"A Man can't make a mistake can't make anything"

Friday, 24 October 2014

UPDATE DISPLASIA MAMMAE DAN PENATALAKSANAAN

DISPLASIA MAMMAE


Dr. Herry Setya Yudha Utama, SpB., FInaCS, MHKes, ICS



DAFTAR ISI
Lembar pengesahan………………………………………………………………………………..i
Daftar isi………………………………………………………………………………………….ii
BAB I.                        PENDAHULUAN…………………………………………………………….......1
BAB II.           TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………..3
BAB III.          KESIMPULAN…………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………11






















BAB I
PENDAHULUAN

Penyakit fibrokistik merupakan kelainan payudara yang paling sering ditemukan pada wanita dan biasanya didapatkan pada wanita pada usia dekade 3 – 4. Penyakit fibrokistik lebih tepat di sebut kelainan fibrokistik. Pasien biasanya datang dengan keluhan pembesaran multipel dan sering kali payudara yang menstruasi di sertai pada rasa nyeri payudara bilateral terutama menjelang menstruasi. Ukuran dapat berubah yaitu menjelang menstruasi terasa lebih besar dan penuh dan rasa sakit bertambah, bila setelah menstruasi maka sakit hilang / berkurang dan tumor pun mengecil.(1-3)
Kelainan fibrokistik ini di sebut juga mastitis kronis kistik, hiperplasia kistik, mastopatia kistik, displasia payudara dan banyak nama lainnya. Istilah yang bermacam-macam ini menunjukkan proses epitelial jinak yang terjadi amat beragam dengan gambaran histopatologis maupun klinis yang bermacam-macam pula.(1-3)
Scanlon mendefinisikan panyakit fibrokistik sebagai “Suatu keadaaan di mana di temukan adanya benjolan yang teraba pada payudara yang umumnya berhubungan dengan rasa nyeri yang berubah-ubah karena pengaruh siklus menstruasi dan menjadi memburuk sampai saat menopause”.(4)
Kelompok penyakit ini sering mengganggu ketentraman penderita karena kecemasan akan keluhan nyerinya. Dari suatu simposium di Southampton, Inggris tahun 1987 dinyatakan : Suatu kondisi yang umum di sebut penyakit fibrokistik peyudara akan menjadi suatu problem klinis untuk abad yang akan datang. Pada pasien hal ini akan disebabkan dari perasaan tidak enak serta rasa cemas yang menyertainya dan mempengaruhi kualitas hidup pasien.(4)
Beberapa bentuk kelainan fibrokistik mengandung risiko untuk berkembang menjadi karsinoma payudara, tetapi umunya tidak demikian.(3,4) Bila ada keraguan terutama bila pada massa tersebut teraba bagian yang konsistensinya berbeda, perlu dilakukan biopsi. Nyeri yang hebat dan berulang atau pasien yang khawatir dapat pula menjadi indikasi untuk dilakukan eksisi kelainan tersebut untuk meyakinkan pasien tersebut. (3)
Tumor pada jenis kelainan fibrokistik ini umumnya tidak berbatas tegas kecuali kista soliter. Konsistensi padat kenyal dan dapat pula kistik. Jenis yang padat, kadang-kadang sukar dibedakan dengan kanker payudara dini. Kelainan ini dapat juga di jumpai pada massa tumor yang nyata, hingga jaringan payudara teraba padat, permukaan granular. Kelainan ini dipengaruhi oleh faktor hormonal atau terjadi suatu gangguan keseimbangan hormonal.(5)


Love, Gelmen dan Silen menyatakan bahwa mastodinia atau nyeri pada payudara bukanlah suatu manifestasi penyakit tetapi lebih mungkin merupakan suatu respon fisiologis terhadap variasi hormonal yang sesuai dengan gambaran histologis suatu kelainan fibrokistik (5)
Setelah Love dkk menyatakan hal tersebut, 4 tahun kemudian Vorherr menyatakan Teori Estrogen Predominan yang menyarankan terapi medik untuk penyakit fibrokistik melalui supresi sekresi estrogen ovarial dengan pemberian oral kontrasepsi rendah estrogen dan pemakaian siklis progesterone atau medroksiprogesteron.(5)





















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Anatomi dan Histologi Mamae

1.      Morfologi dan ruang lingkup
Kelenjar mammae wanita dewasa belum pernah melahirkan berupa benjolan berbentuk  kerucut, wanita yang telah menyusui berbentuk cenderung menurun dan mendatar; kelenjar mamae wanita lanjut usia mengalami atrofi bertahap.

