KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan yang berjudul “Pemeriksaan Tmor marker
terkini dan aplikasinya”. sering diperlukan dalam praktik dokter sehari hari , mudah mudahan bermanfaat
Pendahuluan
Kemajuan
dalam pengetahuan dan teknologi dalam perkembangan imunologi, membawa sebuah
proses dalam deteksi dini kanker. Juga sebagai pendeteksi diagnosis, memantau
perkembangan kanker, dan penentuan prognosis. Identifikasi kandungan dari tumor
dapat membantu diagnosis dan memprediksi penyebab penyakit.
Dengan
kemajuan perkembangan labratorium teknologi dan kemajuan bioteknologi, sekarang
dapat mendeketksi marker sebuah kegananasan. Tidak hanya dari jaringan sekitar
kanker dapat juga hingga mendeteksi hingga bagian sel.
Karena
gejala klinis dari kanker dimulai dari pertumbuhan sell yang tidak terkontrol,
kanker disebut sebagai penyakit sel atau jaringan dengan cirri khas pertumbuhan
yang tidak terkontrol dimana dapat menginfiltrasi jaringan maupun organ
sekitar, namun sekarang kanker disetujui disebabkan oleh karena akumulasi dari
mutasi beberapa gen. Serologi tumor marker didefinisikan sebagai produk dari
tumor pada darah dimana menunjukan dari refleksi dari massa tumor pada tubuh.
DEFINISI
Pada
transformasi malignan, setiap pembelah sel akan menghasil sel malignan yang
baru. Pada proses ini, sel malignan membutuhkan beberapa unsur baru yang
membedakan mereka dengan sel nonmalignan dari origin yang sama. Unsur yang
dibutuhkan dapat berupa perubahan pada morfologi selular, fisiologi, atau
perubahan pada pertumbuhan sel. Perbedaan antara sel normal dengan malignan ini
dapat dijadikan kunci mendeteksi sel malignan.Dengan adanya hal ini, lahirlah
istilah tumor marker.Tumor marker adalah substansi yang
dideteksi pada proses tersebut.
Nyatanya,
perbedaan antara sel tumor dengan normal muncul dalam tingkat yang
berbeda-beda. Adanya hal ini membuat variasi pada tumor marker yang beragam untuk menggambarkan berbagai substansi
dan proses selular yang beranekaragam. Akibatnya, antigen membran, hormon,
enzim, poliamin, nukleosida, produk onkogen, produk tumor suppressor genes, atau ploidi DNA dan propors sel dalam fase
S di siklus hidup (aktivitas proliferatif) dapat digolongkan sebagai tumor marker. Bidang yang berbeda pada
onkologi menggunakan tumor marker yang
berbeda bergantung pada kebutuhan dan teknik follow up. Misalnya, tumor
marker pada onkologi klinik berbeda pada biologi molekular, berbeda pula
untuk imunohistokimia untuk fisiologi. Penggunaan tumor marker didasarkan pada sensitivitas dan spesifisitas marker dan kemampuan metode lain yang
dapat digunakan untuk tujuan yang sama
APLIKASI TUMOR
MARKER
Definisi
standar tumor marker pada onkologi
klinik mengacu pada substansi yang diproduksi oleh sel malignan atau substansi
yang diproduksi sel lain dalam pengaruh sel malignan dan dapat diuji pada
cairan tubuh. Tumor marker dapat
berupa substansi yang baru disintesis (yang umumnya tidak diproduksi pada sel
normal yang sehat) maupun substansi yang dapat ditemukan pada organisme normal
dalam konsentrasi yang sangat rendah. Penentuan tumor marker pada onkologi klinik sangat berguna dalam berbagai
proses, misalnya proses diagnosis dan prognosis, seperti halnya deteksi awal
dari penyakit yang rekurens atau metastasis. Akan tetapi, marker pada onkologi klinik saat ini hanya digunakan sebagai metode
skrining untuk deteksi penyakit malignan.Marker
yang berbeda digunakan pada tujuan berbeda, misalnya beberapa di antaranya
lebih baik digunakan untuk follow up dan
sebagian lainnya digunakan untuk deteksi dini. Proses follow up dari penyakit malignan pada sebelum, selama, dan sesudah
tatalaksana, serta proses yang baik terhadap data yang ditemukan akan
memberikan informasi mengenai karakteristik malignansi dan prognosis pasien.
Secara umum, konsentrasi yang sangat tinggi dari tumor marker merupakan prediktor dari outcome yang buruk.
Dalam
cairan tubuh, tumor marker ditemukan
dalam konsentrasi yang rendah sehingga dibutuhkan teknologi yang sangat
sensitif untuk mendeteksinya.Teknik yang digunakan didasarkan pada deteksi
kompleks antigen-antibodi. Lebih umum lagi, teknik yang dipakai adalah radioimmune assay, enzyme-immune assay, dan
luminometric-immune assay yang
dibedakan oleh komponen yang menempel pada antibodi untuk deteksi dan metode
deteksi dari kompleks yang terbentuk.
SPESIFISITAS DAN SENSITIFITAS
Tumor marker yang
ideal memiliki syarat:
1.
Hanya
muncul pada sel tumor
2.
Spesifik
untuk tipe dan organ yang terkena tumor
3.
Dapat
dinilai pada serum pasien dengan tipe tumor yang sama
4.
Dapat
dinilai pada serum pasien pada masa awal perkembangan tumor dan konsentrasinya
haruslah berkorelasi dengan bahaya dari tumor tersebut.
