DAFTAR ISI
.
KATA
PENGANTAR…………………………………………………......... i
DAFTAR ISI………………………………………………………………… 2
BAB I.
PENDAHULUAN………………………………………................ 3
BAB II. ISI
I. ANATOMI…………………………………………………… 4
II.
PROLAPS PADA ANAK…………………………………… 9
III.
PROLAPS PADA DEWASA ……………………………….. 11
BAB III. KESIMPULAN ……………………………………. 13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 14
BAB
I
PENDAHULUAN
Prodensia atau prolaps rectum yang berupa keluarnya seluruh dinding rectum harus dibedakan dari prolaps mukosa yang dapat terjadi pada hemoroid interna. Kausa prolaps rectum pada orang dewasa pada umunya akibat kurangnya daya tahan jaringan penunjang rectum yang biasanya disertai dengan peninggian tekanan intraabdomen.penunjang rectum terdiri dari mesentrium dorsal, lipatan peritoneum, berbagai fasia, dan m.levator rectum. Bagian puborectum dari m.levator melibatkan rectum sehingga rectum dan anus membentuk sudut tajam. Prolaps rectum pada anak ditemukan sebagai kelainan bawaan atau karena kebiasaan menahan fesesnya. Pada orang dewasa, prolaps kadang dibebabkan oleh cidera m.puborectalis atau paralisis otot panggul.
ISI
BAB II
I.
Anatomi
Kanalis ani berasal dari
invaginasi ektoderm, sedang rektum berasal dari entoderm. Karena perbedaan asal
ini, maka terdapat perbedaan pula pada epitel pelapisnya, vaskularisasinya,
inervasi dan drainase limfatiknya. (Marijata, 2000).
Lumen rektum dilapisi
mukosa glanduler usus sedang kanalis ani dilapisi epitel squamosum
stratifikatum lanjutan kulit luar. Jadi tidak ada mukosa anus. Daerah batas
antara rektum dan kanalis ani disebut Anorectal Junction ditandai oleh
linea pectinea / linea dentata yang terdiri dari sel-sel transisional. Dari
linea ini kearah rectum ada kolumna rectalis (Morgagni), dengan diantaranya
terdapat sinus rectalis yang berakhir di kaudal sebagai valvula rectalis.
Setinggi linea dentata ini ada crypta analis dan muara muara analis.
Panjang kanalis ani kira
kira 4 cm yang dibedakan menjadi anatomical anal canal mulai anal verge
sampai ke linea dentata dan Surgical anal canal untuk kepentingan klinis yang
dimulai dari analverge sampai cincin anorektal yang merupakan batas
paling bawah dari otot puborectalis yang dapat diraba pada waktu RT.
Dasar panggul dibentuk
oleh otot levator ani yang dibentuk oleh otot-otot pubococcygeus, ileococcygeus
dan puborectalis. Otot-otot yang berfungsi mengatur mekanisme kontinensia
adalah :
- Pubo-rektal
merupakan bagian dari otot levator ani
- Sfingter ani
eksternus (otot lurik)
- Sfingter ani
internus (otot polos)
Batas antara spincter
ani eksternus & internus disebut garis Hilton. Muskulus yang menyangga
adalah m. Puborectalis. Otot yang memegang peranan terpenting dalam mengatur
mekanisme kontinensia adalah otot-otot puborektal. Bila m. pubo-rektal tersebut
terputus, dapat mengakibatkan terjadinya inkontinensia.
Muskulus puborektalis
yang merupakan bagian m. levator ani membentuk jerat yang melingkari rektum
sehingga berfungsi sebagai penyangga. Rektum juga ditopang oleh fascia pelvis
parietalis (fascia Waldeyer), ligamentum laterale kanan dan kiri yang ditembus
oleh a/v hemorrhoidales media dan mesorektum. Ligamentum dan mesorektum
memfiksasi rectum ke permukaan anterior sacrum.
Batas-batas kanalis ani,
ke kranial berbatasan dengan rectum disebut ring anorektal, ke kaudal dengan
permukaan kulit disebut garis anorektal, ke lateral dengan fossa
ischiorectalis, ke posterior dengan os koksigeus, ke anterior pada laki-laki
dengan sentral perineum, bulbus urethra dan batas posterior diafragma
urogenital (ligamentum triangulare) sedang pada wanita korpus perineal,
diafragma urogenitalis dan bagian paling bawah dari dinding vagina posterior.