Mammae merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Batas payudara yang normal terletak antara iga 2 di superior dan iga6 di inferior, serta antar taut sternokostal di medial dan linea aksilaris anterior di lateral. Pada bagian lateral atasnya, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila; disebut penonjolan Spence atau ekor payudara ( gambar1)
Dua pertiga bagian atas mamae terletak diatas otot pektoralis mayor, sedangkan sepertiga bagian bawahnya trerletak diatas otot seratus anterior, otot oblikus eksternus abdominis, dan otot seratus abdominis.(1,4,9)

2.      Struktur kelenjar mamae
Sentrum dari kelenjar mamae adalah papilla mamae., sekelilingnya terdapat lingkaran areola mamae. Areola mamae memiliki banyak tonjolan kelenjar aerola, waktu menyusui dapat menghasilkan sebum yang melicinkan papilla mamae.Kelenjar mamae memiliki 15-20 lobuli, tiap lobules merupakan satu system tubuli lakiferi. Tiap system lakiferi dapat dibagi menjadi sinus laktiferi, ampula dulktus laktiferi, duktus laktiferi besar, sedang, kecil, terminal,dan asinus serta bagian lainnya.
Sebagian duktus besar mengarah ke papila saling beranatomosis. Maka jumlah pori muara duktus laktiferi lebih sedikit dari jumlah lobuli laktiferi. Dari pori duktus laktiferi hingga sinus laktiferi dilapisi epitel  skuamosa berlapis, dari distal sinus laktiferi hingga duktus besar di bawah areola dilapisi sel torak berlapis ganda, selanjutnya berbagai tingkat duktus dilapisi satu lapisan sel epitel torak, asinus dilapisi satu lapis sel epitel torak atau kubus. Di antara lobules, terdapat jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang memberi kerangka untuk payudara. (gambar 2).(1,4,9).
Payudara yang matur tersusun dari tiga jenis jaringan utama, yaitu: (1). Epitel glandula; (2). Stroma fibrosa dan jaringan penyokong; (3). Lemak. Pada usia muda, jaringan yang predominan adalah epitel dan stroma, yang pada usia tua akan digantikan oleh jaringan lemak
Payudara terdiri dari 10 sampai 20 kelenjar keringat apokrin khusus dan kapsul pelindung terbuat dari stroma khusus yang memfasilitasi siklus hipertrofi dan penekanan pada komponen kelenjar sekresi. Duktus mamae mengandung komponen  epithelial yang sama seperti kelenjar keringat apokrin di daerah aksila dan inguinal, meskipun saluran mamae lebih panjang dan bercabang. Saluran itu dilapisi oleh lapisan sel kuboid rata dengan hubungan antar sel yang rapat dan memiliki membran luminal khusus untuk mengeluarkan susu ke daerah puting. Duktus yang berada di daerah lobus mengandung sekitar 12-20 acinar buds  pada wanita yang sedang tidak mengalami mastruasi, dipagari oleh sel-selacinar yang mengeksresikan susu.acinar buds dan salurannya memiliki lapisan basal berupa myoepitel. Elemen kontraktil dari lapisan tersebut memfasilitasi aliran susu selama menyusui.
Pada menarche, unit lobular mengalami pertumbuhan siklik dan regresi di bawah pengaruh kedua estrogen dan progesteron. Selama fase proliferasi dan sekresi awal dari siklus menstruasi, estrogen merangsang proliferasi epitel asinar, dan tunas memanjang dan bercabang beberapa kali. Dengan stimulasi progesteron di bagian yang keluar dari siklus menstruasi, sel-sel asinar matang untuk kemampuan sekretoris. Dengan menstruasi dan dengan penarikan progesteron dan estrogen, epitel unit lobular mengalami gelombang apoptosis danpenekanan  cabang asinar. Selama kehamilan, tidak terjadi regresi, dan aktivitas sekretori dipengaruhi oleh perpanjangan paparan terhadap progresteron.(3,8)

B.    Definisi
Penyakit fibrokistik atau dikenal juga sebagai mammary displasia adalah benjolan payudara yang sering dialami oleh sebagian besar wanita. Benjolan ini harus dibedakan dengan keganasan. Penyakit fibrokistik pada umumnya terjadi pada wanita berusia 25-50 tahun (>50%). Kelainan fibrokistik pada payudara adalah kondisi yang ditandai penambahan jaringan fibrous dan glandular.

