"A Man can't make a mistake can't make anything"

Wednesday, 8 October 2014

TUMOR MARKER TERKINI DI BIDANG KEDOKTERAN BEDAH

Pendahuluan
Saya herry setya yudha utama mencoba menyuguhkan tulisan. Kemajuan dalam pengetahuan dan teknologi dalam perkembangan imunologi, membawa sebuah proses dalam deteksi dini kanker. Juga sebagai pendeteksi diagnosis, memantau perkembangan kanker, dan penentuan prognosis. Identifikasi kandungan dari tumor dapat membantu diagnosis dan memprediksi penyebab penyakit.
Dengan kemajuan perkembangan labratorium teknologi dan kemajuan bioteknologi, sekarang dapat mendeketksi marker sebuah kegananasan. Tidak hanya dari jaringan sekitar kanker dapat juga hingga mendeteksi hingga bagian sel.
Karena gejala klinis dari kanker dimulai dari pertumbuhan sell yang tidak terkontrol, kanker disebut sebagai penyakit sel atau jaringan dengan cirri khas pertumbuhan yang tidak terkontrol dimana dapat menginfiltrasi jaringan maupun organ sekitar, namun sekarang kanker disetujui disebabkan oleh karena akumulasi dari mutasi beberapa gen. Serologi tumor marker didefinisikan sebagai produk dari tumor pada darah dimana menunjukan dari refleksi dari massa tumor pada tubuh.

DEFINISI
Pada transformasi malignan, setiap pembelah sel akan menghasil sel malignan yang baru. Pada proses ini, sel malignan membutuhkan beberapa unsur baru yang membedakan mereka dengan sel nonmalignan dari origin yang sama. Unsur yang dibutuhkan dapat berupa perubahan pada morfologi selular, fisiologi, atau perubahan pada pertumbuhan sel. Perbedaan antara sel normal dengan malignan ini dapat dijadikan kunci mendeteksi sel malignan.Dengan adanya hal ini, lahirlah istilah tumor marker.Tumor marker adalah substansi yang dideteksi pada proses tersebut.
Nyatanya, perbedaan antara sel tumor dengan normal muncul dalam tingkat yang berbeda-beda. Adanya hal ini membuat variasi pada tumor marker yang beragam untuk menggambarkan berbagai substansi dan proses selular yang beranekaragam. Akibatnya, antigen membran, hormon, enzim, poliamin, nukleosida, produk onkogen, produk tumor suppressor genes, atau ploidi DNA dan propors sel dalam fase S di siklus hidup (aktivitas proliferatif) dapat digolongkan sebagai tumor marker. Bidang yang berbeda pada onkologi menggunakan tumor marker yang berbeda bergantung pada kebutuhan dan teknik follow up. Misalnya, tumor marker pada onkologi klinik berbeda pada biologi molekular, berbeda pula untuk imunohistokimia untuk fisiologi. Penggunaan tumor marker didasarkan pada sensitivitas dan spesifisitas marker dan kemampuan metode lain yang dapat digunakan untuk tujuan yang sama




APLIKASI TUMOR MARKER
Definisi standar tumor marker pada onkologi klinik mengacu pada substansi yang diproduksi oleh sel malignan atau substansi yang diproduksi sel lain dalam pengaruh sel malignan dan dapat diuji pada cairan tubuh. Tumor marker dapat berupa substansi yang baru disintesis (yang umumnya tidak diproduksi pada sel normal yang sehat) maupun substansi yang dapat ditemukan pada organisme normal dalam konsentrasi yang sangat rendah. Penentuan tumor marker pada onkologi klinik sangat berguna dalam berbagai proses, misalnya proses diagnosis dan prognosis, seperti halnya deteksi awal dari penyakit yang rekurens atau metastasis. Akan tetapi, marker pada onkologi klinik saat ini hanya digunakan sebagai metode skrining untuk deteksi penyakit malignan.Marker yang berbeda digunakan pada tujuan berbeda, misalnya beberapa di antaranya lebih baik digunakan untuk follow up dan sebagian lainnya digunakan untuk deteksi dini. Proses follow up dari penyakit malignan pada sebelum, selama, dan sesudah tatalaksana, serta proses yang baik terhadap data yang ditemukan akan memberikan informasi mengenai karakteristik malignansi dan prognosis pasien. Secara umum, konsentrasi yang sangat tinggi dari tumor marker merupakan prediktor dari outcome yang buruk.
Dalam cairan tubuh, tumor marker ditemukan dalam konsentrasi yang rendah sehingga dibutuhkan teknologi yang sangat sensitif untuk mendeteksinya.Teknik yang digunakan didasarkan pada deteksi kompleks antigen-antibodi. Lebih umum lagi, teknik yang dipakai adalah radioimmune assay, enzyme-immune assay, dan luminometric-immune assay yang dibedakan oleh komponen yang menempel pada antibodi untuk deteksi dan metode deteksi dari kompleks yang terbentuk.

SPESIFISITAS DAN SENSITIFITAS
Tumor marker yang ideal memiliki syarat:
1.     Hanya muncul pada sel tumor
2.     Spesifik untuk tipe dan organ yang terkena tumor
3.     Dapat dinilai pada serum pasien dengan tipe tumor yang sama
4.     Dapat dinilai pada serum pasien pada masa awal perkembangan tumor dan konsentrasinya haruslah berkorelasi dengan bahaya dari tumor tersebut.
