker ginjal yang paling umum pada ginjal tapal kuda, terhitung 45% dari tumor [2, 3] Insiden kanker sel ginjal di ginjal tapal kuda. Tidak berbeda dari yang dari ginjal normal. Transisi sel kanker sarkoma dan account untuk 20% dan 7% dari tumor, masing-masing. Risiko relatif karsinoma sel transisional di ginjal tapal kuda meningkat 3 - 4 kali lipat. Hal ini diduga disebabkan oleh obstruksi kronis, batu, dan / atau infeksi di ginjal yang terkena. Insiden kedua Wilms dan tumor karsinoid juga lebih tinggi pada ginjal tapal kuda. Pemeriksaan tumor ini dapat memberikan wawasan tentang pengembangan dan embriogenesis dari ginjal tapal kuda dan kecenderungan dari kedua tumor terbentuk dalam ginjal tapal kuda. Wilms tumor menyumbang 28% dari lesi ganas. Risiko relatif dari tumor Wilms meningkat 2 kali lipat. Setengah dari muncul dari tanah genting. Carcinoids ginjal jarang terjadi, dengan hanya 32 kasus yang dilaporkan. Dari 32 kasus, 5 dari carcinoids ginjal muncul dalam ginjal tapal kuda. Risiko relatif tumor karsinoid pada pasien dengan ginjal tapal kuda adalah 62 kali yang ditemukan pada populasi normal. Dari 5 dilaporkan tumor karsinoid dilaporkan pada pasien dengan ginjal tapal kuda, 3 berasal di atau telah terlibat tanah genting. Lokasi tumor di tanah genting dapat dijelaskan oleh embriogenesis menyangkut migrasi abnormal sel-sel nephrogenic posterior, yang menyebabkan pembentukan tanah genting. Ini adalah peristiwa teratogenik, yang dapat menjelaskan ini peningkatan kejadian tumor dalam tanah genting. Teori ini juga dapat menjelaskan insiden lebih besar dari tumor Wilms di tanah genting. Bila dibandingkan dengan tumor karsinoid yang berasal dari suatu ginjal normal, mereka yang muncul dalam ginjal tapal kuda mengikuti kursus lebih jinak.
Temuan terkait yang paling umum pada ginjal tapal kuda adalah persimpangan obstruksi (UPJ) ureteropelvic, yang terjadi pada hingga 35% pasien. Hal ini menyebabkan masalah yang paling. Obstruksi ini disebabkan oleh penyisipan tinggi ureter ke dalam pelvis ginjal. Persimpangan dari ureter atas tanah genting juga dapat menyebabkan obstruksi. Dilatasi Nonobstructive harus dibedakan dari dilatasi obstruktif menggunakan diuresis radioisotop scan ginjal. Prevalensi batu di ginjal tapal kuda berkisar dari 20-60%. Penyakit batu dianggap karena hidronefrosis terkait atau obstruksi UPJ yang menyebabkan stasis urin, yang menghambat perjalanan batu. Faktor metabolik, seperti dalam populasi normal, juga telah diusulkan sebagai kontribusi terhadap pembentukan batu pada pasien ini. Orientasi calyces juga merusak drainase, sehingga stasis. Ini ginjal muncul melebar atau abnormal pada studi pencitraan yang paling, meskipun scan radionuklida yang umum diterima sebagai diagnostik.