C.   Etiologi
Menurut Wilson dalam buku Christoper-Davis yang dikutip Sarwono (2005:485), ada hubungan antara kadar hormon wanita dalam darah dan penyakit ini, karena dapat timbul pada binatang percobaan dengan pemberian hormon estrogen. Sedangkan menurut Kumar dkk (2007:231) beberapa fibroadenoma mungkin disebabkan hiperplasia fokal dari stroma lobular. Sebagai contoh, hampir separuh wanita yang menerima cyclosporin A setelah transplantasi ginjal mengidap fibroadenoma.

D.   Patofisiologi
Neoplasma jinak yang menyerang wanita pada usia reproduktif yaitu 25-30 tahun ini disebut fibroadenoma mammae. Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia.Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya.Pada gambaran histologis (gambar 5) menunjukkan stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.Setelah menupause, fibroadenoma biasa menjadi mikrokalsifikasi yang dapat terjadi pada tipe distrofi dan terjadi dalam stroma di celah epitel.
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oelh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mammary displasia.
Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.

E.    Manifestasi Klinis
Secara klinik tumor ini memiliki batas yang jelas, dapat timbul soliter atau multipel, mudah digerakkan, berbentuk licin atau lobulated, sama sekali bebas dari jaringan payudara sekitarnya, dan tidak berubah-ubah besarnya dengan siklus haid. Puting susu tidak memperlihatkan ada perubahan dan sama sekali tidak nyeri spontan atau nyeri tekan.
Fibroadenoma biasanya berdiameter 1 – 5 cm dan biasanya di buang bila diameternya mencapai 2 sampai 4 cm, meskipun kadang-kadang terjadi bentuk raksasa sampai berdiameter 15 cm (Hacker, 2001:487). Tampilan pada wanita muda biasanya terdapat massa yang teraba sedangkan pada wanita yang lebih tua ditemukan kepadatan mamografis (lihat gambar A) atau klasifikasi mamografis. Pertumbuhan tumor dirangsang oleh kehamilan, dan regresi terjadi pasca menopause (seringkali dengan klasifikasi) (Kumar dkk, 2007:231).

F.    Diagnosis
a.     Pemeriksaan Fisik
Secara klinik, fibroadenoma biasanyabermanifestasi sebagai massa soliter, diskret, dan mudahdigerakkan, selama tidak terbentuk jaringan fibroblast disekitar jaringan payudara, dengan diameter kira-kira 1– 3cm, tetapi ukurannya dapat bertambah sehinggamembentuk nodul dan lobus. Fibroadenoma dapatditemukan di seluruh bagian payudara, tetapi lokasitersering adalah pada quadran lateral atas payudara. Tidak terlihat perubahan kontur payudara. Penarikan kulit dan axillary adenopathy yang signifikan pun tidak ditemukan.

b.     Pemeriksaan Penunjang
DENGAN RADIOLOGIK
a.     MAMMOGRAFI
Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenomadigambarkan sebagai massa berbentuk bulat atau ovaldengan batas yang halus dan berukuran sekitas 4 – 100 mm. Fibrodenoma biasanya memiliki densitas yang sama dengan jaringan kelenjar sekitarnya, tetapi, pada fibroadenoma yang besar, dapat menunjukkan densitasyang lebih tinggi. Kadang-kadang, tumor terdiri atas gambaran kalisifikasi yang kasar, yang diduga sebagai infraksi atau involusi. Gambaran kalsifikasi pada fibroadenoma biasanya di tepi atau di tengah berbentuk bulat, oval atau berlobus lobus. Pada wanitapostmenopause, komponen fibroglandular dari fibroadenoma akan berkurang dan hanya meninggalkan gamabaran kalsifikasi dengan sedikit atau tanpa komponen jaringan ikat.