Hingga saat ini, tidak terdapat struktur antigen yang diketahui hanya pada sel tumor.Artinya, antibodi yang berikatan dengan tumor marker tertentu dapat bereaksi silang dengan struktur antigen lainnya.Karena itu, tidak terdapat tumor marker dan metode yang 100% spesifik. Ketik menilai hasil yang didapat, perhatikan pula bahwa peningkatan tumor marker dapat disebabkan oleh faktor lain yang dapat mengganggu konsentrasinya. Adanya bias ini dapat disebabkan oleh:
·     Spesifisitas yang inadekuat untuk tipe malignansi
·     Produksi marker dalam konsentrasi tinggi pada penyakit nonmalignan
·     Produksi marker dalam kondisi psikologis yang berbeda
·     Produksi pada jaringan sehat
Pengunaan marker kombinasi kini sering dilakukan untuk meningkatkan sensitivitas, karena pada beberapa kasus, lebih dari satutumor marker dapat meningkat.Contohnya adalah kombinasi dari βHCG dan alfa fetoprotein pada tumor germinal non-seminoma.Masing-masing uji memiliki spesifisitas lebih dari 90% dan sensitivitas mencapai 60% untuk tipe tersebut.Dengan adanya kombinasi, sensitivitas uji meningkat hingga 95%.
KLASIFIKASI
Tumor marker dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara: berdasarkan struktur kimianya, jaringan asalnya, tipe malignansinya. Klasifikasi yang paling umum digunakan adalah mengombinasikan unsur biokimiawi, jaringan asal, dan fungsionalnya.
Protein Onkofetal
Protein onkofetal adalah antigen yang umumnya diproduksi pada perkembangan embrional. Pada dewasa, produksi akan dibatasi atau akan hilang sama sekali. Peningkatan konsentrasi pada dewasa disebabkan oleh reaktivasi dari gen tertentu yang mengontrol pertumbuhan selular dan secara langsung dihubungkan dengan proses malignansi.
Carcinoembyonic antigen (CEA) adalah salah satu contohnya.Pada perkembangan embrional, CEA diproduksi di sel epitelial dari traktus gastrointestinal, hati, dan pankreas. CEA penting pada proses follow up pasien dengan kanker kolorektal karena 65% dari seluruh pasien (termasuk pasien dengan penyakit terlokalisasi dan stage I) serta 100% dari pasien dengan metastasis memiliki peningkatan CEA. Selain itu, marker ini juga digunakan untuk follow up pasoen dengan malignansi lainnya seperti kanker payudara, ovarium, pankreas, paru-paru, hati, dan endometrium.
Konsentrasi serum antara 4-10 ng/ml dapat ditemukan pada pasien dengan malignansi atau pasien dengan penyakit jinak, bahkan pada perokok berat.Sementara itu, kosentrasi di atas 10 ng/ml sudah mengarah pada malignansi.Peningatan konsentrasi serum juga ditemukan pada pasien dengan bronkitis, gastrtis, ulkus duodenal, penyakit hati, pankreatitis, dan poliposis kolorektal.
Alfa-fetoprotein (AFP) adalah glikoprotein yang diproduksi di yolk sac, sel epitelial dari traktus gastrointestinal, dan hati selama perkembangan embrional.Pada kehamilan, AFP memasuki cairan amnion melalui darah fetus, melalui plasenta, dan menuju darah maternal.Pada dewasa, AFP dapat ditemukan pada darah dalam konsetrasi yang sangat rendah. Konsentrasi serum normal dicapai pada usia 9 bulan setelah kelahiran. Peningkatan kadar AFP serum (di atas 10 ng/ml) pada dewasa dapat ditemukan pada pasien dengan hepatitis viral akut, sirosis hati, ikterus obstruktif, dan pada penyakit malignansi, seperti halnya pada kanker pankreas, kanker paru-paru, dan kanker gastrik.
Fungsi utama AFP adalah follow up pasien dengan karsinoma hepatoselular (95-100% sepsifisitas dan sensitivitas). Konsentrasi yang mencapai 1200 ng/ml memastikan diagnosis dari kanker primer hari dan pasien dengan tumor germinal non-seminoma (spesifisitas 60%).
Hormon
1.     HCG
HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) hCG merupakan hormon yang bersifat luteotrofik pada beberapa spesies , termasuk manusia, tikus, kelinci, babi dan sebagainya. hCG disekresi oleh plasenta, hCG pada wanita berperan untuk mempertahankan corpora lutea selama tahap–tahap permulaan kehamilan. Segera setelah ovulasi, korpus luteum akan cukup mendapat dorongan dari faktor-faktor luteotrofik hipofisa. Adanya dorongan ini menyebabkan korpus luteum tersebut secara fisiologis tetap aktif sampai hCG mulai dibentuk dalam jumlah yang cukup untuk bertindak sebagai luteotrofik. Sejumlah hCG yang dapat terukur timbul pada wanita hamil pada hari ke-5 sampai 16 setelah ovulasi, tetapi titer hCG tidak mencapai puncaknya sampai hari kehamilan yang ke-35 sampai 50 .Sifat-sifat khusus hCG yang diisolasi cenderung kurang seragam dibandingkan dengan sifat-sifat khusus hormon glikoprotein yang berasal dari pituitary, karena degradasi terutama rantai samping karbohidratnya dapat terjadi selama pembentukan urin. Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di saluran Tuba fallopii, telur yang telah dibuahi itu bergerak menuju rahim dan melekat pada dindingnya. Sejak saat itulah plasenta mulai berkembang dan memproduksi hCG yang dapat ditemukan dalam darah serta air seni. Keberadaan hormon protein ini sudah dapat dideteksi dalam darah sejak hari pertama keterlambatan haid, yang kira-kira merupakah hari keenam sejak pelekatan janin pada dinding rahim.