Hingga
saat ini, tidak terdapat struktur antigen yang diketahui hanya pada sel
tumor.Artinya, antibodi yang berikatan dengan tumor marker tertentu dapat bereaksi silang dengan struktur antigen
lainnya.Karena itu, tidak terdapat tumor
marker dan metode yang 100% spesifik. Ketik menilai hasil yang didapat,
perhatikan pula bahwa peningkatan tumor
marker dapat disebabkan oleh faktor lain yang dapat mengganggu
konsentrasinya. Adanya bias ini dapat disebabkan oleh:
·
Spesifisitas
yang inadekuat untuk tipe malignansi
·
Produksi
marker dalam konsentrasi tinggi pada
penyakit nonmalignan
·
Produksi
marker dalam kondisi psikologis yang
berbeda
·
Produksi
pada jaringan sehat
Pengunaan
marker kombinasi kini sering
dilakukan untuk meningkatkan sensitivitas, karena pada beberapa kasus, lebih
dari satutumor marker dapat
meningkat.Contohnya adalah kombinasi dari βHCG dan
alfa fetoprotein pada tumor germinal non-seminoma.Masing-masing uji memiliki spesifisitas
lebih dari 90% dan sensitivitas mencapai 60% untuk tipe tersebut.Dengan adanya
kombinasi, sensitivitas uji meningkat hingga 95%.
KLASIFIKASI
Tumor
marker dapat diklasifikasikan dalam
berbagai cara: berdasarkan struktur kimianya, jaringan asalnya, tipe
malignansinya. Klasifikasi yang paling umum digunakan adalah mengombinasikan
unsur biokimiawi, jaringan asal, dan fungsionalnya.
Protein Onkofetal
Protein onkofetal adalah antigen yang umumnya diproduksi pada
perkembangan embrional. Pada dewasa, produksi akan dibatasi atau akan hilang
sama sekali. Peningkatan konsentrasi pada dewasa disebabkan oleh reaktivasi
dari gen tertentu yang mengontrol pertumbuhan selular dan secara langsung
dihubungkan dengan proses malignansi.
Carcinoembyonic
antigen (CEA) adalah salah satu
contohnya.Pada perkembangan embrional, CEA diproduksi di sel epitelial dari
traktus gastrointestinal, hati, dan pankreas. CEA penting pada proses follow up pasien dengan kanker
kolorektal karena 65% dari seluruh pasien (termasuk pasien dengan penyakit
terlokalisasi dan stage I) serta 100%
dari pasien dengan metastasis memiliki peningkatan CEA. Selain itu, marker ini juga digunakan untuk follow up pasoen dengan malignansi
lainnya seperti kanker payudara, ovarium, pankreas, paru-paru, hati, dan
endometrium.
Konsentrasi serum antara 4-10 ng/ml dapat ditemukan pada pasien
dengan malignansi atau pasien dengan penyakit jinak, bahkan pada perokok
berat.Sementara itu, kosentrasi di atas 10 ng/ml sudah mengarah pada
malignansi.Peningatan konsentrasi serum juga ditemukan pada pasien dengan
bronkitis, gastrtis, ulkus duodenal, penyakit hati, pankreatitis, dan poliposis
kolorektal.
Alfa-fetoprotein
(AFP) adalah glikoprotein
yang diproduksi di yolk sac, sel
epitelial dari traktus gastrointestinal, dan hati selama perkembangan
embrional.Pada kehamilan, AFP memasuki cairan amnion melalui darah fetus,
melalui plasenta, dan menuju darah maternal.Pada dewasa, AFP dapat ditemukan
pada darah dalam konsetrasi yang sangat rendah. Konsentrasi serum normal dicapai
pada usia 9 bulan setelah kelahiran. Peningkatan kadar AFP serum (di atas 10
ng/ml) pada dewasa dapat ditemukan pada pasien dengan hepatitis viral akut,
sirosis hati, ikterus obstruktif, dan pada penyakit malignansi, seperti halnya
pada kanker pankreas, kanker paru-paru, dan kanker gastrik.
Fungsi utama AFP adalah follow
up pasien dengan karsinoma hepatoselular (95-100% sepsifisitas dan
sensitivitas). Konsentrasi yang mencapai 1200 ng/ml memastikan diagnosis dari
kanker primer hari dan pasien dengan tumor germinal non-seminoma (spesifisitas
60%).
Hormon
1. HCG
HCG
(Human Chorionic Gonadotrophin) hCG merupakan hormon yang bersifat luteotrofik
pada beberapa spesies , termasuk manusia, tikus, kelinci, babi dan sebagainya.
hCG disekresi oleh plasenta, hCG pada wanita berperan untuk mempertahankan
corpora lutea selama tahap–tahap permulaan kehamilan. Segera setelah ovulasi,
korpus luteum akan cukup mendapat dorongan dari faktor-faktor luteotrofik
hipofisa. Adanya dorongan ini menyebabkan korpus luteum tersebut secara
fisiologis tetap aktif sampai hCG mulai dibentuk dalam jumlah yang cukup untuk
bertindak sebagai luteotrofik. Sejumlah hCG yang dapat terukur timbul pada
wanita hamil pada hari ke-5 sampai 16 setelah ovulasi, tetapi titer hCG tidak
mencapai puncaknya sampai hari kehamilan yang ke-35 sampai 50 .Sifat-sifat
khusus hCG yang diisolasi cenderung kurang seragam dibandingkan dengan
sifat-sifat khusus hormon glikoprotein yang berasal dari pituitary, karena
degradasi terutama rantai samping karbohidratnya dapat terjadi selama
pembentukan urin. Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma
di saluran Tuba fallopii, telur yang telah dibuahi itu bergerak menuju rahim
dan melekat pada dindingnya. Sejak saat itulah plasenta mulai berkembang dan
memproduksi hCG yang dapat ditemukan dalam darah serta air seni. Keberadaan
hormon protein ini sudah dapat dideteksi dalam darah sejak hari pertama
keterlambatan haid, yang kira-kira merupakah hari keenam sejak pelekatan janin
pada dinding rahim.