Stasis kemih dan penyakit batu juga mempengaruhi ginjal tapal kuda terhadap infeksi, yang terjadi pada 27-41% pasien. Ascending infeksi dari refluks vesicoureteral adalah penyebab lain dari infeksi pada ginjal tapal kuda. Beberapa kanker lebih sering terjadi pada ginjal tapal kuda [1]. Hal ini diduga terjadi karena faktor teratogenik hadir pada saat lahir dan kerentanan dari ginjal tapal kuda sakit untuk kanker tertentu. Karsinoma sel ginjal adalah kanker ginjal yang paling umum pada ginjal tapal kuda, terhitung 45% dari tumor [2, 3] Insiden kanker sel ginjal di ginjal tapal kuda. Tidak berbeda dari yang dari ginjal normal. Transisi sel kanker sarkoma dan account untuk 20% dan 7% dari tumor, masing-masing. Risiko relatif karsinoma sel transisional di ginjal tapal kuda meningkat 3 - 4 kali lipat. Hal ini diduga disebabkan oleh obstruksi kronis, batu, dan / atau infeksi di ginjal yang terkena. Insiden kedua Wilms dan tumor karsinoid juga lebih tinggi pada ginjal tapal kuda. Pemeriksaan tumor ini dapat memberikan wawasan tentang pengembangan dan embriogenesis dari ginjal tapal kuda dan kecenderungan dari kedua tumor terbentuk dalam ginjal tapal kuda. Wilms tumor menyumbang 28% dari lesi ganas. Risiko relatif dari tumor Wilms meningkat 2 kali lipat. Setengah dari muncul dari tanah genting. Carcinoids ginjal jarang terjadi, dengan hanya 32 kasus yang dilaporkan. Dari 32 kasus, 5 dari carcinoids ginjal muncul dalam ginjal tapal kuda. Risiko relatif tumor karsinoid pada pasien dengan ginjal tapal kuda adalah 62 kali yang ditemukan pada populasi normal. Dari 5 dilaporkan tumor karsinoid dilaporkan pada pasien dengan ginjal tapal kuda, 3 berasal di atau telah terlibat tanah genting. Lokasi tumor di tanah genting dapat dijelaskan oleh embriogenesis menyangkut migrasi abnormal sel-sel nephrogenic posterior, yang menyebabkan pembentukan tanah genting. Ini adalah peristiwa teratogenik, yang dapat menjelaskan ini peningkatan kejadian tumor dalam tanah genting. Teori ini juga dapat menjelaskan insiden lebih besar dari tumor Wilms di tanah genting. Bila dibandingkan dengan tumor karsinoid yang berasal dari suatu ginjal normal, mereka yang muncul dalam ginjal tapal kuda mengikuti kursus lebih jinak.
Presentasi
Hampir sepertiga dari pasien dengan ginjal tapal kuda
tetap asimtomatik, dan ginjal tapal kuda adalah temuan insidental pada
pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan fisik bisa menunjukkan adanya massa bawah
garis tengah perut.
Gejala Bila ada, biasanya karena obstruksi, batu, atau infeksi. Pada anak-anak, infeksi saluran kemih adalah gejala presentasi yang paling umum. Tanda-tanda klinis penyakit ini sama seperti yang yang akan ditemukan dalam ginjal normal. Namun, gejala mungkin tidak jelas. Daripada nyeri panggul, sakit perut, dan gejala gastrointestinal seperti mual, distensi perut dan kepenuhan mungkin mendominasi. Tanda Rovsing, yang terdiri dari nyeri perut, mual, dan muntah dengan hiperekstensi tulang belakang, jarang terjadi. Ginjal tapal kuda mungkin cenderung trauma tumpul abdomen karena tidak dilindungi oleh tulang rusuk dan dapat dikompresi atau patah di tulang punggung lumbal oleh pukulan perut. Hal ini dapat terjadi selama kecelakaan mobil ketika korban tertahan oleh sabuk pengaman; ginjal dikompresi antara belt dan tulang belakang. Anomali genitourinary terkait dalam ginjal tapal kuda yang umum dan terjadi pada sebanyak dua pertiga dari pasien. Refluks vesicoureteral hadir dalam sekitar setengah pasien. Duplikasi ureter hadir dalam 10%. Hipospadia atau testis yang tidak turun hadir dalam 4% dari laki-laki. Bicornuate rahim atau vagina septate hadir dalam 7% perempuan.