Kadar hormon ini terus bertambah hingga minggu ke 14-16 kehamilan, terhitung sejak hari terakhir menstruasi. Sebagian besar ibu hamil mengalami penambahan kadar hormon hCG sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari. Peningkatan kadar hormon ini biasanya ditandai dengan mual dan pusing yang sering dirasakan para ibu hamil. Setelah itu kadarnya menurun terus secara perlahan, dan hampir mencapai kadar normal beberapa saat setelah persalinan. Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang wanita hamil yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan karena pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon kehamilan HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan Tetapi adakalanya kadar hormon ini masih di atas normal sampai 4 minggu setelah persalinan atau keguguran. Kadar HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual-muntah (morning sickness). Human Chorionic Gonadatrophin (hCG) adalah hormon yang bekerja mirip LH (luteinising hormone) yang secara normal diproduksi oleh kelenjar pituitari. Pada anak laki-laki LH dan juga hCG memberitahu testis untuk memproduksi hormon sex laki-laki (testosterone).

HCG mengatur untuk mencegah perpecahan dari corpus luteum pada ovarium dan juga mempertahankan produksi progesteron yang penting pada kehamilan pada manusia. HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. Perkiraan Kadar hCG dalam Darah: Kadar hCG yang lebih tinggi pada ibu hamil biasa ditemui pada kehamilan kembar dan kasus hamil anggur (mola). Sementara pada perempuan yang tidak hamil dan juga laki-laki, kadar hCG di atas normal bisa mengindikasikan adanya tumor pada alat reproduksi.
Tak hanya itu, kadar hCG yang terlalu rendah pada ibu hamil pun patut diwaspadai, karena dapat berarti kehamilan terjadi di luar rahim (ektopik) atau kematian janin yang biasa disebut aborsi spontan. hCG sebagai indicator uji kehamilan Alat uji kehamilan untuk dipakai di rumah (home pregnancy test, HPT) yang biasa dikenal dengan test pack merupakan alat praktis yang cukup akurat untuk mendeteksi kehamilan pada tahap awal. inggi pada saat itu. Uji kehamilan yang lebih akurat tentunya adalah tes kuantitatif hormon hCG dalam darah. Biasanya yang diukur adalah jumlah subunit beta hormon hCG (ß-hCG). Ketika terjadi kehamilan pada diri seorang perempuan, maka tubuh bereaksi dengan membentuk perubahan-perubahan dan segera memproduksi hormon-hormon kehamilan guna mendukung kelangsungan kehamilan. Hormon-hormon kehamilan ini bertujuan guna mendukung kehamilan yang berlangsung khususnya agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat. Ada baiknya para ibu hamil mengetahui mengenai hormon yang diproduksi selama kehamilan berikut fungsi dan efek yang dihasilkan olehnya, agar tidak terjadi salah pengertian atau malah menjadikannya mitos kehamilan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan.
2.     Steroid
Dapat disekresi oleh tumor kelenjar adrenal, pada kondisi tertentu beberapa kasus tumor ovarium stromal hyperplasia menunjukan peningkatan steroiddogenesis.
3.     Inhibitin
Merupakan hormonm heterodimer glikoprotein yang diproduksi oleh sel granulose ovarium. Dengan fungsi fisiologis sebagai inhibisi pengeluaran FSH oleh kelenjar pituitary. Peningkatan hormone tersebut menunjkan pada granulose tumor sel Human placenta lactogen
4.     Laktogen plasenta manusia (hPL)
juga disebut human chorionic somatomammotropin (HCS), adalah hormon polipeptida plasenta. Struktur dan fungsinya mirip dengan hormon pertumbuhan manusia.berfungsi sebagai modifikasi keadaan metabolik ibu selama kehamilan untuk memfasilitasi pasokan energi janin. hPL memiliki sifat anti-insulin. hPL adalah hormon yang disekresi oleh sinsitiotrofoblas selama kehamilan. Seperti hormon pertumbuhan manusia, hPL dikodekan oleh gen pada kromosom 17q22-24.diidentifikasi pada tahun 1963.  hPL hanya ada  selama kehamilan, dengan tingkat serum meningkat dalam kaitannya dengan pertumbuhan janin dan plasenta. Tingkat maksimum dicapai, biasanya 5-7 mg / L. Tingkat yang lebih tinggi terdapat pada pasien dengan kehamilan multipel. Sedikit hPL memasuki sirkulasi janin. Waktu paruh biologis 15 menit.
hPL mempunyai fungsi seperti  prolaktin, namun tidak jelas apakah hPL memiliki peran dalam laktasi manusia. hPL mempengaruhi sistem metabolisme organisme ibu. hPL menurunkan sensitivitas insulin ibu, dan, karenanya, meningkatkan kadar glukosa darah ibu, sementara penurunan penggunaan glukosa ibu, yang membantu menjamin nutrisi janin yang memadai (ibu merespon dengan pankreas endokrin upregulation). Hipoglikemia kronis menyebabkan kenaikan hPL. hPL menginduksi lipolisis dengan pelepasan asam lemak bebas. Dengan puasa dan pelepasan hPL, asam lemak bebas menjadi tersedia untuk organisme ibu sebagai bahan bakar, sehingga relatif lebih banyak glukosa dapat dimanfaatkan oleh janin. Juga, keton terbentuk dari asam lemak bebas dapat melewati plasenta dan digunakan oleh janin. Fungsi ini membantu mendukung nutrisi janin bahkan dalam kasus kekurangan gizi ibu. hPL telah digunakan sebagai indikator dari Plasenta site trofoblastic tumor
Enzim
Beberapa enzim khusus diproduksi lebih banyak jika proses malignansi muncul pada organisme, sehingga dapat digunakan sebagai tumor marker.