Kadar
hormon ini terus bertambah hingga minggu ke 14-16 kehamilan, terhitung sejak
hari terakhir menstruasi. Sebagian besar ibu hamil mengalami penambahan kadar
hormon hCG sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari. Peningkatan kadar hormon ini
biasanya ditandai dengan mual dan pusing yang sering dirasakan para ibu hamil.
Setelah itu kadarnya menurun terus secara perlahan, dan hampir mencapai kadar
normal beberapa saat setelah persalinan. Hormon kehamilan ini hanya ditemukan
pada tubuh seorang wanita hamil yang dibuat oleh embrio segera setelah
pembuahan dan karena pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon kehamilan yang
dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada meningkatnya produksi
progesteron oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga
kehamilan. Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan
menurun selama sisa kehamilan. Hormon kehamilan HCG mungkin mempunyai fungsi
tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada
kehamilan Tetapi adakalanya kadar hormon ini masih di atas normal sampai 4
minggu setelah persalinan atau keguguran. Kadar HCG yang tinggi dalam darah
menyebabkan mual-muntah (morning sickness). Human Chorionic Gonadatrophin (hCG)
adalah hormon yang bekerja mirip LH (luteinising hormone) yang secara normal
diproduksi oleh kelenjar pituitari. Pada anak laki-laki LH dan juga hCG
memberitahu testis untuk memproduksi hormon sex laki-laki (testosterone).
HCG
mengatur untuk mencegah perpecahan dari corpus luteum pada ovarium dan juga
mempertahankan produksi progesteron yang penting pada kehamilan pada manusia.
HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG
mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. Perkiraan Kadar hCG dalam
Darah: Kadar hCG yang lebih tinggi pada ibu hamil biasa ditemui pada kehamilan
kembar dan kasus hamil anggur (mola). Sementara pada perempuan yang tidak hamil
dan juga laki-laki, kadar hCG di atas normal bisa mengindikasikan adanya tumor
pada alat reproduksi.
Tak
hanya itu, kadar hCG yang terlalu rendah pada ibu hamil pun patut diwaspadai,
karena dapat berarti kehamilan terjadi di luar rahim (ektopik) atau kematian
janin yang biasa disebut aborsi spontan. hCG sebagai indicator uji kehamilan
Alat uji kehamilan untuk dipakai di rumah (home pregnancy test, HPT) yang biasa
dikenal dengan test pack merupakan alat praktis yang cukup akurat untuk
mendeteksi kehamilan pada tahap awal. inggi pada saat itu. Uji kehamilan yang
lebih akurat tentunya adalah tes kuantitatif hormon hCG dalam darah. Biasanya
yang diukur adalah jumlah subunit beta hormon hCG (ß-hCG). Ketika terjadi
kehamilan pada diri seorang perempuan, maka tubuh bereaksi dengan membentuk
perubahan-perubahan dan segera memproduksi hormon-hormon kehamilan guna
mendukung kelangsungan kehamilan. Hormon-hormon kehamilan ini bertujuan guna
mendukung kehamilan yang berlangsung khususnya agar janin dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik dan sehat. Ada baiknya para ibu hamil mengetahui
mengenai hormon yang diproduksi selama kehamilan berikut fungsi dan efek yang
dihasilkan olehnya, agar tidak terjadi salah pengertian atau malah
menjadikannya mitos kehamilan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi selama
kehamilan.
2. Steroid
Dapat
disekresi oleh tumor kelenjar adrenal, pada kondisi tertentu beberapa kasus
tumor ovarium stromal hyperplasia menunjukan peningkatan steroiddogenesis.
3. Inhibitin
Merupakan
hormonm heterodimer glikoprotein yang diproduksi oleh sel granulose ovarium.
Dengan fungsi fisiologis sebagai inhibisi pengeluaran FSH oleh kelenjar
pituitary. Peningkatan hormone tersebut menunjkan pada granulose tumor sel Human placenta
lactogen
4.
Laktogen plasenta
manusia (hPL)
juga
disebut human chorionic somatomammotropin (HCS), adalah hormon polipeptida
plasenta. Struktur dan fungsinya mirip dengan hormon pertumbuhan manusia.berfungsi
sebagai modifikasi keadaan metabolik ibu selama kehamilan untuk memfasilitasi
pasokan energi janin. hPL memiliki sifat anti-insulin. hPL adalah hormon yang
disekresi oleh sinsitiotrofoblas selama kehamilan. Seperti hormon pertumbuhan
manusia, hPL dikodekan oleh gen pada kromosom 17q22-24.diidentifikasi pada
tahun 1963. hPL hanya ada selama kehamilan, dengan tingkat serum
meningkat dalam kaitannya dengan pertumbuhan janin dan plasenta. Tingkat
maksimum dicapai, biasanya 5-7 mg / L. Tingkat yang lebih tinggi terdapat pada
pasien dengan kehamilan multipel. Sedikit hPL memasuki sirkulasi janin. Waktu
paruh biologis 15 menit.
hPL
mempunyai fungsi seperti prolaktin,
namun tidak jelas apakah hPL memiliki peran dalam laktasi manusia. hPL
mempengaruhi sistem metabolisme organisme ibu. hPL menurunkan sensitivitas
insulin ibu, dan, karenanya, meningkatkan kadar glukosa darah ibu, sementara
penurunan penggunaan glukosa ibu, yang membantu menjamin nutrisi janin yang
memadai (ibu merespon dengan pankreas endokrin upregulation). Hipoglikemia
kronis menyebabkan kenaikan hPL. hPL menginduksi lipolisis dengan pelepasan
asam lemak bebas. Dengan puasa dan pelepasan hPL, asam lemak bebas menjadi
tersedia untuk organisme ibu sebagai bahan bakar, sehingga relatif lebih banyak
glukosa dapat dimanfaatkan oleh janin. Juga, keton terbentuk dari asam lemak
bebas dapat melewati plasenta dan digunakan oleh janin. Fungsi ini membantu
mendukung nutrisi janin bahkan dalam kasus kekurangan gizi ibu. hPL telah
digunakan sebagai indikator dari Plasenta site trofoblastic tumor
Enzim
Beberapa enzim khusus diproduksi lebih banyak jika proses
malignansi muncul pada organisme, sehingga dapat digunakan sebagai tumor marker.