Anomali lain terjadi pada sistem organ lainnya. Dalam seri otopsi, kelainan ini lebih banyak terjadi pada anak-anak karena anomali kongenital berhubungan dengan ginjal tapal kuda tidak sesuai dengan kelangsungan hidup jangka panjang. Oleh karena itu, kejadian anomali lainnya lebih besar pada mereka yang mati saat lahir atau awal masa bayi dibandingkan pada mereka yang mencapai usia dewasa. Kelainan ini hidup bersama dalam sistem kardiovaskular, gastrointestinal, dan rangka terjadi pada sampai 85% pasien. Ini termasuk cacat ventriculoseptal, hemivertebrae dengan scoliosis, myelomeningocele, dan colobomata dari iris. Ginjal tapal kuda dikaitkan dengan sindrom genetik yang dikenal, termasuk sindrom Turner, oral-tengkorak-digital sindrom, dan trisomi 18 dan E. Autosomal dominan penyakit ginjal polikistik juga telah ditemukan di ginjal tapal kuda, dengan 20 kasus tersebut dilaporkan dalam literatur.
Gejala Bila ada, biasanya karena obstruksi, batu, atau infeksi. Pada anak-anak, infeksi saluran kemih adalah gejala presentasi yang paling umum. Tanda-tanda klinis penyakit ini sama seperti yang yang akan ditemukan dalam ginjal normal. Namun, gejala mungkin tidak jelas. Daripada nyeri panggul, sakit perut, dan gejala gastrointestinal seperti mual, distensi perut dan kepenuhan mungkin mendominasi. Tanda Rovsing, yang terdiri dari nyeri perut, mual, dan muntah dengan hiperekstensi tulang belakang, jarang terjadi. Ginjal tapal kuda mungkin cenderung trauma tumpul abdomen karena tidak dilindungi oleh tulang rusuk dan dapat dikompresi atau patah di tulang punggung lumbal oleh pukulan perut. Hal ini dapat terjadi selama kecelakaan mobil ketika korban tertahan oleh sabuk pengaman; ginjal dikompresi antara belt dan tulang belakang. Anomali genitourinary terkait dalam ginjal tapal kuda yang umum dan terjadi pada sebanyak dua pertiga dari pasien. Refluks vesicoureteral hadir dalam sekitar setengah pasien. Duplikasi ureter hadir dalam 10%. Hipospadia atau testis yang tidak turun hadir dalam 4% dari laki-laki. Bicornuate rahim atau vagina septate hadir dalam 7% perempuan.
Anomali lain terjadi pada sistem organ lainnya. Dalam seri otopsi, kelainan ini lebih banyak terjadi pada anak-anak karena anomali kongenital berhubungan dengan ginjal tapal kuda tidak sesuai dengan kelangsungan hidup jangka panjang. Oleh karena itu, kejadian anomali lainnya lebih besar pada mereka yang mati saat lahir atau awal masa bayi dibandingkan pada mereka yang mencapai usia dewasa. Kelainan ini hidup bersama dalam sistem kardiovaskular, gastrointestinal, dan rangka terjadi pada sampai 85% pasien. Ini termasuk cacat ventriculoseptal, hemivertebrae dengan scoliosis, myelomeningocele, dan colobomata dari iris. Ginjal tapal kuda dikaitkan dengan sindrom genetik yang dikenal, termasuk sindrom Turner, oral-tengkorak-digital sindrom, dan trisomi 18 dan E. Autosomal dominan penyakit ginjal polikistik juga telah ditemukan di ginjal tapal kuda, dengan 20 kasus tersebut dilaporkan dalam literatur.
Relevan Anatomi
Ginjal
tapal kuda dapat ditemukan pada setiap lokasi di sepanjang jalur pendakian
ginjal normal dari panggul ke abdomen pertengahan. Ginjal mungkin lebih rendah
dari normal karena tanah genting ditambatkan oleh arteri mesenterika inferior
selama pendakian ginjal. Tanah genting biasanya terletak anterior ke pembuluh
besar, pada tingkat vertebra lumbalis ketiga untuk kelima. Jarang, itu adalah
posterior pada pembuluh atau berjalan di antara mereka. Pasokan vaskuler adalah
variabel dan berasal dari aorta, arteri iliaka, dan arteri mesenterika
inferior. Bilateral tunggal arteri hilus ginjal terjadi pada 30% kasus, dan
berbagai kombinasi dari hilus ginjal tunggal dan ganda dan pembuluh isthmus
terlihat pada 70% kasus. Tanah genting ginjal mungkin tidak memiliki suplai
darah yang terpisah atau, dalam 65% kasus, disuplai oleh pembuluh tunggal dari
aorta. Pasokan darah ke tanah genting mungkin timbul dari iliaka umum atau
arteri mesenterika inferior. Sistem pengumpulan memiliki penampilan yang
karakteristik pada urografi intravena karena suatu rotasi ke dalam yang tidak
lengkap dari pelvis ginjal, yang menghadapi anterior. Sumbu dari sistem
pengumpulan menyimpang ke dalam di kutub lebih rendah karena koneksi tiang
lebih rendah dengan tanah genting. Ureter mungkin memiliki titik penyisipan
tinggi ke pelvis ginjal dan mungkin menyeberang anterior atas tanah genting
karena turun ke kandung kemih. Jarang sistem pengumpulan menyeberangi tanah
genting pada ginjal kontralateral.