1.      Prostatic acid phosphatase (PAP)
adalah enzim yang diproduksi olhe jaringan prostat normal.Peningkatan konsnetrasi (lebih dari 3 ng/ml) dapat ditemukan pada pasien dengan kanker prostat dan umumnya dihubungkan dengan fase lanjut dari penyakit ketika tumor mempenestasi kapsul prostat. Penentuan PAP dapat digunakan untuk membedakan proses jinak dengan malignan.
2.     Alkaline phosphatase (AP)
muncul pada bentuk iso-enzim yang disintesis di hati, tulang, atau plasenta.Peningkatan konsentrasi serum pada pasien dengan penyakit malignan umumnya mengindikasikan metastasis menuju hati dan/atau tulang, dan/atau adanya tumor primer tulang (osteosarkoma).
3.     Neuron specific enolase (NSE)
adalah enzim glikolitik sitoplasma yang pertama kali dideteksi pada sel dengan asal neuroektodermal dan neuronal.Seiring dengan perkembangan pengetahuan, NSE ditemukan pada jaringan tumor dengan diferensiasi neuroektodermal dan neuroendokrin.
4.     Lactic dehydrogenase (LDH)
sering ditemukan meningkat pada pasien dengan limfoma malignan dan tumor germinal.Gamma glutamyl transpeptidase (GGT) mengindikasikan kolestasis karena adanya metastasis hati.Sementara itu, timidin kinase (TK) dapat membantu evaluasi penyebaran penyakit pada pasien dengan leukemia, limfoma, tumor otak, small cell lung cancer, dan kanker payudara.
5.     PSA
Prostate-specific antigen (PSA), juga dikenal sebagai gamma-seminoprotein atau kallikrein-3 (KLK3), merupakan enzim glikoprotein dikodekan pada manusia oleh gen KLK3. PSA adalah anggota dari keluarga peptidase kallikrein-terkait dan disekresikan oleh sel-sel epitel dari kelenjar prostat. PSA diproduksi untuk ejakulasi, di mana ia mencairkan air mani dalam koagulum mani dan memungkinkan sperma untuk berenang dengan bebas, Hal ini juga diyakini berperan dalam melarutkan lendir serviks, yang memungkinkan masuknya sperma ke dalam rahim..
PSA hadir dalam jumlah kecil dalam serum pria dengan prostat sehat, tetapi sering meningkat pada kanker prostat atau gangguan prostat lainnya. [4] Amerika Serikat Preventive Services Task Force (USPSTF, 2012) tidak merekomendasikan skrining PSA , mencatat bahwa tes dapat mengakibatkan "overdiagnosis" dan "overtreatment" karena "kanker prostat kebanyakan asimtomatik untuk hidup," dan perawatan melibatkan risiko komplikasi. USPSTF menyimpulkan "potensi manfaat tidak lebih besar daripada bahaya yang diharapkan
6.     Prostate-specific antigen membran (PSMA)
(juga dikenal sebagai Glutamat carboxypeptidase II) adalah tipe 2 terpisahkan membran glikoprotein ditemukan dalam jaringan prostat dan jaringan lainnya. Ini adalah target terapi mungkin untuk kanker prostat. Walaupun merupakan penanda untuk kanker prostat sedikit yang diketahui tentang fungsinya dalam tubuh. diekspresikan pada sel tumor sebagai homodimer noncovalent
7.     Beta-2-microglobulin (B2M)
Tipe kanker : Multiple myelomachronic lymphocytic leukemia, and some lymphoma, Analisis jaringan: darah, urine,atau cairan LCS ,untuk mendeteksi dan menentukan prognosis.
Tumor antigen
1.     CA-125
Deteksi dini kanker ovarium, Peran potensial dari CA-125 untuk deteksi dini kanker ovarium adalah kontroversial dan belum diadopsi untuk upaya penyaringan pada wanita tanpa gejala Masalah-masalah utama dengan menggunakan CA-125 biomarker adalah kurangnya sensitivitas, khususnya untuk mendeteksi tahap awal kanker ovarium, dan kurangnya kekhususan, terutama pada wanita premenopause. keterbatasan ini berarti bahwa CA-125 pengujian sering memberikan positif palsu untuk kanker ovarium dan menempatkan pasien melalui pemeriksaan lebih lanjut tidak diperlukan (kadang-kadang termasuk operasi) dan kecemasan. Juga, keterbatasan ini berarti bahwa banyak wanita dengan kanker ovarium stadium awal akan menerima negatif palsu dari CA-125 pengujian dan tidak mendapatkan perawatan lebih lanjut karena kondisi mereka.
Spesifisitas dan sensitivitas
CA-125 memiliki kekhususan terbatas untuk kanker ovarium karena peningkatan CA-125 tingkat dapat ditemukan pada individu tanpa kanker ovarium. Sebagai contoh, sementara CA-125 dikenal sebagai penanda untuk kanker ovarium, juga dapat meningkat pada kanker lainnya, termasuk kanker endometrium, kanker tuba fallopi, kanker paru-paru, kanker payudara dan kanker gastrointestinal. CA -125 juga dapat meningkat pada beberapa kondisi yang relatif jinak, seperti endometriosis, beberapa penyakit ovarium, menstruasi dan kehamilan. Hal ini juga cenderung meningkat dengan adanya kondisi inflamasi di daerah perut, kanker dan jinak, serta pada sirosis dan diabetes mellitus. Dengan demikian, CA-125 pengujian tidak sempurna spesifik untuk kanker ovarium dan sering menghasilkan positif palsu. Kekhususan CA-125 sangat rendah pada wanita premenopause karena banyak kondisi jinak yang menyebabkan fluktuasi CA-125 tingkat seperti menstruasi, kehamilan, dan penyakit radang panggul, terlihat pada populasi ini.