Ring anorektal dibentuk oleh m.puborektalis yang merupakan bagian serabut m.
levator ani mengelilingi bagian bawah anus bersama m. spincter ani ekternus.
Vaskularisasi kanal anal
berasal dari :
- A. Hemorrhoidalis superior , cabang dari a. mesenterika
inferior
- A. Hemorrhoidalis media , cabang dari a. iliaca
eksterna
- A. Hemorrhoidalis inferior , cabang dari a. pudenda
Aliran vena diatas
anorektal junction melalui sistem porta sedang canalis ani langsung ke vena
cava inferior.
- V. Hemorrhoid superior
Berasaldari plexus
venosus hemorrhoidalis internus bermuara ke v.mesenteruca inferior kemudian
ke v.porta
Vena ini tidak mempunyai valvula, sering untuk
penyebaran kanker
- V. Hemorrhoid inferior
Mengalirkan darah dari
v.pudenda interna menuju ke v.iliaca interna bermuara di vena cava. Sering
menimbulkan gejala hemorrhoid.
Aliran limfe dari rektum
mengikuti vasa hemoroidales superior ke lnn mesenterika inferior menuju lnn
para aorta, sedang dari kanalis ani menuju ke lnn inguinalis kemudian lnn
illiaca ekterna dan lnn illiaci kommunis, sehingga bila ada keganasan dan
infeksi dapat menyebar sampai inguinal.
Inervasi kanalis ani
diatur oleh saraf somatik sehingga sangat sensitif terhadap rasa sakit, sedang
rektum oleh saraf viseral sehingga kurang sensitif terhadap rasa sakit. Rektum
diinervasi oleh saraf simpatis dari pleksus mesenterika inferior dan
n.presakralis (hipogastrica) yang berasal dari L2,3,4 dan
saraf parasimpatis dari S2,3,4.
Pemeriksaan Anorektum ( Proktologi )
- Inspeksi & Palpasi
Dideteksi : Fissura ani,
abses perianal, fistel perianal, hemorrhoid, prolaps
- Colok dubur / RT
- Anuskopi untuk melihat kanalis ani dan bagian bawah
rektum sejauh 10 cm
- Proktoskopi : 15 cm
- Proktosigmoideskopi : melihat rektum, colon sigmoid
Posisi pasien pada
pemeriksaan Anorektum :
- Knee chest (menungging)
- Lithotomi
- Sims (miring kekiri dengan paha ditekuk)
II. Prolaps pada anak
Pencetus timbulnya prolaps pada anak yaitu mengedan
pada anak dengan obstipasi kronik atau pada anak dengan diare kronik karena
sindroma malabsorbsi atau kondisi malnutrisi. Anak sehat sering aktif main
sering segan defekasi. Ia selau menahan
defekasi sehingga kalau terpaksa defekasi feses dikeluarkan secara mendadak
dengan tenaga tinggi mengakibatkan mukosa rectum terdorong keluar lubang anus.
Kadang prolaps disebabkan kelainan organic seperti
pada prolaps rectum yang terjadi akibat paresis spingter anus pada meningokel
atau agenesis sacrum, otot dasar panggul hipotonik akibat kurang gizi atau
pascaanoplastik atau rectoplastik pada malformasi anorektal akibat mukosa
rectum yang berlebihan. Pada vesika ektopik, sering ditemukan prolaps dari
rectum karena simfisis pubis terpisah jauh, sedangkan origo otot puborectalis terdapat disitu.
Gejala klinis
Pada umumnya dengan prolaps recti memempunyai
susunan anatomi yang normal. Mukosa rectum keluar saat defekasi, dan masuk
kembali saat tanpa menimbulkan rasa nyeri. Kadang diperlukan dorongan tangan.
Pada sebagian pasien, mukosa yang prolaps tersebut tidak dapat kembali walau
didorong. Hal ini akan menimbulkan udem, nyeri, dan acapkali berdarah
Diagnosis banding
Pada rectum prolaps atau ujung distal dari
invaginasi dapat menonjol keluar anus. Keadaan ini dapat dibedakan dari prolaps rectum dengan memasukan jari diantara
dinding anus yang keluar dengan cincin anus tempat adanya rongga yang dalam.
Terapi
Diberikan pelunak feses beberapa minggu agar tekanan
mengedan berkurang. Cara defekasi sebaiknya duduk, tidak jongkok untuk mengurangi
tekanan pada waktu mengedan. Perbaikan keaadan umum dan nutrisi merupakan dasar
pengobatan. Bila perlu tindakan bedah * yang jarang diperlukan), dapat dilakukan cara thiersch yaitu jahitan
melingkar subkutan pada sfingter eksterna dua rangkap.
