Untuk serie sekarang disajikan tentang hydrocele / hidrokel testis yang sering dijumpai pada praktek dokter spesialis bedah sehari hari ini merupakan literatur review dari berbagai sumber, salam kenal herry setya yudha utama
I. PENDAHULUAN
Tunika
vaginalis di skrotum sekitar testis normalnya tidak teraba, kecuali bila
mengandung cairan membentuk hidrokel, yang jelas bersifat diafan (tembus
cahaya) pada transiluminasi. Jika tidak dapat ditemukan karena besarnya hidrokel,
testis harus dicari di sebelah dorsal karena testis terletak di ventral
epididimis sehingga tunika vaginalis berada di sebelah depan. Bila ada
hidrokel, testis dengan epididimis terdorong ke dorsal oleh ruang tunika
vaginalis yang membesar. Hidrokel testis mungkin kecil atau mungkin besar
sekali.
Hidrokel
bisa disebabkan oleh rangsangan patologik seperti radang atau tumor testis.
Hidrokel dapat dikosongkan dengan pungsi, tetapi sering kambuh kembali. Pada
operasi, sebagian besar dinding dikeluarkan. Kadang ditemukan hidrokel terbatas
di funikulus spermatikus yang berasal dari sisa tunika vaginalis di dalam
funikulus; benjolan tersebut jelas terbatas dan bersifat diafan pada
transiluminasi. Pada pungsi didapatkan cairan jernih.
Jarang
sekali ditemukan benjolan diafan di funikulus yang dapat dihilangkan dengan
tekanan, sedangkan memberikan kesan terbatas jelas di sebelah kranial. Bila
demikian, terdapat tunika vaginalis yang berhubungan melalui saluran sempit
dengan rongga perut dan berisi cairan rongga perut. Hernia inguinalis lateralis
atau indirek yang mengandung sedikit cairan rongga perut ini kadang diberikan
nama salah hidrokel komunikans. Karena hubungan dengan rongga perut terlalu
sempit sekali. Kelainan ini memberi kesan hidrokel funikulus; “kantong” hernia
ini tidak dapat dimasuki usus atau omentum.
II.1
ANATOMI TESTIS
Testis adalah organ genitalia pria
yang terletak di skrotum. Ukuran testis pada orang dewasa adalah 4x3x2,5 cm
dengan volume 15-25 ml berbentuk ovoid kedua buah terstis terbungkus oleh
jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis. Diluar
tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis
dan parietalis, serta tunika dartos. Otot kremaster yang berada disekitar
testis memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati rongga abdomen untuk
mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil.
Gambar 1. Anatomi Testis Normal
Secara histopatologis, testis
terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan tiap lobulus terdiri atas tubuli
seminiferi. Didalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogenia dan sel
Sertoli, sedang diantara tubulus seminiferi terdapat sel-sel Leydig. Sel-sel
spermatogenia pada proses spermatogenesis menjadi sel spermatozoa. Sel-sel
Sertoli berfungsi memberi makanan pada bakal sperma, sedangkan sel-sel Leydig
atau disebut sel interstisial testis berfungsi dalam menghasilkan hormon
testosteron.
Sel-sel spermatozoa yang diproduksi
di tubuli seminiferi testis disimpan dan mengalami pematangan atau maturasi di
epididimis setelah mature sel-sel spermatozoa bersama-sama dengan getah dari
epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ampula vas deferens. Sel-sel itu
setelah dicampur dengan cairan-cairan dari epididimis, vas deferens, vesikula
seminalis, serta cairan prostat membentuk cairan semen atau mani.
Testis mendapatkan darah dari
beberapa cabang arteri, yaitu : 1) Arteri spermatika interna yang merupakan
cabang dari aorta, 2) Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis
inferior, 3) Arteri kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika.
Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus
Pampiniformis. Pleksus ini pada beberapa
orang mengalami dilatasi dan dikenal sebagai varikokel.
II.2
DEFINISI
Hidrokel adalah penumpukan cairan
yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis.
Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan
berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sitem limfatik di
sekitarnya.
II.3
ETIOLOGI
Hidrokel primer terlihat pada anak
akibat yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena: (1) belum
sempurnanya penutupan prosesus vaginalis, suatu divertikulum peritoneum
embrionik yang melintasi kanalis inguinalis dan membentuk tunika vaginalis, sehingga
terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis atau (2) belum
sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan
hidrokel. Pada bayi laki-laki hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim.
Pada usia kehamilan 28 minggu, testis turun dari rongga perut bayi ke dalam
skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi
cairan yang mengelilingi testis tersebut.