CA-125 pengujian juga tidak sempurna sensitif untuk mendeteksi kanker ovarium karena tidak setiap pasien dengan kanker akan mengalami peningkatan kadar CA-125 dalam darah mereka Sebagai contoh, 79% dari semua kanker ovarium. Positif untuk CA-125, sedangkan sisanya tidak mengekspresikan antigen ini sama sekali.Juga, hanya sekitar 50% dari pasien dengan kanker ovarium stadium awal telah mengangkat CA-125 tingkat, yang berarti bahwa CA-125 memiliki sensitivitas yang sangat miskin untuk kanker ovarium sebelum timbulnya gejala sensitivitas Miskin berarti bahwa penggunaan CA-125 untuk mendeteksi kanker ovarium (terutama pada tahap awal penyakit) sering dapat menyebabkan negatif palsu.. Pasien yang menerima negatif palsu tidak mungkin untuk mencari pengobatan lebih lanjut untuk penyakit mereka.
2.     CA72-4
Di antara penanda tumor baru yang telah baru-baru diusulkan, CA 72-4 adalah kepentingan tertentu, tidak hanya untuk kemampuan dalam mendiagnosis dan pemantauan penyakit neoplastik tertentu, tetapi juga untuk spesifisitas yang sangat baik. Beberapa penelitian difokuskan pada potensi kegunaan klinis CA 72-4 di gastrointestinal (GI) dan kanker ginekologi, menunjukkan sensitivitas sekitar 40% pada kanker kolorektal dan lambung dan 50% pada kanker ovarium, dengan spesifisitas keseluruhan lebih dari 95% . Evaluasi longitudinal pasien dengan penyakit ganas baik GI atau ginekologi menunjukkan bahwa peningkatan signifikan CA 72-4 kadar serum mungkin prediksi penyakit berulang. Selain itu, kombinasi dari CA 72-4 dengan penanda serum terkenal lainnya, seperti CEA dan CA 19-9 untuk kanker GI atau CA 125 untuk kanker ovarium, menunjukkan bahwa peningkatan sensitivitas dapat dicapai tanpa perubahan substansial dalam keseluruhan spesifisitas , meningkatkan kemungkinan pemantauan pasien. Sebagai kesimpulan, hasil ini memberikan argumen yang kuat untuk penggunaan CA 72-4 dalam pengelolaan penyakit-penyakit neoplastik
3.     CA 19-9
CA19-9 (antigen karbohidrat 19-9, juga disebut antigen kanker 19-9 atau sialylated Lewis (a) antigen) adalah penanda tumor yang digunakan terutama dalam pengelolaan kanker pankreas.
Pedoman dari American Society of Clinical Oncology menyarankan penggunaan CA19-9 sebagai tes skrining untuk kanker, terutama kanker pankreas. Alasannya adalah bahwa tes mungkin palsu normal (negatif palsu) dalam banyak kasus, atau abnormal pada orang yang tidak memiliki kanker sama sekali (false positive). Penggunaan utama dari CA19-9 Oleh karena itu untuk melihat apakah tumor pankreas mensekresi itu, jika itu terjadi, maka tingkat harus jatuh ketika tumor diobati, dan mereka akan naik lagi jika penyakit ini berulang.Pada orang dengan massa pankreas, CA19-9 dapat berguna dalam membedakan antara kanker dan penyakit lainnya dari kelenjar.
4.     CA 54
Studi yang dilakukan pada 343 wanita pada utilitas klinis yang baru dikembangkan tumor terkait musin-jenis glikoprotein, CA 54/61, sebagai penanda tumor dalam serum untuk kanker ovarium. Tingkat positif keseluruhan penanda baru 60%, lebih rendah dari tingkat 88% diperoleh dengan CA 125 diukur secara bersamaan. Mengenai histologi tumor, CA 54/61 memiliki tingkat positif dari 78% di musinosa adenocarcinoma, dibandingkan dengan 44% dengan CA 125. Tidak ada korelasi antara kadar serum CA 54/61 dan CA 125 (r = 0,05). CA 54/61 menunjukkan tingkat rendah positif pada penyakit jinak dan hanya melebihi nilai cutoff pada satu pasien dengan kista endometrium, sedangkan CA 125 memiliki tingkat positif dari 60%.
Tingkat positif-palsu terhadap CA 125 selama trimester pertama kehamilan dan selama menstruasi adalah 57 dan 16%, masing-masing, sedangkan tarif untuk CA 54/61 hanya 11 dan 5%, masing-masing. Pengujian kedua CA 54/61 dan CA 125 meningkatkan tingkat keberhasilan dalam mendiagnosis kanker ovarium hingga 95% (38 dari 40 pasien).
5.     Ca 15-3
CA15-3 (Kanker Antigen 15-3) adalah penanda tumor yang digunakan untuk memantau kanker tertentu, terutama kanker payudara. Hal ini ditemukan pada permukaan berbagai jenis sel kanker dan menumpahkan ke dalam aliran darah. Hal ini digunakan untuk memonitor canggih, yaitu metastasis, kanker. Peningkatan CA15-3, dalam hubungannya dengan alkaline phosphatase (ALP), telah ditemukan terkait dengan peningkatan kemungkinan kekambuhan awal kanker payudara.