1. Prostatic acid phosphatase (PAP)
adalah enzim yang diproduksi olhe jaringan prostat
normal.Peningkatan konsnetrasi (lebih dari 3 ng/ml) dapat ditemukan pada pasien
dengan kanker prostat dan umumnya dihubungkan dengan fase lanjut dari penyakit
ketika tumor mempenestasi kapsul prostat. Penentuan PAP dapat digunakan untuk
membedakan proses jinak dengan malignan.
2. Alkaline phosphatase (AP)
muncul pada bentuk iso-enzim yang disintesis di hati, tulang, atau
plasenta.Peningkatan konsentrasi serum pada pasien dengan penyakit malignan
umumnya mengindikasikan metastasis menuju hati dan/atau tulang, dan/atau adanya
tumor primer tulang (osteosarkoma).
3. Neuron
specific enolase (NSE)
adalah enzim glikolitik sitoplasma yang pertama kali dideteksi
pada sel dengan asal neuroektodermal dan neuronal.Seiring dengan perkembangan
pengetahuan, NSE ditemukan pada jaringan tumor dengan diferensiasi
neuroektodermal dan neuroendokrin.
4. Lactic
dehydrogenase (LDH)
sering ditemukan meningkat pada pasien dengan limfoma malignan dan
tumor germinal.Gamma glutamyl transpeptidase
(GGT) mengindikasikan kolestasis karena adanya metastasis hati.Sementara
itu, timidin kinase (TK) dapat membantu evaluasi penyebaran penyakit pada
pasien dengan leukemia, limfoma, tumor otak, small cell lung cancer, dan kanker payudara.
5. PSA
Prostate-specific
antigen (PSA), juga dikenal sebagai gamma-seminoprotein atau kallikrein-3
(KLK3), merupakan enzim glikoprotein dikodekan pada manusia oleh gen KLK3. PSA
adalah anggota dari keluarga peptidase kallikrein-terkait dan disekresikan oleh
sel-sel epitel dari kelenjar prostat. PSA diproduksi untuk ejakulasi, di mana
ia mencairkan air mani dalam koagulum mani dan memungkinkan sperma untuk
berenang dengan bebas, Hal ini juga diyakini berperan dalam melarutkan lendir
serviks, yang memungkinkan masuknya sperma ke dalam rahim..
PSA hadir dalam jumlah kecil dalam serum pria dengan
prostat sehat, tetapi sering meningkat pada kanker prostat atau gangguan
prostat lainnya. [4] Amerika Serikat Preventive Services Task Force (USPSTF,
2012) tidak merekomendasikan skrining PSA , mencatat bahwa tes dapat
mengakibatkan "overdiagnosis" dan "overtreatment" karena
"kanker prostat kebanyakan asimtomatik untuk hidup," dan perawatan
melibatkan risiko komplikasi. USPSTF menyimpulkan "potensi manfaat tidak
lebih besar daripada bahaya yang diharapkan
6. Prostate-specific
antigen membran (PSMA)
(juga
dikenal sebagai Glutamat carboxypeptidase II) adalah tipe 2 terpisahkan membran
glikoprotein ditemukan dalam jaringan prostat dan jaringan lainnya. Ini adalah
target terapi mungkin untuk kanker prostat. Walaupun merupakan penanda untuk
kanker prostat sedikit yang diketahui tentang fungsinya dalam tubuh.
diekspresikan pada sel tumor sebagai homodimer noncovalent
Tipe kanker : Multiple
myeloma, chronic
lymphocytic leukemia, and some lymphoma, Analisis jaringan: darah, urine,atau cairan
LCS ,untuk mendeteksi dan menentukan prognosis.
Tumor antigen
Deteksi
dini kanker ovarium, Peran potensial dari CA-125 untuk deteksi dini kanker
ovarium adalah kontroversial dan belum diadopsi untuk upaya penyaringan pada
wanita tanpa gejala Masalah-masalah utama dengan menggunakan CA-125 biomarker
adalah kurangnya sensitivitas, khususnya untuk mendeteksi tahap awal kanker
ovarium, dan kurangnya kekhususan, terutama pada wanita premenopause. keterbatasan
ini berarti bahwa CA-125 pengujian sering memberikan positif palsu untuk kanker
ovarium dan menempatkan pasien melalui pemeriksaan lebih lanjut tidak
diperlukan (kadang-kadang termasuk operasi) dan kecemasan. Juga, keterbatasan
ini berarti bahwa banyak wanita dengan kanker ovarium stadium awal akan
menerima negatif palsu dari CA-125 pengujian dan tidak mendapatkan perawatan
lebih lanjut karena kondisi mereka.
Spesifisitas
dan sensitivitas
CA-125
memiliki kekhususan terbatas untuk kanker ovarium karena peningkatan CA-125
tingkat dapat ditemukan pada individu tanpa kanker ovarium. Sebagai contoh,
sementara CA-125 dikenal sebagai penanda untuk kanker ovarium, juga dapat
meningkat pada kanker lainnya, termasuk kanker endometrium, kanker tuba
fallopi, kanker paru-paru, kanker payudara dan kanker gastrointestinal. CA -125
juga dapat meningkat pada beberapa kondisi yang relatif jinak, seperti
endometriosis, beberapa penyakit ovarium, menstruasi dan kehamilan. Hal ini
juga cenderung meningkat dengan adanya kondisi inflamasi di daerah perut,
kanker dan jinak, serta pada sirosis dan diabetes mellitus. Dengan demikian,
CA-125 pengujian tidak sempurna spesifik untuk kanker ovarium dan sering
menghasilkan positif palsu. Kekhususan CA-125 sangat rendah pada wanita premenopause
karena banyak kondisi jinak yang menyebabkan fluktuasi CA-125 tingkat seperti
menstruasi, kehamilan, dan penyakit radang panggul, terlihat pada populasi ini.