Pada orang dewasa, hidrokel sekunder
dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab hidrokel
sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang
menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan dikantong
hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi,
atau trauma pada testis/epididimis. Hal ini cenderung berkembang lambat dalam
suatu masa dan kemudian dapat menyebabkan produksi cairan yang berlebihan oleh
testis, maupun obstruksi alliran limfe atau vena di dalam funikulus
spermatikus.
Gambar 2. Prosesus Vaginalis
II.4
GAMBARAN KLINIS
Pasien mengeluh adanya benjolan di
kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya
benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan
penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi
atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulit melakukan pemeriksaan
ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan ultrasonografi.
II.5
KLASIFIKASI
Menurut letak kantong hidrokel
terhadap testis, secara klinis dibedakan menjadi beberapa macam hidrokel,
yaitu;
1.
Hidrokel
testis
Kantong hidrokel seolah-olah
mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya
kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.
Gambar 3. Hidrokel testis
2.
Hidrokel
funikulus
Kantong hidrokel berada di funikulus
yaitu terletah di sebelah cranial dari testis, sehingga pada palpasi, testis
dapat diraba dan berada diluar kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong
hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.
Gambar 4. Hidrokel funikulus
3.
Hidrokel
komunikan
Merupakan hidrokel yang
terjadi pada anak anak akibat terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan
rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum.
Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah
pada saat anak menangis. Pada palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan
dapat dimasukkan ke dalam rongga abdomen.
Gambar 5. Hidrokel
Komunikan
4. Hidrokel non-komunikan
Merupakan jenis hidrokel
yang biasa terjadi pada orang dewasa. Pada hidrokel jenis ini tidak didapatkan
hubungan antara tunika vaginalis dengan rongga peritoneum dan prosesus
vaginalis paten.
Gambar 6. Hidrokel non-komunikan
Pembagian ini penting karena
berhubungan dengan metode operasi yang akan dilakukan pada saat melakukan
koreksi hidrokel.
II.6
PATOFISIOLOGI
Hidrokel adalah pengumpulan cairan
pada sebagian prosesus vaginalis yang masih terbuka. Kantong hidrokel dapat
berhubungan melalui saluran mikroskopis dengan rongga peritoneum dan berbentuk
katup. Dengan demikian cairan dari ringga peritoneum dapat masuk ke dalam
kantong hidrokel dan sukar kembali ke rongga peritoneum.
Pada kehidupan fetal, prosesus
vaginalis dapat berbentuk kantong yang mencapai scrotum. Ujung bawah kantong
ini mengelilingi testis dan disebut tunika vaginalis. Apabila terjadi atrofi
pada ujung proksimal dan tengah sehingga bagian distal yang mengelilingi testis
tetap terbuka, maka terjadi hidrokel testikularis.
Hidrokel dapat ditemukan dimana saja
sepanjang funikulus spermatikus, juga dapat ditemukan di sekitar testis yang
terdapat dalam rongga perut pada undesensus testis. Hidrokel infantilis
biasanya akan menghilang dalam tahun pertama, umumnya tidak memerlukan
pengobatan, jika secara klinis tidak disertai hernia inguinalis. Hidrokel
testis dapat meluas ke atas atau berupa beberapa kantong yang saling
berhubungan sepanjang prosesus vaginalis peritonei. Hidrokel akan tampak lebih
besar dan kencang pada sore hari karena banyak cairan yang masuk dalam kantong
sewaktu anak dalam posisi tegak, tapi kemudian akan mengecil pada esok paginya
setelah anak tidur semalaman.
Pada orang dewasa hidrokel dapat
terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi
karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan
terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel.
Kelainan tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma pada testis atau
epididimis. Dalam keadaan normal cairan yang berada di dalam rongga tunika
vaginalis berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi dalam sistem
limfatik.
II.7
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pada anamnesis keluhan utama pasien
adalah adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Biasanya pasien
mengeluh benjolan yan berat dan besar di daerah skrotum. Tergantung pada jenis
hidrokel biasanya benjolan tersebut berubah ukuran atau volume sesuai waktu
tertentu.
Pada hidrokel testis besarnya
kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan, kantong
hidrokel besarnya dapat beruba-ubah yang bertambah besar pada saat anak
menangis. Pada riwayat penyakit dahulu, hidrokel testis biasa disebabkan oleh
penyakit seperti infeksi atau riwayat trauma pada testis.