CA15-3 dan terkait CA27.29 (alias BR27.29) adalah epitop yang berbeda pada protein produk antigen yang sama dari kanker terkait gen MUC1 payudara. CA27.29 memiliki sensitivitas dan spesifisitas ditingkatkan dan karena itu telah melampaui CA15-3 sebagai penanda tumor serum. CA27.29 meningkat pada 30% pasien dengan penyakit stadium rendah dan 60 sampai 70% pasien dengan kanker payudara stadium lanjut.Kedua CA27.29 dan CA15-3 dapat meningkat pada pasien dengan kista ovarium jinak, penyakit payudara jinak, dan penyakit hati jinak. Ketinggian juga dapat dilihat pada sirosis, sarkoidosis dan lupus. CA27.29 tingkat lebih dari 100 U / mL atau CA15-3 tingkat lebih dari 25 U / mL jarang terjadi di kondisi jinak. CA27.29 mungkin meningkat pada keganasan non-payudara termasuk usus, lambung, pankreas, prostat dan paru-paru.
6.     CA 242
CA 242 adalah penanda tumor untuk sialylated karbohidrat Lewis berhubungan dengan adenokarsinoma dan risiko metastasis e-selectin-dimediasi
7.     Trypsin inhibitor tumor
pasien kanker ovarium 6 kDa polipeptida, tumor-terkait tripsin inhibitor (Tati), dapat terjadi pada konsentrasi tinggi dalam urin dan serum baik. Dalam penelitian ini pretreatment kadar serum Tati (cut-off point 21 ng ml-1) dan CA 125 (poin cut-off 35 U ml-1 dan 65 ml U-1) ditentukan pada 152 pasien dengan kanker ovarium epitel (115 primer dan 37 berulang) dan pada 267 wanita dengan penyakit pelvis jinak. Data yang diperoleh berkorelasi dengan tumor stadium, jenis histologis dan tumor grade. Secara keseluruhan, Tati menunjukkan sensitivitas 64% dan spesifisitas 75%. Sensitivitas dan spesifisitas CA 125> 35 U ml-1 keduanya 80%. Nilai yang sesuai untuk CA 125> 65 U ml-1 adalah 70% dan 87%. Kombinasi dari dua penanda peningkatan kepekaan terhadap 91% (CA 125> 35 U ml-1) dan 86% (CA 125> 65 U ml-1), sedangkan spesifisitas turun menjadi masing-masing 61% dan 68%.  jelas unggul dalam karsinoma mucinous ovarium, tingkat temuan yang benar-positif dalam neoplasma ini adalah 67% vs 42% untuk CA 125> 35 U ml-1 dan 33% untuk CA 125> 65 U ml-1.
Tidak seperti CA 125, Tati berkorelasi baik dengan tumor grade. Kombinasi dari dua penanda memiliki nilai prediksi negatif yang lebih tinggi, yaitu 93% (CA 125> 35 U ml-1) dan 90% (CA 125> 65 U ml-1) masing-masing. Dapat disimpulkan bahwa, sementara Tati tidak dapat menggantikan CA 125 dalam diagnosis karsinoma epitel ganas ovarium, itu adalah penanda tambahan yang berharga dalam kasus karsinoma mucinous dan dalam kombinasi dengan CA 125.
8.     Protein regulator folikel (FRP)
disekresikan oleh sel granulosa ovarium dan berperan dalam perkembangan folikel modulasi. Sebuah epitop immunoassay ganda menggunakan dua antibodi monoklonal murine, isotipe IgG1 (diajukan terhadap babi FRP), bersama-sama dikembangkan untuk mengukur FRP dalam serum. Tingkat FRP dalam serum wanita dengan tumor sel granulosa, normal, wanita menstruasi, dan wanita pascamenopause ditentukan. Tingkat FRP meningkat pada serum 79% dari wanita dengan tumor sel granulosa dibandingkan dengan kontrol normal. Tingkat FRP dalam sampel serial dari wanita dengan tumor sel granulosa biasanya berkorelasi dengan perjalanan klinis penyakit. Dengan demikian, FRP dapat memberikan penanda yang berguna untuk tumor sel granulosa.

9.     M-CSF
Telah menunjukkan bahwa pada pasien dengan kanker ovarium epitel dan tumor ganas sel germinal ovarium, makrofag colony-stimulating factor (M-CSF) secara signifikan meningkat pada serum dibandingkan dengan orang sehat. Oleh karena itu, M-CSF telah diusulkan sebagai penanda tumor pada kanker ini. Dalam penelitian ini, potensi penanda tumor dari konsentrasi serum M-CSF pada pasien dengan karsinoma sel skuamosa kepala dan leher (SCCHN) diselidiki. Konsentrasi serum M-CSF ditentukan oleh sandwich enzyme immunoassay kuantitatif dalam 59 pasien yang menderita SCCHN dan 59 kontrol sehat.
Sebuah perbedaan yang signifikan dalam konsentrasi serum rata-rata M-CSF antara pasien dengan SCCHN dan kelompok kontrol ditemukan (p = 0,002). M-CSF konsentrasi serum berkorelasi baik dengan stadium penyakit atau dengan gradasi histopatologi, dan tidak ada korelasi dengan protein C-reaktif serum ditemukan. Konsentrasi serum M-CSF bisa menarik sebagai penanda tumor di SCCHN.