CA-125
pengujian juga tidak sempurna sensitif untuk mendeteksi kanker ovarium karena tidak
setiap pasien dengan kanker akan mengalami peningkatan kadar CA-125 dalam darah
mereka Sebagai contoh, 79% dari semua kanker ovarium. Positif untuk CA-125,
sedangkan sisanya tidak mengekspresikan antigen ini sama sekali.Juga, hanya
sekitar 50% dari pasien dengan kanker ovarium stadium awal telah mengangkat
CA-125 tingkat, yang berarti bahwa CA-125 memiliki sensitivitas yang sangat
miskin untuk kanker ovarium sebelum timbulnya gejala sensitivitas Miskin
berarti bahwa penggunaan CA-125 untuk mendeteksi kanker ovarium (terutama pada
tahap awal penyakit) sering dapat menyebabkan negatif palsu.. Pasien yang
menerima negatif palsu tidak mungkin untuk mencari pengobatan lebih lanjut
untuk penyakit mereka.
2. CA72-4
Di antara penanda tumor baru yang telah baru-baru
diusulkan, CA 72-4 adalah kepentingan tertentu, tidak hanya untuk kemampuan
dalam mendiagnosis dan pemantauan penyakit neoplastik tertentu, tetapi juga
untuk spesifisitas yang sangat baik. Beberapa penelitian difokuskan pada
potensi kegunaan klinis CA 72-4 di gastrointestinal (GI) dan kanker ginekologi,
menunjukkan sensitivitas sekitar 40% pada kanker kolorektal dan lambung dan 50%
pada kanker ovarium, dengan spesifisitas keseluruhan lebih dari 95% . Evaluasi
longitudinal pasien dengan penyakit ganas baik GI atau ginekologi menunjukkan
bahwa peningkatan signifikan CA 72-4 kadar serum mungkin prediksi penyakit
berulang. Selain itu, kombinasi dari CA 72-4 dengan penanda serum terkenal
lainnya, seperti CEA dan CA 19-9 untuk kanker GI atau CA 125 untuk kanker
ovarium, menunjukkan bahwa peningkatan sensitivitas dapat dicapai tanpa
perubahan substansial dalam keseluruhan spesifisitas , meningkatkan kemungkinan
pemantauan pasien. Sebagai kesimpulan, hasil ini memberikan argumen yang kuat
untuk penggunaan CA 72-4 dalam pengelolaan penyakit-penyakit neoplastik
3. CA
19-9
CA19-9 (antigen karbohidrat 19-9, juga disebut
antigen kanker 19-9 atau sialylated Lewis (a) antigen) adalah penanda tumor yang
digunakan terutama dalam pengelolaan kanker pankreas.
Pedoman dari American Society of Clinical Oncology
menyarankan penggunaan CA19-9 sebagai tes skrining untuk kanker, terutama
kanker pankreas. Alasannya adalah bahwa tes mungkin palsu normal (negatif
palsu) dalam banyak kasus, atau abnormal pada orang yang tidak memiliki kanker
sama sekali (false positive). Penggunaan utama dari CA19-9 Oleh karena itu
untuk melihat apakah tumor pankreas mensekresi itu, jika itu terjadi, maka
tingkat harus jatuh ketika tumor diobati, dan mereka akan naik lagi jika
penyakit ini berulang.Pada orang dengan massa pankreas, CA19-9 dapat berguna
dalam membedakan antara kanker dan penyakit lainnya dari kelenjar.
4. CA
54
Studi yang dilakukan pada 343 wanita pada utilitas
klinis yang baru dikembangkan tumor terkait musin-jenis glikoprotein, CA 54/61,
sebagai penanda tumor dalam serum untuk kanker ovarium. Tingkat positif
keseluruhan penanda baru 60%, lebih rendah dari tingkat 88% diperoleh dengan CA
125 diukur secara bersamaan. Mengenai histologi tumor, CA 54/61 memiliki
tingkat positif dari 78% di musinosa adenocarcinoma, dibandingkan dengan 44%
dengan CA 125. Tidak ada korelasi antara kadar serum CA 54/61 dan CA 125 (r =
0,05). CA 54/61 menunjukkan tingkat rendah positif pada penyakit jinak dan
hanya melebihi nilai cutoff pada satu pasien dengan kista endometrium,
sedangkan CA 125 memiliki tingkat positif dari 60%.
Tingkat positif-palsu terhadap CA 125 selama
trimester pertama kehamilan dan selama menstruasi adalah 57 dan 16%,
masing-masing, sedangkan tarif untuk CA 54/61 hanya 11 dan 5%, masing-masing.
Pengujian kedua CA 54/61 dan CA 125 meningkatkan tingkat keberhasilan dalam
mendiagnosis kanker ovarium hingga 95% (38 dari 40 pasien).
5. Ca
15-3
CA15-3 (Kanker Antigen 15-3) adalah penanda tumor
yang digunakan untuk memantau kanker tertentu, terutama kanker payudara. Hal
ini ditemukan pada permukaan berbagai jenis sel kanker dan menumpahkan ke dalam
aliran darah. Hal ini digunakan untuk memonitor canggih, yaitu metastasis,
kanker. Peningkatan CA15-3, dalam hubungannya dengan alkaline phosphatase
(ALP), telah ditemukan terkait dengan peningkatan kemungkinan kekambuhan awal
kanker payudara.