Pemeriksaan
Fisik
Pada inspeksi skrotum akan tampak
lebih besar dari yang lain. Palpasi pada skrotum yang hidrokel terasa ada
fluktuasi, dan relatif kenyal atau lunak tergantung pada tegangan di dalam
hidrokel, permukaan biasanya halus. Palpasi hidrokel seperti balon yang berisi
air. Bila jumlah cairan minimun, testis relatif mudah diraba. Sedangkan bila
cairan yang tekumpul banyak, testis akan sulit diraba. Juga penting
dilakukan palpasi korda spermatikus di atas insersi tunika vaginalis.
Pembengkakan kistik karena hernia atau hidrokel atau padat karena tumor.
Normalnya korda spermatikus tidak terdapat penonjolan, yang membedakannya
dengan hernia skrotalis yang kadang-kadang transiluminasinya juga positif. Pada
auskultasi dilakukan untuk mengetahui adanya bising usus untuk menyingkirkan
adanya hernia.
Langkah diagnostik yang
paling penting adalah transiluminasi massa hidrokel dengan cahaya di dalam
ruang gelap. Hidrokel berisi cairan jernih, straw-coloured dan
mentransiluminasi (meneruskan) berkas cahaya. Kegagalan transiluminasi dapat
terjadi akibat penebalan tunika vaginalis karena infeksi kronik atau massa di
skrotum tersebut bukan hidrokel.
Gambar 7. Tes Transiluminasi pada
Skrotum
Hidrokel biasanya menutupi seluruh
bagian dari testis. Jika hidrokel muncul antara 18-35 tahun harus dilakukan
aspirasi. Massa kistik yang terpisah dan berada di pool atas testis
dicurigai spermatokel. Pada aspirasi akan didapatkan cairan kuning dari massa
skrotum. Berbeda dengan spermatokel, akan didapatkan cairan berwarna putih,
opalescent dan mengandung spermatozoa.
Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi dapat
mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan membantu melihat adanya
hernia, kumpulan cairan (hidrokel atau spermatokel), vena abnormal (varikokel),
dan kemungkinan adanya tumor.
Gambar 8.
Gambaran Hidrokel pada USG
Gambar 9. Gambaran Hidrokel pada Laparoskopi.
II.8 DIAGNOSIS BANDING
Secara umum adanya
pembengkakan skrotum memberikan gejala yang hampir sama dengan hidrokel,
sehingga sering salah terdiagnosis.
Diagnosis banding hidrokel
adalah:
1.
Varikokel
Varikokel adalah varises
dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena
spermatika interna.
Pada anamnesis pasien
mengeluh adanya benjolan di atas testis yang tidak nyeri, testis terasa berat
dan pasien dengan varikokel biasanya juga mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahun
menikah.
Pada pemeriksaan fisik
pasien berdiri dan diminta untuk manuver valsava. Pada inspeksi dan palpasi
terdapat bentukan seperti kumpulan cacing di dalam kantung, yang letaknya di
sebelah kranial dari testis, permukaan testis licin, konsistensi elastis.
Gambar 10. Varicocele
2.
Torsio
Testis
Torsio testis adalah keadaan dimana
funikulus spermatikus terpuntir sehingga terjadi gangguan vaskularisasi dari
testis yang dapat berakibat terjadinya gangguan aliran darah daripada testis.
Pada anamnesa didapatkan keluhan yang
timbul mendadak, nyeri hebat dan pembengkakan pada skrotum. Sakit perut hebat
kadang disertai mual dan muntah, nyeri dapat dirasakan menjalar ke daerah
inguinal.
Pemeriksaan fisik, pada inspeksi
didapatkan testis bengkak, terjadi retraksi testis ke arah kranial, karena
funikulus spermatikus terpuntir dan memendek, testis pada sisi yang terkena
lebih tinggi dan lebih horizontal jika dibandingkan testis sisi yang sehat.
Pada palpasi teraba lilitan dan atau penebalan funikulus spermatikus.
Gambar 11. Torsio Testis
3.
Spermatocele
Spermatocele adalah benjolan kistik
yang berasal dari epididimis dan berisi sperma.
Pada anamnesa pasien mengeluhkan
adanya benjolan kecil yang tidak nyeri.
Pada pemeriksaan fisik teraba masa
kistik, mobile, lokasi di cranial dari testis, transiluminasi (+). Pada
aspirasi didapatkan: cairan encer, keruh keputihan.
Gambar 12 . Spermatocele
4.
Hematocele
Hematocele adalah penumpukan darah
di dalam tunika vaginalis, biasanya didahului oleh trauma.
Pada
pemeriksaan didapatkan benjolan pada testis, teraba kistik. Pemeriksaan
transiluminasi (-).
Gambar 13. Hematocele
5.