10.  OVX1
Satu-satunya penyebab yang paling umum yang menyebabkan diagnosis kanker endometrium adalah perdarahan postmenopause. Meskipun sebagian besar pasien dengan penyakit stadium awal (stadium FIGO I dan II) dapat disembuhkan, prognosis memburuk jauh dengan meningkatnya panggung. Sementara serum CA 125 tingkat yang meningkat hanya dalam proporsi yang signifikan dari pasien dengan penyakit lanjut, baru-baru penanda serum baru (OVX1) untuk mendeteksi kanker endometrium stadium awal dilaporkan. Kadar serum OVX1 diukur menggunakan OVX1 radioimmunoassay (RIA) atau enzim immunoassay (EIA) pada 192 pasien dengan kanker endometrium. CA 125 tingkat diukur pada 112 pasien yang menggunakan CIS ELSA CA 125 kit. Rupanya perempuan sehat yang berarti serum OVX1 tingkat diukur dengan OVX1-EIA 1,34 + / - 0,74 U / ml, sedangkan pasien dengan endometriosis yang berarti OVX1 tingkat serum 3,15 + / - 2,45 U / ml.  Rerata OVX1 kadar serum untuk pasien kanker endometrium adalah 2,00 + / - 1,32 U / ml. Nilai-nilai ini adalah 2,76 + / - 1,62, 6,10 + / - 4,66, dan 5,37 + / - 3,49, masing-masing, dengan menggunakan uji OVX1-RIA. Menerapkan nilai cutoff dari 2,8 U / ml, kadar serum OVX1-EIA pada pasien kanker endometrium meningkat pada 25 dari 127 pasien (19,7%) dengan stadium I penyakit, 5 dari 17 pasien dengan stadium II (29,4%), 5 dari 22 pasien (22,7%) dengan stadium III, dan 4 dari 11 pasien (36,4%) dengan penyakit stadium IV.
Menggunakan OVX1-RIA dan cutoff dari 7,2 U / ml, kadar serum meningkat pada 22 dari 127 (17,3%) tahap I, 6 dari 17 (35,3%) Tahap II, 5 dari 22 (22,7%) stadium III, dan 6 dari 11 (54,5%) pasien stadium IV. Serum CA 125 tingkat, ditentukan dalam total 112 pasien, yang ditinggikan di atas 35 U / ml pada 12 dari 79 pasien (15,2%) dengan stadium I, 4 dari 12 pasien (33,3%) dengan stadium II, 8 dari 13 pasien (61,5%) dengan stadium III, dan semua 8 pasien (100%) dengan penyakit stadium IV. Sementara korelasi yang baik antara serum CA 125 tingkat dan tahap klinis penyakit itu ditemukan, tidak ada korelasi dapat dideteksi untuk OVX1 dan panggung.

11.  NB70k
Beredar tumor ovarium tingkat NB/70K antigen manusia dinilai dengan empat radioimmunoassays antibodi monoklonal. Sebanyak 844 sampel darah dari pasien dengan kanker ovarium dan subyek kontrol ginekologi dievaluasi untuk menentukan kekhususan masing-masing empat tes untuk kanker ovarium. Itu ditentukan bahwa rata-rata dan persentase positif untuk pasien dengan kanker ovarium secara signifikan lebih tinggi daripada nilai-nilai untuk semua kelompok kontrol. Ketika parameter klinis pasien dengan kanker ovarium diperiksa, ditemukan bahwa NB/70K tampak meningkat pada pasien dengan semua jenis patologis tahap awal, kanker ovarium epitel kelas rendah dipelajari.
Salah satu dari empat radioimmunoassays (yang NB12123 assay) mampu mendeteksi tingkat NB/70K darah pada lebih dari 50% pasien dengan stadium keganasan ovarium dini. The NB12123 uji juga mampu mendeteksi NB/70K dalam darah 45% (9 dari 20) pasien dengan stadium I, kanker ovarium baik dibedakan. Hasil ini menunjukkan bahwa NB/70K mungkin menjadi penanda berguna untuk deteksi dini tumor lokal serta untuk memantau pasien dengan kanker ovarium, sebagaimana telah ditunjukkan sebelumnya. Selain itu, NB/70K tampaknya menjadi penanda untuk semua tahap, nilai, dan jenis patologis tumor epitel ovarium manusia
12.  TA 4
Tingkat serum antigen tumor-4 (TA-4) diukur pada 401 pasien dengan karsinoma sel skuamosa (SCC) dari berbagai organ (76 paru-paru, esofagus 82, dan 234 kepala dan leher). Tingkat serum rata-rata TA-4 pada pasien dengan paru-paru SCC adalah 3,6 kali lebih tinggi dari pada kontrol sehat dan bahkan lebih tinggi pada tahap lanjut penyakit (III, IV). Pada pasien dengan penyakit jinak atau jenis lain kanker paru-paru, namun, tingkat TA-4 serum tidak berbeda dari kontrol terlepas dari tahap klinis.
Selama terapi radiasi, TA-4 tingkat pada pasien dengan paru SCC menurun dengan pengurangan ukuran tumor. Ini meningkat lagi nyata selama kekambuhan. Demikian pula, pasien dengan SCC pada kerongkongan dan kepala dan leher juga menunjukkan peningkatan TA-4 tingkat tetapi hanya pada tahap lanjut dan kambuh. Disimpulkan bahwa TA-4 sangat berkaitan dengan SCC tidak hanya dari serviks uterus tetapi juga organ lain dan bahwa penentuan kadar serum berguna untuk memantau efek terapi dan kekambuhan penyakit ini, meskipun beberapa keterbatasan
13.  IL 2 tumor marker
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa larut reseptor interleukin-2 (sIL-2R) adalah nilai sebagai penanda pada gangguan kronis dan ganas. Tidak ada data yang tersedia pada tingkat sIL-2R di kepala dan kanker leher. Serum 86 pasien dengan karsinoma sel skuamosa kepala dan leher (SCCHN) sebelum terapi apapun dan dari 25 kontrol yang sehat diambil. Enam bulan kemudian serum 49 pasien diambil lagi. tingkat sIL-2R ditentukan dengan ELISA.
