DISPLASIA MAMMAE
Dr. Herry Setya Yudha Utama, SpB., FInaCS, MHKes, ICS
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan………………………………………………………………………………..i
Daftar isi………………………………………………………………………………………….ii
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………….......1
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA…………………………………………………………..3
BAB III. KESIMPULAN…………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………11
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit
fibrokistik merupakan kelainan payudara yang paling sering ditemukan pada
wanita dan biasanya didapatkan pada wanita pada usia dekade 3 – 4. Penyakit
fibrokistik lebih tepat di sebut kelainan fibrokistik. Pasien biasanya datang
dengan keluhan pembesaran multipel dan sering kali payudara yang menstruasi di
sertai pada rasa nyeri payudara bilateral terutama menjelang menstruasi. Ukuran
dapat berubah yaitu menjelang menstruasi terasa lebih besar dan penuh dan rasa
sakit bertambah, bila setelah menstruasi maka sakit hilang / berkurang dan
tumor pun mengecil.(1-3)
Kelainan fibrokistik ini di
sebut juga mastitis kronis kistik, hiperplasia kistik, mastopatia kistik,
displasia payudara dan banyak nama lainnya. Istilah yang bermacam-macam ini
menunjukkan proses epitelial jinak yang terjadi amat beragam dengan gambaran
histopatologis maupun klinis yang bermacam-macam pula.(1-3)
Scanlon mendefinisikan panyakit fibrokistik sebagai “Suatu
keadaaan di mana di temukan adanya benjolan yang teraba pada payudara yang
umumnya berhubungan dengan rasa nyeri yang berubah-ubah karena pengaruh siklus
menstruasi dan menjadi memburuk sampai saat menopause”.(4)
Kelompok
penyakit ini sering mengganggu ketentraman penderita karena kecemasan akan
keluhan nyerinya. Dari suatu simposium di Southampton, Inggris tahun 1987
dinyatakan : Suatu kondisi yang umum di sebut penyakit fibrokistik peyudara
akan menjadi suatu problem klinis untuk abad yang akan datang. Pada pasien hal
ini akan disebabkan dari perasaan tidak enak serta rasa cemas yang menyertainya
dan mempengaruhi kualitas hidup pasien.(4)
Beberapa
bentuk kelainan fibrokistik mengandung risiko untuk berkembang menjadi
karsinoma payudara, tetapi umunya tidak demikian.(3,4) Bila ada
keraguan terutama bila pada massa tersebut teraba bagian yang konsistensinya
berbeda, perlu dilakukan biopsi. Nyeri yang hebat dan berulang atau pasien yang
khawatir dapat pula menjadi indikasi untuk dilakukan eksisi kelainan tersebut
untuk meyakinkan pasien tersebut. (3)
Tumor
pada jenis kelainan fibrokistik ini umumnya tidak berbatas tegas kecuali kista
soliter. Konsistensi padat kenyal dan dapat pula kistik. Jenis yang padat, kadang-kadang sukar dibedakan dengan kanker payudara
dini. Kelainan ini dapat juga di jumpai pada massa tumor yang nyata, hingga
jaringan payudara teraba padat, permukaan granular. Kelainan ini dipengaruhi
oleh faktor hormonal atau terjadi suatu gangguan keseimbangan hormonal.(5)
Love, Gelmen dan Silen menyatakan bahwa mastodinia atau nyeri
pada payudara bukanlah suatu manifestasi penyakit tetapi lebih mungkin
merupakan suatu respon fisiologis terhadap variasi hormonal yang sesuai dengan
gambaran histologis suatu kelainan fibrokistik (5)
Setelah Love dkk menyatakan hal tersebut, 4 tahun kemudian Vorherr menyatakan Teori Estrogen Predominan yang menyarankan terapi medik untuk
penyakit fibrokistik melalui supresi sekresi estrogen ovarial dengan pemberian
oral kontrasepsi rendah estrogen dan pemakaian siklis progesterone atau
medroksiprogesteron.(5)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Anatomi dan Histologi Mamae
1. Morfologi dan ruang lingkup
Kelenjar mammae wanita dewasa
belum pernah melahirkan berupa benjolan berbentuk kerucut, wanita yang telah menyusui berbentuk
cenderung menurun dan mendatar; kelenjar mamae wanita lanjut usia mengalami
atrofi bertahap.