CA15-3 dan terkait CA27.29 (alias BR27.29) adalah
epitop yang berbeda pada protein produk antigen yang sama dari kanker terkait
gen MUC1 payudara. CA27.29 memiliki sensitivitas dan spesifisitas ditingkatkan
dan karena itu telah melampaui CA15-3 sebagai penanda tumor serum. CA27.29
meningkat pada 30% pasien dengan penyakit stadium rendah dan 60 sampai 70%
pasien dengan kanker payudara stadium lanjut.Kedua CA27.29 dan CA15-3 dapat
meningkat pada pasien dengan kista ovarium jinak, penyakit payudara jinak, dan penyakit
hati jinak. Ketinggian juga dapat dilihat pada sirosis, sarkoidosis dan lupus. CA27.29
tingkat lebih dari 100 U / mL atau CA15-3 tingkat lebih dari 25 U / mL jarang
terjadi di kondisi jinak. CA27.29 mungkin meningkat pada keganasan non-payudara
termasuk usus, lambung, pankreas, prostat dan paru-paru.
6. CA
242
CA 242 adalah penanda tumor untuk sialylated
karbohidrat Lewis berhubungan dengan adenokarsinoma dan risiko metastasis
e-selectin-dimediasi
7. Trypsin
inhibitor tumor
pasien kanker ovarium 6 kDa polipeptida,
tumor-terkait tripsin inhibitor (Tati), dapat terjadi pada konsentrasi tinggi
dalam urin dan serum baik. Dalam penelitian ini pretreatment kadar serum Tati
(cut-off point 21 ng ml-1) dan CA 125 (poin cut-off 35 U ml-1 dan 65 ml U-1)
ditentukan pada 152 pasien dengan kanker ovarium epitel (115 primer dan 37
berulang) dan pada 267 wanita dengan penyakit pelvis jinak. Data yang diperoleh
berkorelasi dengan tumor stadium, jenis histologis dan tumor grade. Secara
keseluruhan, Tati menunjukkan sensitivitas 64% dan spesifisitas 75%.
Sensitivitas dan spesifisitas CA 125> 35 U ml-1 keduanya 80%. Nilai yang
sesuai untuk CA 125> 65 U ml-1 adalah 70% dan 87%. Kombinasi dari dua
penanda peningkatan kepekaan terhadap 91% (CA 125> 35 U ml-1) dan 86% (CA
125> 65 U ml-1), sedangkan spesifisitas turun menjadi masing-masing 61% dan
68%. jelas unggul dalam karsinoma
mucinous ovarium, tingkat temuan yang benar-positif dalam neoplasma ini adalah
67% vs 42% untuk CA 125> 35 U ml-1 dan 33% untuk CA 125> 65 U ml-1.
Tidak seperti CA 125, Tati berkorelasi baik dengan
tumor grade. Kombinasi dari dua penanda memiliki nilai prediksi negatif yang
lebih tinggi, yaitu 93% (CA 125> 35 U ml-1) dan 90% (CA 125> 65 U ml-1)
masing-masing. Dapat disimpulkan bahwa, sementara Tati tidak dapat menggantikan
CA 125 dalam diagnosis karsinoma epitel ganas ovarium, itu adalah penanda
tambahan yang berharga dalam kasus karsinoma mucinous dan dalam kombinasi
dengan CA 125.
8. Protein
regulator folikel (FRP)
disekresikan oleh sel granulosa ovarium dan berperan
dalam perkembangan folikel modulasi. Sebuah epitop immunoassay ganda
menggunakan dua antibodi monoklonal murine, isotipe IgG1 (diajukan terhadap
babi FRP), bersama-sama dikembangkan untuk mengukur FRP dalam serum. Tingkat
FRP dalam serum wanita dengan tumor sel granulosa, normal, wanita menstruasi,
dan wanita pascamenopause ditentukan. Tingkat FRP meningkat pada serum 79% dari
wanita dengan tumor sel granulosa dibandingkan dengan kontrol normal. Tingkat
FRP dalam sampel serial dari wanita dengan tumor sel granulosa biasanya
berkorelasi dengan perjalanan klinis penyakit. Dengan demikian, FRP dapat
memberikan penanda yang berguna untuk tumor sel granulosa.
9. M-CSF
Telah menunjukkan bahwa pada pasien dengan kanker
ovarium epitel dan tumor ganas sel germinal ovarium, makrofag
colony-stimulating factor (M-CSF) secara signifikan meningkat pada serum
dibandingkan dengan orang sehat. Oleh karena itu, M-CSF telah diusulkan sebagai
penanda tumor pada kanker ini. Dalam penelitian ini, potensi penanda tumor dari
konsentrasi serum M-CSF pada pasien dengan karsinoma sel skuamosa kepala dan
leher (SCCHN) diselidiki. Konsentrasi serum M-CSF ditentukan oleh sandwich
enzyme immunoassay kuantitatif dalam 59 pasien yang menderita SCCHN dan 59
kontrol sehat.
Sebuah perbedaan yang signifikan dalam konsentrasi
serum rata-rata M-CSF antara pasien dengan SCCHN dan kelompok kontrol ditemukan
(p = 0,002). M-CSF konsentrasi serum berkorelasi baik dengan stadium penyakit
atau dengan gradasi histopatologi, dan tidak ada korelasi dengan protein
C-reaktif serum ditemukan. Konsentrasi serum M-CSF bisa menarik sebagai penanda
tumor di SCCHN.
10. OVX1
Satu-satunya penyebab yang paling umum yang
menyebabkan diagnosis kanker endometrium adalah perdarahan postmenopause.