Pasien dengan SCCHN sebelum terapi memiliki kadar serum sIL-2R signifikan meningkat (895 U / ml) dibandingkan dengan kontrol (437 U / ml). Setelah delapan bulan menindaklanjuti 78,4% dari pasien dengan SCCHN kembali tumor meningkat dan 80% dari pasien karsinoma tanpa kekambuhan mengalami penurunan kadar sIL-2R dibandingkan dengan sebelum terapi. sIL-2R tampaknya menjadi penanda tidak spesifik untuk SCCHN dan mungkin nilai prognostik.
14.  Vimentin
Vimentin adalah tipe III antara filamen (IF) protein yang disajikan dalam sel mesenchymal. JIKA protein yang ditemukan di semua sel metazoan [1] serta bakteriIF, bersama dengan mikrotubulus berbasis tubulin dan aktin berbasis mikrofilamen, terdiri dari sitoskeleton. Semua JI protein disajikan dalam mode yang sangat perkembangan-diatur; vimentin merupakan komponen cytoskeletal utama sel mesenchymal.
Karena itu, vimentin sering digunakan sebagai penanda sel mesenchymally yang diturunkan atau sel yang mengalami transisi epithelial-to-m, esenchymal (EMT) selama kedua perkembangan normal dan perkembangan metastasis, Vimentin memainkan peran penting dalam mendukung dan penahan posisi organel dalam sitosol. Vimentin melekat pada inti, retikulum endoplasma, dan mitokondria, baik lateral maupun tersembuhkan.
15.  Sinaptosin
Synaptophysin, juga dikenal sebagai utama vesikel sinaptik protein p38, adalah protein yang pada manusia dikodekan oleh gen SYP, Gen ini telah terlibat dalam X keterbelakangan mental terkait.  Menggunakan imunohistokimia, synaptophysin dapat ditunjukkan dalam berbagai jaringan saraf dan neuroendokrin, termasuk sel-sel dari medula adrenal dan pulau pankreas. Sebagai penanda spesifik untuk jaringan ini, dapat digunakan untuk mengidentifikasi tumor yang timbul dari mereka, seperti neuroblastoma, retinoblastoma, feokromositoma, karsinoid, dan karsinoma tiroid meduler, antara lain. Diagnosa, sering digunakan dalam kombinasi dengan chromogranin A.
16.  NmP 22
NMP22 adalah penanda tumor untuk kanker kandung kemih. NMP22 adalah bentuk singkatan dari Nuklir Matrix Protein No.22
17.  Neprilysin
Neprilysin, juga dikenal sebagai membran Metallo-endopeptidase, endopeptidase netral (NEP), CD10, dan umum leukemia lymphoblastic akut antigen (calla), adalah metalloprotease enzim seng-dependent yang merendahkan sejumlah peptida disekresikan kecil, terutama beta amiloid peptida yang misfolding abnormal dan agregasi dalam jaringan saraf telah terlibat sebagai penyebab penyakit Alzheimer. Disintesis sebagai protein membran-terikat, ectodomain neprilysin dilepaskan ke dalam domain ekstraselular setelah itu telah diangkut dari aparat Golgi ke permukaan sel. Dalam neuron, neprilysin diatur oleh protein nicastrin, komponen dari kompleks secretase gamma yang melakukan langkah yang diperlukan dalam pengolahan amiloid protein prekursor amiloid beta.
Nenek moyang hematopoetic mengekspresikan CD10 dianggap "nenek moyang limfoid umum," yang berarti mereka dapat berdiferensiasi menjadi T, B atau sel Natural Killer.CD10 adalah penggunaan dalam diagnosis hematologi karena dinyatakan pada awal B, pro-B dan pre-limfosit B, dan dengan kelenjar getah bening pusat germinal. penyakit hematologi di mana itu positif termasuk SEMUA, limfoma sel T angioimmunoblastic, limfoma Burkitt, CML dalam krisis blast (90%), limfoma sel B besar difus (variabel), sel folikel pusat (70%), leukemia sel berbulu (10%), dan myeloma (beberapa). Ini cenderung negatif dalam AML, CLL, limfoma sel mantel, dan limfoma zona marjinal. CD10 ditemukan pada non-T SEMUA sel yang berasal dari limfosit pra-B, dan germinal center terkait limfoma non-Hodgkin seperti limfoma Burkitt dan limfoma folikel, tetapi tidak pada sel-sel leukemia atau limfoma yang berasal dari lebih sel B matang.


 





DAFTAR PUSTAKA
1.     Novakovic S. Tumor markers in clinical oncology. Radiology Oncology. 2004; 38(2):73-83.
2.     Oosterhuis WP, Bruns DE, Watine J, Sandberg S, Horvath AR. Evidence-based guidelines in laboratory medicine: principles and methods. Clin Chem. 2004;50:806-18.
  1. Robbins. Buku Ajar Patologi Vol 2 Edisi 7. 2004. Jakarta : EGC
  2. http://www.dokterbedahherryyudha.com/2012/03/benefits-tumor-marker-for-early.html
  3. Deteksi Dini Efektif Melacak Kanker Payudara. http://www.info-sehat.com (diakses tanggal 27 Agustus 2013)
6.     National Cancer Institute. Tumor markers. Diakses pada Kamis, 27 Agustus 2013. Diunduh dari: http://www.cancer.gov/cancertopics/factsheet/
Detection/tumormarkers


No comments:

Post a Comment