III. Prolaps rectum pada dewasa
Pada permulaan, prolaps masih keci, tetapi bila
tambah besar makin sukar untuk melakukan reposisi. Prolaps tambah berat karena
udem, sehingga makin besar dan sama sekali tidak dapat dimasukan kembal karena
rangsangan dan bendungan mucus serta keluarnya darah. Sfinfter anus menjadi
longgar dan hipotonik sehingga terjadi inkontinensia feses.
Pada pemeriksaan stadium permulaan terdapat
penonjolan dengan lipatan mukosa konsentrik. Pemeriksaan harus dilengkapi
dengan endoskopi dan atau foto rontgen kolon untuk menyingkirkan penyakit kolon
kausal dan pemeriksaan untuk kausa neurologic.
Diagnosis
prolaps rectum
- Penonjolan rectum
dari anus
- Inkontinensia
tinja parsial atau total
- Pengeluaran mucus
Diagnosis banding
Pada prolaps mukosa, lipatan mukosa menunjukan
gambaran radier. Kadang ada prolaps polip yang bertangkai atau papil rectum
yang hipertropik.
Tatalaksana
Pada orang dewasa muda dan anak diberikan diit
berserat untuk memperlancar defekasi. Kadang dianjurkan untuk latihan otot
dasar dinding panggul. Penanganan bedah untuk orang dewasa dan orang tua dapat
dilakukan melalui laparotomi atau melalui perineum. Pada operasi thiers
dipasang pita dari bahan sintetik atau benda lain subkutan disekitar anus dan diikat
sehingga menyebabkan konstriksi anus yang mencegah prolaps. Keuntungannya ialah
oprasinya ringan, tetapi terdapat penyulit impaksi feses, infeksi, dan erosi
pita kedalam rectum.
Rektopeksia yang dilakukan melalui laparotomi bukan
merupakan oprasi yang ringan. Rectum dimobilisasi dari panggul dan dilepaskan
dan dilepaskan dari jaringan sekitarnya, kemudian ditarik keatas dan difiksasi
kedalam sacrum. Fiksasi rectum atau retropeksi ini dapat dilakukan oleh bahan
Teflon jahitan mersilen. Kadang dilakukan sigmoidektomi dan kolon desendens
dianastomosis dengan sisa rectum.
BAB III
KESIMPULAN
Prolaps rectum yaitu berupa keluarnya seluruh
dinding rectum. Kausa prolaps rectum pada orang dewasa pada umunya akibat
kurangnya daya tahan jaringan penunjang rectum yang biasanya disertai dengan
peninggian tekanan intraabdomen. Prolap rectum kecil biasanya tidak menimbulkan
gejala, tetapi bila tambah besar makin sukar untuk melakukan reposis. Diagnosis
dari prolaps recti yaitu penonjolan
rectum dari anus, Inkontinensia tinja parsial atau total, dan pengeluaran mucus.
Penanganan bedah untuk orang dewasa dan orang tua dapat dilakukan melalui
laparotomi atau melalui perineum. Adapun tekhnik operasinya yaitu thiers dipasang pita dari bahan sintetik
atau benda lain subkutan disekitar anus dan diikat sehingga menyebabkan
konstriksi anus yang mencegah prolaps.
Saran bagi penderita yaitu diit berserat untuk
memperlancar defekasi. Kadang dianjurkan untuk latihan otot dasar dinding
panggul.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Grace
P, Borley N. At a Glance Ilmu Bedah.
Edisi ketiga.Jakarta : Erlangga.2006.115
2. Samsuhidajat
R, De Jong W. Buku ajar Ilmu bedah Edisi
2. Jakarta : EGC.2004.678-679
3. Schwartz,
Shires, Spencer. Intisari Prinsip-Prinsip
Ilmu Bedah, Edisi 6. Jakarta : EGC.2000.424
4. Sabiston,
David C. Buku Ajar Bedah bagian 2.
Jakarta: EGC 1994.64
5. Doherty,
M Gerard. Current Surgical Diagnosis and
Treatment, Ed 12, USA: The McGraw-Hill Companies Inc. 2006.705-707
7. http://en.wikipedia.org/wiki/Prolapse
No comments:
Post a Comment