Tetanus Toksoid
Definisi
Imunisasi
Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya
pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin
Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian
dimurnikan. Toksoid tetanus adalah preparat toksin tetanus yang diinaktifkan
dengan formaldehid dan diadsorbsi pada garam aluminium untuk meningkatkan
antigenesitasinya.
Imunisasi
tetanus toxoid menghadapkan individu untuk sejumlah kecil bakteri yang
menyebabkan tubuh untuk mengembangkan kekebalan terhadap penyakit. Tetanus
adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang tinggal di tanah, debu, barang berkarat,
kotoran hewan, dsb.
Manfaat Imunisasi TT pada ibu hamil
a. Melindungi ibu terhadap kemungkinan
tetanus apabila terluka. Dan TT juga merangsang pembentukan antitoksin untuk
menetralkan toksin tetanus. Antitoksin yang melewati plasenta ke janin pasca
imunisasi aktif pada ibu dapat mencegah kejadian tetanus neonatorum
b. Melindungi bayinya yang baru lahir
dari tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang
terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang
mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat.
Kedua manfaat tersebut adalah cara
untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu
eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum.
Indikasi
pemberian Tetanus Toksoid
Pada dasarnya siapa saja dapat terkena
penyakit tetanus. Tetapi yang paling rentan adalah bayi baru lahir dan ibu yang
melahirkan. Oleh karena itu, kelompok ini menjadi perhatian utama pencegahan
penyakit tetanus.
Jumlah dan dosis pemberian imunisasi
TT untuk ibu hamil
Imunisasi
TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali dengan dosis 0,5 cc di injeksikan
intramuskuler/subkutan dalam larutan garam fisiologis (0,95%). TT
adalah vaksin yang sangat efektif, presentasi kegagalannya sangat kecil.
Efektivitas dua dosis TT selama hamil dalam mencegah tetanus neonatorum
berkisar antara 80-100 %.
Umur kehamilan mendapat imunisasi TT
Imunisasi TT sebaiknya diberikan
sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT1 dapat
diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya diberikan pada
kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan. Jarak pemberian imunisasi TT1
dan TT2. Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4
minggu.
Bila kebanyakan wanita usia subur belum diimunisasi tetanus
pada masa bayi atau remaja maka harus diimplementasikan jadwal imunisasi TT 5
dosis untuk semua wanita usia subur. Jadwal imunisasi TT ini harus meliputi
dosis pertama pada kontak pertama, dosis kedua sekurang-kurangnya 4 minggu
setelah dosis pertama dan dosis ketiga 6-12 bulan berikutnya. Tingkat proteksi
setelah dosis kedua sekitar 80-90 % sedangkan setelah dosis ketiga 95-98 %. Perlindungan
ini dapat
berlangsung sampai sekitar 5 tahun.
Bila diberikan dosis keempat dan
kelima, imunitas dapat menetap sampai masing-masing 10-20 tahun atau selama
masa reproduksi. Dosis keempat diberikan sekurang-kurangnya satu tahun setelah
dosis ketiga, begitu juga dengan dosis kelima, satu tahun setelah dosis
keempat.
Antigen
TT 1
TT2
TT3
TT4
TT5
|
Selang waktu minimal
|
Lama perlindungan
|
Persentase Perlindungan
|
Saat pertama kali periksa hamil
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
|
4
minggu setelah TT1
|
3
tahun
|
80
|
|
6 minggu setelah TT2
|
5 tahun
|
95
|
|
1
tahunsetelah TT3
|
10
tahun
|
99
|
|
1 tahun setelah TT4
|
25 tahun / seumur hidup
|
99
|
Efek samping imunisasi TT
Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri,
kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan. TT adalah antigen yang sangat
aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu
hamil mendapatkan imunisasi TT. Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini
akan sembuh sendiri dan tidak perlukan tindakan/pengobatan. Hati-hati pada
penderita yang mengalami trombositopenia atau gangguan koagulasi lainnya.
Kontraindikasi imunisasi TT
1. Wabah poliomyelitis
2. Riwayat Guillain-Barré syndrome
3. Hipersensitivitas
4. Memiliki HIV atau AIDS atau penyakit
lain yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
5. Menggunakan obat yang mempengaruhi
sistem kekebalan tubuh (misalnya steroid, obat anti-penolakan)
6. Menderita kanker
7. Menerima pengobatan kanker dengan
sinar-x, radiasi, atau obat.
DAFTAR PUSTAKA
1. BKKBN., 2005. Kartu Informasi
KHIBA (Kelangsungan Hidup Ibu Bayi, dan Anak Balita).
2. Chin, James., Kandun, I Nyoman.,
2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Available at www.ppmplp.depkes.go.id
3. Depkes RI., 2005. Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1059/MENKES/SK/IX/2004 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi
4. Ditjen PPM-PL Depkes RI., 2000. Modul
Latihan Petugas Imunisasi edisi ketujuh.
5. Idanati, Rukna., 2005. TT
Pregnancy. Available at www.adln.lib.unair.ac.id
6. Saifuddin, Abdul Bari., Andriaansz,
Geoege., Wiknjosastro, Gulardi Hanifa., Waspodo, Djoko., 2001. Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. JNPKKR-POGI dan Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
7. www.catatandokter.com
8. www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com
9. www.putriazka.wordpress.com/2005/04/20/imunisasi-tt-tetanus-toxoid-pada-ibu-hamil-bumil
No comments:
Post a Comment