Meskipun sebagian besar pasien dengan penyakit stadium awal (stadium FIGO I dan
II) dapat disembuhkan, prognosis memburuk jauh dengan meningkatnya panggung.
Sementara serum CA 125 tingkat yang meningkat hanya dalam proporsi yang
signifikan dari pasien dengan penyakit lanjut, baru-baru penanda serum baru
(OVX1) untuk mendeteksi kanker endometrium stadium awal dilaporkan. Kadar serum
OVX1 diukur menggunakan OVX1 radioimmunoassay (RIA) atau enzim immunoassay
(EIA) pada 192 pasien dengan kanker endometrium. CA 125 tingkat diukur pada 112
pasien yang menggunakan CIS ELSA CA 125 kit. Rupanya perempuan sehat yang
berarti serum OVX1 tingkat diukur dengan OVX1-EIA 1,34 + / - 0,74 U / ml,
sedangkan pasien dengan endometriosis yang berarti OVX1 tingkat serum 3,15 + /
- 2,45 U / ml. Rerata OVX1 kadar serum
untuk pasien kanker endometrium adalah 2,00 + / - 1,32 U / ml. Nilai-nilai ini
adalah 2,76 + / - 1,62, 6,10 + / - 4,66, dan 5,37 + / - 3,49, masing-masing,
dengan menggunakan uji OVX1-RIA. Menerapkan nilai cutoff dari 2,8 U / ml, kadar
serum OVX1-EIA pada pasien kanker endometrium meningkat pada 25 dari 127 pasien
(19,7%) dengan stadium I penyakit, 5 dari 17 pasien dengan stadium II (29,4%),
5 dari 22 pasien (22,7%) dengan stadium III, dan 4 dari 11 pasien (36,4%)
dengan penyakit stadium IV.
Menggunakan OVX1-RIA dan cutoff dari 7,2 U / ml,
kadar serum meningkat pada 22 dari 127 (17,3%) tahap I, 6 dari 17 (35,3%) Tahap
II, 5 dari 22 (22,7%) stadium III, dan 6 dari 11 (54,5%) pasien stadium IV.
Serum CA 125 tingkat, ditentukan dalam total 112 pasien, yang ditinggikan di
atas 35 U / ml pada 12 dari 79 pasien (15,2%) dengan stadium I, 4 dari 12
pasien (33,3%) dengan stadium II, 8 dari 13 pasien (61,5%) dengan stadium III,
dan semua 8 pasien (100%) dengan penyakit stadium IV. Sementara korelasi yang
baik antara serum CA 125 tingkat dan tahap klinis penyakit itu ditemukan, tidak
ada korelasi dapat dideteksi untuk OVX1 dan panggung.
11. NB70k
Beredar tumor ovarium tingkat NB/70K antigen manusia
dinilai dengan empat radioimmunoassays antibodi monoklonal. Sebanyak 844 sampel
darah dari pasien dengan kanker ovarium dan subyek kontrol ginekologi
dievaluasi untuk menentukan kekhususan masing-masing empat tes untuk kanker
ovarium. Itu ditentukan bahwa rata-rata dan persentase positif untuk pasien
dengan kanker ovarium secara signifikan lebih tinggi daripada nilai-nilai untuk
semua kelompok kontrol. Ketika parameter klinis pasien dengan kanker ovarium
diperiksa, ditemukan bahwa NB/70K tampak meningkat pada pasien dengan semua
jenis patologis tahap awal, kanker ovarium epitel kelas rendah dipelajari.
Salah satu dari empat radioimmunoassays (yang
NB12123 assay) mampu mendeteksi tingkat NB/70K darah pada lebih dari 50% pasien
dengan stadium keganasan ovarium dini. The NB12123 uji juga mampu mendeteksi
NB/70K dalam darah 45% (9 dari 20) pasien dengan stadium I, kanker ovarium baik
dibedakan. Hasil ini menunjukkan bahwa NB/70K mungkin menjadi penanda berguna
untuk deteksi dini tumor lokal serta untuk memantau pasien dengan kanker
ovarium, sebagaimana telah ditunjukkan sebelumnya. Selain itu, NB/70K tampaknya
menjadi penanda untuk semua tahap, nilai, dan jenis patologis tumor epitel
ovarium manusia
12. TA
4
Tingkat serum antigen tumor-4 (TA-4) diukur pada 401
pasien dengan karsinoma sel skuamosa (SCC) dari berbagai organ (76 paru-paru,
esofagus 82, dan 234 kepala dan leher). Tingkat serum rata-rata TA-4 pada
pasien dengan paru-paru SCC adalah 3,6 kali lebih tinggi dari pada kontrol
sehat dan bahkan lebih tinggi pada tahap lanjut penyakit (III, IV). Pada pasien
dengan penyakit jinak atau jenis lain kanker paru-paru, namun, tingkat TA-4
serum tidak berbeda dari kontrol terlepas dari tahap klinis.
Selama terapi radiasi, TA-4 tingkat pada pasien
dengan paru SCC menurun dengan pengurangan ukuran tumor. Ini meningkat lagi
nyata selama kekambuhan. Demikian pula, pasien dengan SCC pada kerongkongan dan
kepala dan leher juga menunjukkan peningkatan TA-4 tingkat tetapi hanya pada
tahap lanjut dan kambuh. Disimpulkan bahwa TA-4 sangat berkaitan dengan SCC
tidak hanya dari serviks uterus tetapi juga organ lain dan bahwa penentuan
kadar serum berguna untuk memantau efek terapi dan kekambuhan penyakit ini,
meskipun beberapa keterbatasan
13. IL
2 tumor marker
Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa larut reseptor interleukin-2 (sIL-2R) adalah nilai
sebagai penanda pada gangguan kronis dan ganas. Tidak ada data yang tersedia
pada tingkat sIL-2R di kepala dan kanker leher. Serum 86 pasien dengan
karsinoma sel skuamosa kepala dan leher (SCCHN) sebelum terapi apapun dan dari
25 kontrol yang sehat diambil. Enam bulan kemudian serum 49 pasien diambil
lagi. tingkat sIL-2R ditentukan dengan ELISA.