b.     ULTRASONOGRAPHY (USG)
Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihatrata, berbatas tegas, berbentuk bulat, oval atau berupanodul dan lebarnya lebih besar dibandingkan dengandiameter anteroposteriornya. Internal echogenicnyahomogen dan ditemukan gambaran dari isoechoic sampaihypoechoic. Gambaran echogenic kapsul yang tipis,merupakan gambaran khas dari fibroadenoma danmengindikasikan lesi tersebut jinak. Fibroadenoma tidak memiliki kapsul, gambaran kapsul yang terlihat padapemeriksaan USG merupakan pseudocapsule yangdisebabkan oleh penekanan dari jaringan di sekitarnya

c.     SCINTIMAMMOGRAPHY
Adalah teknik pemeriksaan radionuklir dengan menggunakan radiosotop Tc 99 sestamibi. Pemeriksaan ini mempunyai sensitifitas tinggi untuk menilai aktivitas sel kanker pada payudara. Selain itu dapat pula mendeteksi lesi multipel dan keterlibatan KGB regional.

d.     DIAGNOSA PASTI
Diagnosa pasti hanya dapat ditegakan dengan pemeriksaan histopatologis. Bahan pemeriksaan dapat diambil dengan beberapa cara, yaitu
-          biopsi aspirasi (fine needle biopsy)
-          Needle core bipsi dengan jarum Silverman
-          Excisional biopsy dan pemeriksaan frozen section (potong beku) waktu operasi.
            Pemeriksaan potong beku (frozen section) waktu operasi banyak dilakukan di senter-senter pendidikan. Ketepatan cukup tinggi 97,65 % dengan tidak ada false positif dan hanya 0,6 % false negatif.

e.     Diagnosis Banding
·      Fibroadenoma mamae
·      Carcinoma mamae
·      Tumor filoides

G.   Penatalaksanaan
Indikasi operasi untuk tumor jinak payudara adalah jika lesi yang bersifat jinak memberikan keluhan atau tidak berhasil dengan terapi konservatif.Adapun kontraindikasi, jika tumor jinak payudara tersebut bukan suatu lesi maligna dan tidak ada komorbid yang berat. Berbagai jenis tindakan dapat dilakukan bergantung pada jenis tumor jinak payudara yang didapatkan, antara lain:
Eksisi ‘giant fribroadenoma’
Fibroadenoma adalah lesi benigna, biasanya ditemukan pada wanita muda.Lesi-lesi adalah keras, berbatas tegas dan mobile.Pada palpasi, suatu fibroadenoma dapat menyerupai biji yang berguling dibawah jari. Pada wanita muda yang dicurigai dengan suatu fibroadenoma, biopsy eksisi harus dilakukan, jika memungkinkan, sengan inisiasi periareolar.(20)
Monitoring dankonservatif, jika
·      Massa kurang dari 5 cm ± Tidak terdapat tandakeganasan ±40% mengalami regresisecara spontan
Fibroadenektomi
·      Ukuran massa lebih dari 5 cm
·      Simtomatik
·      Pertumbuhannya cepat.
·      Kosmetik
·      Permintaan pasien
·      Efek menekan
·      Memiliki resiko keganasan

H.   Pencegahan dan Deteksi Dini
·      Faktor-faktor resiko.
·      Pemerikasaan payudara sendiri.
·      Pemeriksaan klinik.
·      Mammografi.
·      Melaporkan tanda dan gejala pada sumber/ahli untuk mendapat perawatan.























BAB III
KESIMPULAN

Penyakit fibrokistik merupakan kelainan payudara yang paling sering ditemukan pada wanita dan biasanya didapatkan pada wanita pada usia dekade 3 – 4. Penyakit fibrokistik atau dikenal juga sebagai mammary displasia adalah benjolan payudara yang sering dialami oleh sebagian besar wanita. Pengetahuan dalam membedakan jenis tumor pada mamae sangat penting bagi wanita mengingat komplikasi keganasan merupakan komplikasi dengan mortalitas yang tinggi.
Pencegahan terhadap penyakit dysplasia mamae sangat penting bagi wanita, meliputi pemeriksaan “SADARI” maupun screening melalui pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang.



















DAFTAR PUSTAKA

1.     Doenges. M. et. all, (1993), Nursing Care Plans Guidelines for Planning and Documentating Patients Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.
2.     Joyce & Esther, (1997), Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Continuity of Care, Edition 5, W.B. Saunders Company, Philadelphia.
3.     Robbins & Kumar, (1992), Basic Pathology, Part I –II, Edition 4, W.B. Saunders Company, Philadelphia.
4.     Shirley E. Otto, (1994), Oncology Nursing, Edition 2, Mosby – Year Book-Inc, St. Louis Missouri.


No comments:

Post a Comment