Mammae merupakan sekumpulan kelenjar
kulit. Batas payudara yang normal terletak antara iga 2 di superior dan iga6 di
inferior, serta antar taut sternokostal di medial dan linea aksilaris anterior
di lateral. Pada bagian lateral atasnya, jaringan kelenjar ini keluar dari
bulatannya kearah aksila; disebut penonjolan Spence atau ekor payudara (
gambar1)
Dua pertiga bagian atas mamae
terletak diatas otot pektoralis mayor, sedangkan sepertiga bagian bawahnya
trerletak diatas otot seratus anterior, otot oblikus eksternus abdominis, dan
otot seratus abdominis.(1,4,9)
2. Struktur kelenjar mamae
Sentrum dari kelenjar mamae
adalah papilla mamae., sekelilingnya terdapat lingkaran areola mamae. Areola
mamae memiliki banyak tonjolan kelenjar aerola, waktu menyusui dapat
menghasilkan sebum yang melicinkan papilla mamae.Kelenjar mamae memiliki 15-20
lobuli, tiap lobules merupakan satu system tubuli lakiferi. Tiap system
lakiferi dapat dibagi menjadi sinus laktiferi, ampula dulktus laktiferi, duktus
laktiferi besar, sedang, kecil, terminal,dan asinus serta bagian lainnya.
Sebagian duktus besar mengarah ke
papila saling beranatomosis. Maka jumlah pori muara duktus laktiferi lebih
sedikit dari jumlah lobuli laktiferi. Dari pori duktus laktiferi hingga sinus
laktiferi dilapisi epitel skuamosa
berlapis, dari distal sinus laktiferi hingga duktus besar di bawah areola
dilapisi sel torak berlapis ganda, selanjutnya berbagai tingkat duktus dilapisi
satu lapisan sel epitel torak, asinus dilapisi satu lapis sel epitel torak atau
kubus. Di antara lobules, terdapat jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper
yang memberi kerangka untuk payudara. (gambar 2).(1,4,9).
Payudara yang matur tersusun
dari tiga jenis jaringan utama, yaitu: (1). Epitel glandula; (2). Stroma
fibrosa dan jaringan penyokong; (3). Lemak. Pada usia muda, jaringan yang
predominan adalah epitel dan stroma, yang pada usia tua akan digantikan oleh
jaringan lemak
Payudara terdiri dari 10 sampai 20 kelenjar keringat apokrin
khusus dan kapsul pelindung terbuat dari stroma khusus yang memfasilitasi siklus
hipertrofi dan penekanan pada komponen kelenjar sekresi. Duktus mamae
mengandung komponen epithelial yang sama seperti kelenjar keringat
apokrin di daerah aksila dan inguinal, meskipun saluran mamae lebih panjang dan
bercabang. Saluran itu dilapisi oleh lapisan sel kuboid rata dengan hubungan
antar sel yang rapat dan memiliki membran luminal khusus untuk mengeluarkan
susu ke daerah puting. Duktus yang berada di daerah lobus mengandung sekitar
12-20 acinar buds pada wanita yang sedang tidak mengalami mastruasi,
dipagari oleh sel-selacinar yang mengeksresikan susu.acinar buds dan salurannya
memiliki lapisan basal berupa myoepitel. Elemen kontraktil dari lapisan
tersebut memfasilitasi aliran susu selama menyusui.
Pada menarche, unit lobular mengalami pertumbuhan siklik dan
regresi di bawah pengaruh kedua estrogen dan progesteron. Selama fase
proliferasi dan sekresi awal dari siklus menstruasi, estrogen merangsang
proliferasi epitel asinar, dan tunas memanjang dan bercabang beberapa kali.
Dengan stimulasi progesteron di bagian yang keluar dari siklus menstruasi,
sel-sel asinar matang untuk kemampuan sekretoris. Dengan menstruasi dan dengan
penarikan progesteron dan estrogen, epitel unit lobular mengalami gelombang
apoptosis danpenekanan cabang asinar. Selama kehamilan, tidak
terjadi regresi, dan aktivitas sekretori dipengaruhi oleh perpanjangan paparan
terhadap progresteron.(3,8)
B.
Definisi
Penyakit fibrokistik atau dikenal juga sebagai mammary
displasia adalah benjolan payudara yang sering dialami oleh sebagian
besar wanita. Benjolan ini harus dibedakan dengan keganasan. Penyakit
fibrokistik pada umumnya terjadi pada wanita berusia 25-50 tahun (>50%). Kelainan
fibrokistik pada payudara adalah kondisi yang ditandai penambahan jaringan
fibrous dan glandular.
C.