Hernia
Inguinalis Lateral
Pada anamnesis didapatkan keluhan
benjolan di daerah inguinal/skrotal yang hilang timbul. Timbul saat mengedan,
batuk, atau menangis, dan hilang bila pasien tidur.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
benjolan di lipat paha/skrotum pada bayi saat menangis dan bila pasien diminta
untuk mengedan. Benjolan menghilang atau dapat dimasukkan kembali ke rogga
abdomen. Transiluminasi (-). Terkadang didapatkan bising usus (+) pada
auskultasi.
Gambar 14. Hernia inguinalis
lateralis
6.
Tumor
testis
Tumor testis merupakan keganasan
pada pria yang terbanyak mengenai pria usia 15-35 tahun.
Pada anamnesa didapatkan keluhan
adanya pembesaran testis yang tidak nyeri. Terasa berat pada kantong skrotum.
Terkadang juga sering diikuti dengan keluhan penurunan berat badan dan nafsu
makan menurun.
Gambar 15. Tumor Testis
II.9
TERAPI
Hidrokel biasanya tidak berbahaya
dan pengobatan biasanya baru dilakukan jika penderita sudah merasa terganggu
atau merasa tidak nyaman atau jika hidrokelnya sedemikian besar sehingga
mengancam aliran darah ke testis.
Pengobatannya bisa berupa aspirasi
dengan bantuan sebuah jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi,
kemungkinan besar hidrokel akan berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah
dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat sklerotik tetrasiklin, natrium tetra
desil sulfat atau urea untuk menyumbat/menutup lubang di kantung skrotum
sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali. Hidrokel yang berhubungan dengan
hernia inguinalis harus diatasi dengan pembedahan sesegera mungkin.
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu
hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis
menutup, hidrokel akan sembuh sendiri; tetapi jika hidrokel masih tetap ada
atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Beberapa indikasi untuk melakukan
operasi pada hidrokel adalah: (1) hidrokel yang besar sehingga dapat menekan
pembuluh darah, (2) indikasi kosmetik, dan (3) hidrokel permagna yang dirasakan
terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Tindakan pembedahan berupa
hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dilakukan anestesi umum ataupun
regional (spinal).
Secara singkat teknik dari hidrokelektomi dapat
dijelaskan sebagai berikut:
·
Pasien
dilakukan pembiusan regional atau umum.
·
Posisi
pasien terlentang (supinasi).
·
Desinfeksi
lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
·
Lapangan
pembedahan dipersempit dengan duk steril.
·
Insisi
kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis
samapai tampak tunika vaginalis.
·
Dilakukan
preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali
dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu.
·
Insisi
bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan:
·
Teknik
Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila diperlukan
diplikasi dengan benang chromic cat gut.
·
Teknik
Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan benang
chromic cat gut.
·
Luka
operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut.
Gambar 16.
Hidrokelektomi
Gambar 17. Aspirasi pada hidrokel
Gambar
18. Proses Sclerosing pada hidrokel
Komplikasi pasca operasi
Hidrokelektomi: 1) hematom, 2) infeksi, 3) dapat melukai jaringan dan struktur
skrotum.
Komplikasi pasca aspirasi dan
penyuntikan zat sklerotik: 1) infeksi, 2) fibrosis, 3) nyeri sekitar skrotum,
4) rekuren.
Gambar 19. Hidrokel
Pada hidrokel kongenital
dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel
ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel,
sekaligus melakukan herniorafi. Pada
hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan skrotal dengan melakukan eksisi dan
marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau olikasi kantong
hidrokel sesuai cara Lord. Pada hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi
hidrokel secara in toto.
II.10
KOMPLIKASI
Komplikasi hidrokel yaitu kompresi
pada peredaran darah testis; perdarahan yang disebabkan karena trauma dan
aspirasi; sekunder infeksi. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah
mengalami trauma dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju
ke testis sehingga menimbulkan atrofi testis.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Sabiston
D, Oswari J.Buku Ajar Bedah Bagian 2.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.1994. Hal 490.
2.
Doherty
GM. CurrentSurgical Diagnosis and Treatment.
USA
: McGraw Hill.2006.
3.
Schwartz.
Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah. Jakarta : EGC 2000.
4.
Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.2004.Hal
5.
Basuki B Purnomo, Dasar-dasar
Urologi. Edisi ke-2. Jakarta : CV. Sagung Seto. 2003. Hal 140-142, 147.
6.
Grace,
Borley, At a Glance ILMU BEDAH. Edisi
Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga. 2006. Hal 183.
7.
www. generalhealth.com/hidrokel
8.
www.bedahumum.wordpress.
9.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/images/ency/fullsize/19692.jpg
10.
www.medicaltourismco.
No comments:
Post a Comment