Kontraindikasi
Dengan
keberadaan obstruksi UPJ, symphysiotomy (pembagian tanah genting) pernah
direkomendasikan secara rutin setelah pyeloplasty untuk meningkatkan drainase.
Namun, prosedur ini dikaitkan dengan peningkatan risiko perdarahan, fistula,
dan infark ginjal. Juga, karena pembuluh darah yang abnormal mereka, ginjal
kembali ke posisi semula setelah pembagian tanah genting. Karena itu,
symphysiotomy jarang, jika pernah, ditunjukkan dalam hubungannya dengan
pyeloplasty. Kehadiran obstruksi atau hidronefrosis menghalangi pengobatan batu
ginjal menggunakan gelombang kejut lithotripsy extracorporeal (ESWL).
DAFTAR PUSTAKA
- Price S.A., Wilson L.M., Patofisologi
: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Editor : Huriawati Hartono
[et.al.]. Ed.6., Vol. 2., EGC, Jakarta. 2005
- Datu , Abd Razak. Diktat
Urogenitalia Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin. Diunduh pada
tanggal 25 Mei 2011.
(http://www.scribd.com/doc/18025323/DIKTAT-UROGENITAL - B Purnomo, Basuki. Ginjal
Polikistik dalam Dasar – dasar Urologi. Edisi ke – 2 . Jakarta : EGC.
2003.
- Dorland, W.A. Newman. Kamus
Kedokteran Dorland, Alih Bahasa : Huriawati Hartono [et.al.]. Ed.29., EGC,
Jakarta. 2002.
- Purnomo B.B, Dasar-Dasar Urologi,
Sagung Seto. Jakarta. 2003
- Robbins, Stanley.. Buku Ajar
Patologi. Volume 2. Editor: dr.Huriawati Hartanto,dkk.Edisi 7,.
Jakarta:EGC. 2007
- Rudolph, Abrajam, dkk. Buku Ajar
Pediatri,. Ed 20 Vol 2. Jakarta : EGC. 2003. Hal 1484- 1485
- Roser Torra, MD, PhD, Penyakit
Ginjal Polikistik. Di unduh dari www.eMedicine.com
- Sjamsuhidajat, dkk. 2005. Buku Ajar
Ilmu Bedah. Edisi Ke – 2. Jakarta: EGC. Hal: 775.
- Gearhart J.P., Baker L.A., 2001.
Congenital Disease of The Lower Urinary Tract. In: Comperhensive
Urology, Editor : Robert M. Weiss, Nicholas J.R. George, Patrick H.
O’really. Mosby International Limited, England.
- Grantham J.J., Torres V.E., et al :
Volume Progression in Polycystic Kidney Disease. New England Journal
Medicine ;354 : 2122-30, 2006.
- Grantham J.J., Autosomal Dominant
Polycystic Kidney Disease. New England Journal Medicine. 359;14,2008.
- Nelson W.E., Behrman R.E., Kliegman
R.M., Marvin A.M., , Ilmu Kesehatan Anak, Alih Bahasa : A. Samik
Wahab.Ed. 15., Vol. 3., EGC, Jakarta. 2000
- Penyakit Ginjal Polikistik diunduh
dari kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/polycystic
- Roser Torra, MD, PhD, Penyakit
Ginjal Polikistik. Jan 9, 2008. diunduh dari www.eMedicine.com
No comments:
Post a Comment