Etiologi
Menurut Wilson dalam buku Christoper-Davis yang dikutip
Sarwono (2005:485), ada hubungan antara kadar hormon wanita dalam darah dan
penyakit ini, karena dapat timbul pada binatang percobaan dengan pemberian
hormon estrogen. Sedangkan menurut Kumar dkk (2007:231) beberapa fibroadenoma
mungkin disebabkan hiperplasia fokal dari stroma lobular. Sebagai contoh,
hampir separuh wanita yang menerima cyclosporin A setelah transplantasi ginjal
mengidap fibroadenoma.
D.
Patofisiologi
Neoplasma jinak yang menyerang wanita pada usia reproduktif
yaitu 25-30 tahun ini disebut fibroadenoma mammae. Fibroadenoma merupakan tumor
jinak payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oleh
beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang
berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam
mamary displasia.Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas,
merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di
sekitarnya.Pada gambaran histologis (gambar 5) menunjukkan stroma dengan
proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang
dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.Setelah menupause,
fibroadenoma biasa menjadi mikrokalsifikasi yang dapat terjadi pada tipe
distrofi dan terjadi dalam stroma di celah epitel.
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering
ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oelh beberapa kemungkinan yaitu
akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen
sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mammary displasia.
Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas,
merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di
sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan proliferasi
fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel
dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.
E.
Manifestasi Klinis
Secara klinik tumor ini memiliki
batas yang jelas, dapat timbul soliter atau multipel, mudah digerakkan,
berbentuk licin atau lobulated, sama sekali bebas dari jaringan payudara
sekitarnya, dan tidak berubah-ubah besarnya dengan siklus haid. Puting susu
tidak memperlihatkan ada perubahan dan sama sekali tidak nyeri spontan atau
nyeri tekan.
Fibroadenoma biasanya berdiameter
1 – 5 cm dan biasanya di buang bila diameternya mencapai 2 sampai 4 cm,
meskipun kadang-kadang terjadi bentuk raksasa sampai berdiameter 15 cm (Hacker,
2001:487). Tampilan pada wanita muda biasanya terdapat massa yang teraba sedangkan
pada wanita yang lebih tua ditemukan kepadatan mamografis (lihat gambar A) atau
klasifikasi mamografis. Pertumbuhan tumor dirangsang oleh kehamilan, dan
regresi terjadi pasca menopause (seringkali dengan klasifikasi) (Kumar dkk,
2007:231).
F.
Diagnosis
a.
Pemeriksaan Fisik
Secara klinik, fibroadenoma biasanyabermanifestasi sebagai massa soliter,
diskret, dan mudahdigerakkan, selama tidak terbentuk jaringan fibroblast
disekitar jaringan payudara, dengan diameter kira-kira 1– 3cm, tetapi ukurannya
dapat bertambah sehinggamembentuk nodul dan lobus. Fibroadenoma dapatditemukan
di seluruh bagian payudara, tetapi lokasitersering adalah pada quadran lateral
atas payudara. Tidak terlihat perubahan kontur payudara. Penarikan kulit dan
axillary adenopathy yang signifikan pun tidak ditemukan.
b.
Pemeriksaan Penunjang
DENGAN RADIOLOGIK
a.
MAMMOGRAFI
Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenomadigambarkan sebagai massa berbentuk
bulat atau ovaldengan batas yang halus dan berukuran sekitas 4 – 100 mm.
Fibrodenoma biasanya memiliki densitas yang sama dengan jaringan kelenjar
sekitarnya, tetapi, pada fibroadenoma yang besar, dapat menunjukkan
densitasyang lebih tinggi. Kadang-kadang, tumor terdiri atas gambaran
kalisifikasi yang kasar, yang diduga sebagai infraksi atau involusi. Gambaran
kalsifikasi pada fibroadenoma biasanya di tepi atau di tengah berbentuk bulat,
oval atau berlobus lobus. Pada wanitapostmenopause, komponen fibroglandular
dari fibroadenoma akan berkurang dan hanya meninggalkan gamabaran kalsifikasi
dengan sedikit atau tanpa komponen jaringan ikat.
b.
ULTRASONOGRAPHY
(USG)
Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihatrata, berbatas tegas, berbentuk
bulat, oval atau berupanodul dan lebarnya lebih besar dibandingkan
dengandiameter anteroposteriornya. Internal echogenicnyahomogen dan ditemukan
gambaran dari isoechoic sampaihypoechoic. Gambaran echogenic kapsul yang
tipis,merupakan gambaran khas dari fibroadenoma danmengindikasikan lesi
tersebut jinak. Fibroadenoma tidak memiliki kapsul, gambaran kapsul yang
terlihat padapemeriksaan USG merupakan pseudocapsule yangdisebabkan oleh
penekanan dari jaringan di sekitarnya
c. SCINTIMAMMOGRAPHY
Adalah teknik
pemeriksaan radionuklir dengan menggunakan radiosotop Tc 99 sestamibi.