Pasien
dengan SCCHN sebelum terapi memiliki kadar serum sIL-2R signifikan meningkat
(895 U / ml) dibandingkan dengan kontrol (437 U / ml). Setelah delapan bulan
menindaklanjuti 78,4% dari pasien dengan SCCHN kembali tumor meningkat dan 80%
dari pasien karsinoma tanpa kekambuhan mengalami penurunan kadar sIL-2R
dibandingkan dengan sebelum terapi. sIL-2R tampaknya menjadi penanda tidak
spesifik untuk SCCHN dan mungkin nilai prognostik.
14. Vimentin
Vimentin
adalah tipe III antara filamen (IF) protein yang disajikan dalam sel
mesenchymal. JIKA protein yang ditemukan di semua sel metazoan [1] serta
bakteriIF, bersama dengan mikrotubulus berbasis tubulin dan aktin berbasis
mikrofilamen, terdiri dari sitoskeleton. Semua JI protein disajikan dalam mode
yang sangat perkembangan-diatur; vimentin merupakan komponen cytoskeletal utama
sel mesenchymal.
Karena
itu, vimentin sering digunakan sebagai penanda sel mesenchymally yang
diturunkan atau sel yang mengalami transisi epithelial-to-m, esenchymal (EMT)
selama kedua perkembangan normal dan perkembangan metastasis, Vimentin
memainkan peran penting dalam mendukung dan penahan posisi organel dalam
sitosol. Vimentin melekat pada inti, retikulum endoplasma, dan mitokondria,
baik lateral maupun tersembuhkan.
15. Sinaptosin
Synaptophysin,
juga dikenal sebagai utama vesikel sinaptik protein p38, adalah protein yang
pada manusia dikodekan oleh gen SYP, Gen ini telah terlibat dalam X keterbelakangan
mental terkait. Menggunakan
imunohistokimia, synaptophysin dapat ditunjukkan dalam berbagai jaringan saraf
dan neuroendokrin, termasuk sel-sel dari medula adrenal dan pulau pankreas.
Sebagai penanda spesifik untuk jaringan ini, dapat digunakan untuk
mengidentifikasi tumor yang timbul dari mereka, seperti neuroblastoma,
retinoblastoma, feokromositoma, karsinoid, dan karsinoma tiroid meduler, antara
lain. Diagnosa, sering digunakan dalam kombinasi dengan chromogranin A.
16. NmP
22
NMP22
adalah penanda tumor untuk kanker kandung kemih. NMP22 adalah bentuk singkatan
dari Nuklir Matrix Protein No.22
17. Neprilysin
Neprilysin,
juga dikenal sebagai membran Metallo-endopeptidase, endopeptidase netral (NEP),
CD10, dan umum leukemia lymphoblastic akut antigen (calla), adalah
metalloprotease enzim seng-dependent yang merendahkan sejumlah peptida
disekresikan kecil, terutama beta amiloid peptida yang misfolding abnormal dan
agregasi dalam jaringan saraf telah terlibat sebagai penyebab penyakit
Alzheimer. Disintesis sebagai protein membran-terikat, ectodomain neprilysin
dilepaskan ke dalam domain ekstraselular setelah itu telah diangkut dari aparat
Golgi ke permukaan sel. Dalam neuron, neprilysin diatur oleh protein nicastrin,
komponen dari kompleks secretase gamma yang melakukan langkah yang diperlukan
dalam pengolahan amiloid protein prekursor amiloid beta.
Nenek
moyang hematopoetic mengekspresikan CD10 dianggap "nenek moyang limfoid
umum," yang berarti mereka dapat berdiferensiasi menjadi T, B atau sel
Natural Killer.CD10 adalah penggunaan dalam diagnosis hematologi karena
dinyatakan pada awal B, pro-B dan pre-limfosit B, dan dengan kelenjar getah
bening pusat germinal. penyakit hematologi di mana itu positif termasuk SEMUA,
limfoma sel T angioimmunoblastic, limfoma Burkitt, CML dalam krisis blast
(90%), limfoma sel B besar difus (variabel), sel folikel pusat (70%), leukemia
sel berbulu (10%), dan myeloma (beberapa). Ini cenderung negatif dalam AML,
CLL, limfoma sel mantel, dan limfoma zona marjinal. CD10 ditemukan pada non-T
SEMUA sel yang berasal dari limfosit pra-B, dan germinal center terkait limfoma
non-Hodgkin seperti limfoma Burkitt dan limfoma folikel, tetapi tidak pada sel-sel
leukemia atau limfoma yang berasal dari lebih sel B matang.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Novakovic
S. Tumor markers in clinical oncology. Radiology Oncology. 2004; 38(2):73-83.
2.
Oosterhuis
WP, Bruns DE, Watine J, Sandberg S, Horvath AR. Evidence-based guidelines in
laboratory medicine: principles and methods. Clin Chem. 2004;50:806-18.
- Robbins.
Buku Ajar Patologi Vol 2 Edisi 7. 2004. Jakarta : EGC
- http://www.dokterbedahherryyudha.com/2012/03/benefits-tumor-marker-for-early.html
- Deteksi
Dini Efektif Melacak Kanker Payudara.
http://www.info-sehat.com
(diakses tanggal 27 Agustus 2013)
6.
National
Cancer Institute. Tumor markers. Diakses pada Kamis, 27 Agustus 2013. Diunduh
dari: http://www.cancer.gov/cancertopics/factsheet/
Detection/tumormarkers
No comments:
Post a Comment