Pemeriksaan ini mempunyai sensitifitas tinggi untuk menilai aktivitas sel
kanker pada payudara. Selain itu dapat pula mendeteksi lesi multipel dan
keterlibatan KGB regional.
d.
DIAGNOSA PASTI
Diagnosa
pasti hanya dapat ditegakan dengan pemeriksaan histopatologis. Bahan
pemeriksaan dapat diambil dengan beberapa cara, yaitu
- biopsi aspirasi (fine needle biopsy)
- Needle core bipsi dengan jarum
Silverman
- Excisional biopsy dan pemeriksaan
frozen section (potong beku) waktu operasi.
Pemeriksaan potong beku (frozen
section) waktu operasi banyak dilakukan di senter-senter pendidikan. Ketepatan
cukup tinggi 97,65 % dengan tidak ada false positif dan hanya 0,6 % false
negatif.
e.
Diagnosis Banding
·
Fibroadenoma
mamae
·
Carcinoma
mamae
·
Tumor filoides
G.
Penatalaksanaan
Indikasi
operasi untuk tumor jinak payudara adalah jika lesi yang bersifat jinak
memberikan keluhan atau tidak berhasil dengan terapi konservatif.Adapun
kontraindikasi, jika tumor jinak payudara tersebut bukan suatu lesi maligna dan
tidak ada komorbid yang berat. Berbagai jenis tindakan dapat dilakukan
bergantung pada jenis tumor jinak payudara yang didapatkan, antara lain:
Eksisi ‘giant
fribroadenoma’
Fibroadenoma
adalah lesi benigna, biasanya ditemukan pada wanita muda.Lesi-lesi adalah
keras, berbatas tegas dan mobile.Pada palpasi, suatu fibroadenoma dapat
menyerupai biji yang berguling dibawah jari. Pada wanita muda yang dicurigai
dengan suatu fibroadenoma, biopsy eksisi harus dilakukan, jika memungkinkan,
sengan inisiasi periareolar.(20)
Monitoring
dankonservatif, jika
·
Massa kurang
dari 5 cm ± Tidak terdapat tandakeganasan ±40% mengalami regresisecara spontan
Fibroadenektomi
·
Ukuran massa
lebih dari 5 cm
·
Simtomatik
·
Pertumbuhannya
cepat.
·
Kosmetik
·
Permintaan
pasien
·
Efek menekan
·
Memiliki
resiko keganasan
H.
Pencegahan dan Deteksi Dini
·
Faktor-faktor resiko.
·
Pemerikasaan payudara sendiri.
·
Pemeriksaan klinik.
·
Mammografi.
·
Melaporkan tanda dan gejala pada sumber/ahli untuk
mendapat perawatan.
BAB III
KESIMPULAN
Penyakit
fibrokistik merupakan kelainan payudara yang paling sering ditemukan pada
wanita dan biasanya didapatkan pada wanita pada usia dekade 3 – 4. Penyakit
fibrokistik atau dikenal juga sebagai mammary displasia adalah
benjolan payudara yang sering dialami oleh sebagian besar wanita. Pengetahuan
dalam membedakan jenis tumor pada mamae sangat penting bagi wanita mengingat
komplikasi keganasan merupakan komplikasi dengan mortalitas yang tinggi.
Pencegahan
terhadap penyakit dysplasia mamae sangat penting bagi wanita, meliputi
pemeriksaan “SADARI” maupun screening melalui pemeriksaan fisik atau
pemeriksaan penunjang.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Doenges. M. et. all, (1993), Nursing Care Plans
Guidelines for Planning and Documentating Patients Care, Edition 3, F.A. Davis
Company, Philadelphia.
2.
Joyce & Esther, (1997), Medical Surgical Nursing :
Clinical Management for Continuity of Care, Edition 5, W.B. Saunders Company,
Philadelphia.
3.
Robbins & Kumar, (1992), Basic Pathology, Part I
–II, Edition 4, W.B. Saunders Company, Philadelphia.
4.
Shirley E. Otto, (1994), Oncology Nursing, Edition 2,
Mosby – Year Book-Inc, St. Louis Missouri.
No comments:
Post a Comment